• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Andy F. Noya: "Kalau Kita Tidak Membaca, Kita Bisa Kembali Terjajah"

kangnulisAvatar border
TS
kangnulis
Andy F. Noya: "Kalau Kita Tidak Membaca, Kita Bisa Kembali Terjajah"


Buku bagi Andy F. Noya sangat berarti. Buku telah membuka pikiran Andy F. Noya kecil, kalau dunia begitu luas dan banyak ilmu pengetahuan yang bisa didapat.

Saat usia anak-anak, Andy F. Noya mengaku senang sekali membaca komik. Ketika masa itu, komik dianggap sebagai gangguan anak kecil untuk belajar, justru Ibunya memperbolehkannya. Hal itu yang kini disadari Andy F. Noya saat ini, bahwa ibunya ingin mendorong minat bacanya sedari kecil.

"Sejak kecil ketika ekonomi pas-pasan, ibu saya berlangganan koran, majalah, dan membolehkan saya membaca komik. Meski pada tahun itu membaca komik itu dilarang untuk anak-anak, karena menganggap hal itu mengganggu belajar. Namun demikian sekarang saya menyadari bahwa ibu saya ingin mendorong minat baca anaknya. Saat itu, saya diperbolehkan membaca komik di akhir pekan oleh ibu saya."

Lalu, suatu hari gurunya di SD Sang Timur Malang, Ibu Anna, pertama kali menemukan bakat Andy Noya sebagai wartawan. Beliau masih ingat apa yang dikatakan Bu Anna "Andy Noya, kamu kalau besar nanti jadi wartawan."

Kata-kata tersebut yang mengawali Andy F. Noya untuk bercita-cita menjadi seorang wartawan.
Ketika, Andy Noya sudah menjadi wartawan, dia merasa ingin melakukan hal yang lebih dari sekedar menulis. Andy Noya ingin berbuat sesuatu untuk masyarakat.

"Saya merasakan betul dampak dari sebuah buku. Saat dewasa saya menjadi jurnalis, ada satu buku yang menarik "Who Move My Cheese", tentang kurcaci yg berada di satu posisi yang nyaman, kemudian satu temannya lagi mengatakan kita gak boleh berada di comfort zone, harus move on.

"Itu yang mendorong saya untuk berpikir 'saya tidak boleh hanya jadi jurnalis'. Sehingga saya bisa lebih bermanfaat, sebagai jurnalis juga bermanfaat dengan memberikan informasi. Tapi saya ingin lebih bermanfaat, harus mencari arti yang lebih, karena itu saya terjun ke masalah-masalah sosial, bikin yayasan, termasuk di dalamnya bikin Kick Andy Foundation. Saya dan istri pun juga membangun yayasan Rama-rama". Yayasan Rama Rama adalah kegiatan sosial yang membangun taman baca untuk masyarakat.

Duta Baca Indonesia tahun 2010-2015 ini juga menyampaikan pandangannya mengenai akibat yang akan terjadi bila penduduk Indonesia tidak suka membaca.

"Betapa kita saat ini tertinggal jauh oleh bangsa-bangsa di dunia." ungkap pemilik acara Kick Andy ini.

"Kita lihat sekarang banyak sekali orang-orang asing yang bekerja di Indonesia, bekerja di bidang yang sebenarnya kita bisa, tetapi mereka pada tingkat yang lebih, karena informasi yang mereka dapatkan itu lebih dulu dari kita. Lebih banyak dari kita, jadi artinya mereka lebih pintar dari kita dan mengisi posisi-posisi penting pada perusahaan. Kalau kita tidak membaca, kita bisa kembali terjajah." lanjut Andy F Noya.



Andy Noya mengakui minat baca kita itu tinggi sekali. Sejak Ia menjadi Duta Baca, Ia bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional membagi-bagikan buku ke daerah-daerah. Ia mengatakan “Saya menyaksikan sendiri bagaimana kami membagikan buku, buka buku, itu anak-anak begitu gembira, begitu bahagia melihat buku-buku.”

“Bila ukurannya minat baca di Indonesia, itu luar biasa menurut saya. Masalahnya anak-anak di pelosok-pelosok terjauh, terluar, dan termiskin, ini tidak bisa mendapatkan akses ke buku-buku bermutu.”

Andy F. Noya menekankan, masalah akses buku ke seluruh Indonesia ini bukan hanya masalah pemerintah, tapi masalah kita semua. Oleh karena itu, Andy F. Noya mengajak kita untuk berbagi buku ke daerah-daerah melalui gerakan donasi buku seperti gerakan Buku untuk Indonesia.

“Untuk generasi muda di pedesaan, di kampung-kampung, di daerah terluar, termiskin di Indonesia, maka bukan kita hanya bertumpu pada pemerintah, kita semua punya peran, termasuk melalui gerakan Buku untuk Indonesia.yang digagas oleh BCA.”

Pria yang berdarah Ambon, Jawa, Belanda, dan Portugis ini juga memperingatkan, “Sekarang eranya bukan lagi penjajahan fisik”, Andy Noya menekankan bahwa saat ini orang-orang dari berbagai negara masuk ke Indonesia dan bekerja pada level yang seharusnya kita bisa. “Kita tiba-tiba melihat bahwa kita dijajah oleh bangsa lain dalam konteks ekonomi. Kalau saja kita lebih pintar maka harusnya kita yang memimpin perusahaan-perusahaan asing di negeri kita,” ujarnya.

“Itu yang saya bilang harusnya tidak terjadi kalau saja persoalan baca dan ilmu pengetahuan ini sudah selesai dari dulu.”

Andy F Noya mengajak kita untuk mempertanyakan diri sendiri, “Apa peran yang bisa kita mainkan dalam hidup kita yang singkat?

“Salah satunya dengan berbagi melalui gerakan Buku untuk Indonesia.

Diubah oleh kangnulis 17-07-2017 06:10
0
25.1K
213
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.