komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
BALI DAN NUSA TENGGARA JUGA PUNYA SUNRISE YANG MEMANJAKAN MATA


Bali dan Nusa Tenggara sudah tak bisa dielakkan lagi sebagai salah satu kepulauan tujuan wisata yang dimiliki Indonesia. Kepulauan di sisi Tenggara Indonesia ini memang memiliki nilai-nilai eksotismenya tersendiri yang tak hanya berupa anugerah alam tetapi juga didukung dengan nilai budaya yang masih kental terasa.

Keindahan dan pesona Bali serta Nusa Tenggara sejatinya bisa dinikmati sepanjang waktu, namun akan semakin spesial lagi ketika kalian menyempatkan menikmatinya kala waktu-waktu spesial seperti saat mentari baru saja mulai terbit, mentari akan kembali ke peraduan, ataupun saat terang bulan. Dan kali ini kita akan membahas tentang pesona Bali dan Nusa Tenggara ketika Fajar atau sunrise. Saat dimana cahaya mulai merasuk secara perlahan dan memberikan warna khas bagi alam yang akan memanjakan mata siapa saja yang menyaksikannya. Dimana dan seperti apa saja sunrise-sunrise pilihan yang akan kita bahas?


1. Silahkan Jatuh Hati dengan Sunrise-nya Pantai Atuh di Nusa Penida

via indonesia.tripcanvas.co

Kalau menyaksikan sunrise di Pantai Sanur sudah begitu terkenal, maka tahukah kalian kalau Bali juga punya lokasi lain yang juga indah kala sunrise tiba, bahkan mungkin membuatmu jatuh hati. Pernah mendengar nama Pantai Atuh? Mungkin sebagian kita belum banyak tahu dengan pantai yang berada di Nusa Penida, sebuah pulau wisata di tenggara Bali.

Meskipun berada di sebuah pulau bernama Nusa Penida yang juga cukup populer sebagai lokasi wisata, namun untuk menuju Pantai Atuh kalian harus mengeluarkan kesabaran dan perjuangan ekstra alias tidak semudah yang kalian bayangkan. Ya, pantai yang sekarang masih bisa dikatakan sebagai hidden beach ini memang masih sangat asri dan belum dikenal secara luas oleh wisatawan.

Beralamatkan di Banjar Pelilit, Desa Pejukutan, untuk menuju Pantai Atuh, pengunjung harus menuju arah Timur sekitar 15 km ke Banjar Pelilit lalu perjalanan belum berakhir karena masih harus berjalan kaki melewati perkebunan, tebing-tebing yang curam dan tegalan, untuk itu kalian harus berhati-hati dan dalam kondisi prima.

Namun dari kesemua halang rintang tersebut, kalian sudah akan dimanjakan semenjak dalam perjalanan. Dari atas perbukitan, akan nampak bebatuan besar dengan bentuk yang unik berpadu dengan birunya laut dan ombaknya. Bentukan lanskap alami ini nampak sangat indah dan eksotis untuk disaksikan dan jangan lupa mengabadikannya dalam kamera. Tak cukup disitu, teruslah berjalan turun menuju pantai karena hamparan pasir putih akan menyambut. Apalagi karena masih belum banyak yang tahu menjadikan pantainya sangat sepi, bisa-bisa hanya kalian yang ada sehingga seolah berada di pantai pribadi.

Untuk dapat menyaksikan sunrisenya yang menawan itu, maka kalian bisa pergi dari malam sebelumnya dan menginap di desa. Fajarnya barulah menuju pantai baik itu melihatnya dari atas perbukitan ataupun turun langsung. Semuanya akan menjanjikan keindahan yang khas nan memukau mata.


2. Kau Akan Mabuk Kepayang dengan Pesonanya Sunrise Pantai Lailiang di Sumba Barat


Jika bicara Sumba maka akan terbayang nuansa alam khas perbukitan nusa tenggara. Salah satu pulau utama di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini juga menjadi salah satu target wisata bagi pelancong yang menuju NTT seperti ke Pulau Komodo dan Labuan Bajo. Kondisi alam yang berpadu dengan keunikan arsitektur rumah adatnya menjadikan Sumba memiliki identitas tersendiri.

Nah, kalau kalian berkesempatan menyambangi Sumba, sempatkan pula bekunjung ke Pantai Lailiang yang berada di desa Baliloku, Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat. Pantai berpasir putih ini memiliki keindahan panoramanya sendiri karena merupakan perpaduan antara karang, tebing, pasir, pepohonan hijau, dan birunya lautan.

Meskipun pantai ini masih terbilang sepi dan belum banyak dikunjungi, namun jalan menuju lokasi sudah cukup baik dan aman. Pemandangan alam berupa persawahan dan padang rumput nan menghijau selama perjalanan juga akan tersuguh manis.

Kesempuranaan pantai ini akan semakin lengkap ketika kalian menyaksikan sunrisenya. Ketika fajar, mentari yang hadir dari balik sebuah tanjung kecil nampak dramatis dan eksotis. Kalian bisa menikmatinya dari pantai ataupun dari bukit di atasnya. Keduanya sama-sama menjanjikan pesona terbaik.


3. Bukan Hanya Tentang Si Kadal Raksasa, Pulau Komodo Juga Punya Sunrise yang Menarik

via mostbeautifulscenery.blogspot.co.id

Siapa tak kenal Pulau Komodo, pulau yang berhasil masuk dalam jajaran 7 Keajaiban Alam Dunia ini semakin hari semakin naik daun dan menyedot perhatian dunia. Keunikan utama yang dimiliki pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini tentunya ialah karena sebagai habitat asli dari hewan purba yang masih hidup hingga saat ini atau dikenal juga sebagai Kadal Raksasa, Komodo.

Kekhasan lain dari daratan NTT ialah perbukitan berlekuk-lekuk dengan hamparan padang rumputnya, termasuk di Pulau Komodo. Kondisi alam inilah yang juga akhirnya membuat NTT atau gugusan Kepulauan Sunda Kecil ini menarik perhatian dari setiap sisinya.

Ketika sudah menginjakkan kaki di Pulau Komodo, maka wajib hukumnya mendaki ke perbukitan yang ada. Bagaimana tidak, pemandangan khas yang dijanjikan akan membuatmu berdecak kagum bahkan mungkin tak bisa lagi berkata-kata. Lekukan alam perbukitan dengan hamparan padang rumput dengan gugusan kepulauan disebrangnya adalah mahakarya yang tak tertandingi.

Dari atas perbukitan itupulalah kalian bisa menyaksikan sunrise yang memukau miliki Pulau Komodo. Seolah tanpa halang, pandangan kalian akan langsung tertuju bebas ke ufuk timur bertemankan suasana alam savana. Ketika matahari mulai menampakkan diri, semburat cahayanya akan merasuk perlahan dan mengisi tiap sela lekukan Bumi NTT. Pengalaman yang tak akan bisