sebelasebelasAvatar border
TS
sebelasebelas
Kegagalan Modern Group Mereposisi Fuji Film Menjadi 7-Eleven
Sejak tahun 1971, PT Modern International Tbk sudah menjadi distributor resmi Fuji Photo Film Co. Ltd, sebuah perusahaan produsen kamera dan perlengkapan fotografi di Jepang.

Tahun 1988, Modern mendirikan Fuji Image Plaza, gerai foto yang kemudian menjamur di kota-kota. Namun, memasuki tahun 2000-an, ketika teknologi kamera mulai masuk ke digital dan ponsel berkamera semakin banyak dipakai, bisnis fotografi milik Modern ini mulai lesu. 

Untuk mereposisi bisnis Fuji Film yang semakin lunglai, Modern melakukan pendekatan ke 7-Eleven Inc—perusahaan ritel waralaba asal Amerika. Setelah melalui proses panjang dan sempat ditolak oleh pihak 7-Eleven, pada 2008, kedua pihak akhirnya menandatangani perjanjian waralaba atau Master Franchise Agreement.

Sejak penandatanganan perjanjian, Modern mendapat hak dan lisensi untuk mengembangkan dan mengoperasikan gerai 7-Eleven di Indonesia selama 20 tahun dengan masa perpanjangan 10 tahun. Operasional 7-Eleven di Indonesia tak langsung dikelola PT Modern International Tbk., melainkan melalui anak usahanya PT Modern Sevel Indonesia. Gerai-gerai Fuji Image Plaza disulap menjadi gerai 7-Eleven. 

Sevel tak dikenai pajak peritel, tetapi pajak restoran. Itu karena ia berfungsi sebagai restoran, bukan toko kelontong tempat orang-orang membeli kebutuhan lalu pulang. Harga barang-barang di Sevel juga sedikit lebih mahal dari beberapa peritel. Tetapi Sevel menyediakan kursi dan meja, tempat pelanggannya bisa duduk berlama-lama. 

Tunggakan pajak dan omzet yang terus menurun membuat Sevel terpaksa menutup beberapa gerainya sampai pada akhirnya, ia harus menutup semua gerainya. Mulai tanggal 30 Juni, tak satu pun gerai Sevel di Indonesia beroperasi. 

Ketika Modern Group gagal mereposisi bisnis fotografi dengan bisnis ritelnya, di Jepang,Fujifilm berhasil membuka lini bisnis baru di bidang kosmetik dengan merek Astalift. Perusahaan kamera dan fotografi itu meluncurkan bisnis perawatan kulitnya pada 2006. 

Bagi Fujifilm saat ini, segmen kosmetik menjadi yang paling menguntungkan. Setiap tahunnya, ia menyumbang pendapatan sekitar $3,4 miliar atau setara Rp45 triliun ke total pendapatan Fujifilm. Sayangnya, Modern tak seberuntung dan sejeli Fujifilm dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi dan regulasi. Bisnis film yang ditukar dengan Sevel ternyata berujung pada kegagalan. 

...

Banyak pelajaran berharga nih, intinya bisnis itu susah.. minimarket tp pajak restoran, ya berat deh..

Sumber: tirto.com
Diubah oleh sebelasebelas 06-07-2017 03:47
0
20.5K
96
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.