KASKUS.HQAvatar border
TS
KASKUS.HQ
3 Pustakawan Keliling Yang Menginspirasi
Buku adalah gudang ilmu dan jendela dunia. Pentingnya buku bagi masa depan sangat disadari oleh semua kalangan, dari pemimpin negara, pendidik, bahkan rakyat jelata. Sebagian masyarakat ada yang juga rela menyisihkan uangnya untuk membeli buku, membacanya, kemudian meminjamkannya ke orang lain bahkan hingga membuat perpustakaan.

Diantaranya adalah Abah Uju seorang pustakawan keliling di Purwakarta, Pak Sutino supir bemo di Jakarta, dan Fauzi penjual jamu keliling di Sidoarjo. Ketiganya memiliki persamaan, yaitu sama-sama membuka fasilitas membaca semampu mereka. Cekidot Gan!

1. Abah Uju dan ‘Ontel Pustaka’-nya


Foto: Merdeka

Berawal dari hobi mengendarai sepeda ontel kemana-mana, Abah Uju kemudian berkeliling sepeda sambil membawa buku untuk dibaca oleh masyarakat terutama anak-anak. Abah Uju berkeliling dari satu desa ke desa lain di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat.

Abah Uju adalah seorang pensiunan BUMN yang menjalani rutinitas membawa “Ontel Pustaka” miliknya sejak tahun 1988. Dia melakukannya setelah bekerja sebagai mandor sadap getah karet.

“Setelah abah pensiun, setiap pagi sudah bisa berkeliling. Dulu abah baru bisa keliling bawa sepeda dan buku dari jam 2 siang sampai jam 5 sore. Sehari biasanya bisa sampai ke 10 desa,” kata Abah Uju, di Purwakarta, Jumat 5 Agustus 2016.

Ia prihatin terhadap minat baca masyarakat terutama anak-anak, dan menurutnya hal itu harus didukung dengan penyediaan buku. Sayangnya, saat ini penyediaan buku masih kurang.

Seringkali Ia kehilangan banyak buku karena masyarakat yang meminjam urung mengembalikan.

“Abah mah ikhlas saja karena yang terpenting tujuan abah untuk menjadikan masyarakat gemar membaca dapat tercapai. Pembaca buku-buku yang Abah bawa dapat mencapai 560 orang dengan satu koordinator di masing-masing desa,” ujar Abah Uju.


Foto: detikNews

Seiring dengan koleksi buku yang bertambah, pada tahun 2008 Abah Uju membangun perpustakaan mini. Hasil jerih payah Abah Uju tersebut mendapat perhatian pemerintah maupun swasta, bahkan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pernah memberangkatkan Abah Uju umrah ke Tanah Suci Mekkah.

“Mulai banyak perhatian berupa sumbangan buku. Lalu Abah buat ruangan di rumah Abah menjadi perpustakaan mini. Pemerintah, swasta, mahasiswa bahkan masyarakat banyak yang menyumbang buku. Koleksi buku dan majalah milik abah sekarang sudah mencapai 15.438 buku,” ungkap pria yang mampu membuat suling bambu ini.

Atas dedikasinya itu, Abah Uju diangkat dan dijadikan pegawai Pemerintah Kabupaten Purwakarta sebagai Tenaga Harian Lepas atau THL dengan honor Rp 2,5 juta per bulan.

Malah, Bupati Dedi memberikan tugas tambahan meminta diajarkan cara pembuatan suling bambu di Pendopo Purwakarta.
Pemerintah Kabupaten Purwakartapun juga akan membangun ‘Saung Baca’. Seluruh pegawai juga diimbau agar memberikan sumbangan berupa buku atau majalah untuk menambah literatur di ‘Saung Baca’ yang akan dikelola oleh Abah Uju.

Kemudian, di bulan Februari tahun 2017 ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta mencanangkan progam Purwakarta Membaca yang terinpirasi oleh sosok Abah Uju. Program tersebut melibatkan sejumlah perangkat desa di seluruh Kabupaten Purwakarta untuk menjadi petugas Perpustakaan keliling.


2. Sutino, Supir Bemo yang Buka Perpustakaan Keliling


Foto: Detik

Sutino atau yang akrab disapa Pak Kinong, sudah menjadi supir bemo sejak tahun 1976. Kini di sela-sela kegiatannya, Sutino sering berkeliling membawa buku ke kampung-kampung. Bemonya dimodifikasi sederhana sehingga menjadi perpustakaan keliling.

Pak Kinong yang tinggal di Karet ini, biasanya berputar di sekitar Tanah Abang dan Karet, Jakarta Pusat. Dia biasanya mencari penumpang dari pagi hingga pukul 08.30 WIB. Kemudian setelah itu dia pulang dan mengendarai bemo ungu yang telah dimodifikasi jadi perpustakaan keliling.

Hingga pukul 13.00 WIB, Sutino menawarkan buku-buku yang dibacanya untuk dibaca oleh anak-anak dan masyarakat umum.


Foto: Varia

Tak disangka, aksi nyata Sutino membuatnya diundang datang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo. Bahkan, Sutino pun mendapatkan satu buah tas berisi buku dari Jokowi. Pemberian ini melengkapi koleksi buku yang dipunyainya yang biasa didapatkannya juga dari masyarakat.

Tak hanya membuka perpustakaan keliling. Sutino juga sering membuka layar tancap keliling yang biasa dibukanya pada akhir minggu.

3. Fauzi, dari Jual Jamu Sambil Bawa Buku Hingga Bangun Rumah Baca


Foto: KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO

“Sak Iki Jamane Moco”, begitulah yang tertulis di keranjang kayu pada motor Muhammad Fauzi. Muhammad Fauzi tidak hanya menjual jamu untuk kesehatan tubuh, tetapi juga menyewakan buku.

Sehari-hari, Fauzi berprofesi sebagai penjual jamu keliling sambil membawa buku-buku. Pria yang akrab dipanggil Fauzi Baim ini bisa ditemui hampir setiap pagi di Jalan Gatot Subroto, Desa Karangbong, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Biasanya dia berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi dan mangkal di depan pabrik hingga jam 8 pagi. Setelah pekerja masuk, Fauzi kembali berkeliling untuk menjual jamunya.

Kesulitan mendapatkan buku ketika dia masih kecil, membuatnya tergerak untuk meningkatkan literasi dengan perpustakaan keliling ini. Kecintaannya terhadap buku bermula sejak ia belajar di pondok pesantren setamat Ia SMP.

Meski ia lahir dari keluarga besar yang miskin, keinginannya belajar sungguh tinggi. Setelah lulus SMP, Fauzi bersikeras ingin belajar di pondok pesantren meski ibunya mendorongnya untuk masuk ke sekolah formal. Remaja itu memberontak dan akhirnya pergi ke Banyuwangi dan belajar di Pondok Pesantren Bustanul Arifin.

Namun, bencana menimpa keluarganya. Rumah mereka terkubur luapan lumpur Lapindo. Setelah mendapat ganti rugi, Fauzi tinggal di Desa Sukorejo, Buduran, Sidoarjo. Bersama istrinya, Fauzi tinggal di rumah seluas 26 meter x 6 meter.

”Kesulitan masa kecil yang mendorong saya menggerakkan literasi,” ujarnya. Semasa kecil, ia sangat kesulitan memperoleh buku karena harganya tidak terjangkau. Ia yakin, kondisi yang sama dialami sebagian masyarakat saat ini. Padahal, buku menjadi senjata utama bagi masyarakat untuk bangkit dari kemiskinan.

Maka, mulai 2011, ia membangun perpustakaan di bangunan bekas poliklinik desa di samping rumahnya. Perpustakaan itu ia namai Perpustakaan Taman Ilmu Masyarakat. Sebagian buku, terutama buku anak, disimpan di ruang tamu rumahnya yang sudah beralih fungsi menjadi perpustakaan. Modal awalnya adalah buku-buku yang ia kumpulkan selama mondok di pesantren.

Setelah itu, ia rutin membeli buku-buku bekas di Pasar Porong. Setiap dua minggu sekali, ia menghabiskan hingga Rp 200.000 untuk membeli buku. Kini, telah terkumpul sekitar 7.000 buku dan lebih dari 4 ribu buku di antaranya sudah diberi label sesuai standar umum perpustakaan.

Pada 2013, Fauzi mulai membawa buku-bukunya berkeliling sambil jualan jamu. ”Tidak semua orang bisa datang ke perpustakaan. Makanya, saya yang mendatangi mereka,” katanya.

Di tahun 2016, Fauzi membuka sekolah gratis di rumahnya untuk anak-anak usia PAUD, TK, dan SD di bawah naungan Yayasan Bustanul Hikmah Sukorejo. Yayasan itu didirikan Fauzi dan disahkan notaris pada Maret 2016.


Foto: Kompas

Ketiga tokoh ini membawa misi mulia, yaitu ingin generasi penerus semakin suka membaca buku. Mereka ingin mendukung minat baca anak-anak dengan berkeliling menjajakan buku yang mereka sewakan. Ternyata masih banyak orang baik di negara kita ya Gan. Agan juga bisa jadi salah satunya lho.

Berkaca dari misi mulia mereka, ada kontribusi yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan minat baca di Indonesia. Salah satu caranya dengan berdonasi melalui Gerakan #BukuUntukIndonesia. Gerakan yang dipersembahkan oleh BCA ini, akan membagikan ribuan buku gratis ke sejumlah perpustakaan sekolah yang membutuhkan di wilayah Indonesia.

Transaksi donasi yang bekerjasama dengan Blibli.com, akan memudahkan Agan memberikan donasi. Agan bisa berpartisipasi dengan pilihan paket donasi mulai dari Rp 100.000 – Rp 1.000.000,-. Bagi Agan yang sudah berdonasi, ada kaus apresiasi BCA yang akan Agan dapatkan.

Yuk sisihkan rezeki kita untuk anak-anak Indonesia.

Mulai donasi #BukuUntukIndonesia di Sini!



Spoiler for Sumber:


Diubah oleh KASKUS.HQ 22-05-2017 06:45
0
24K
242
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.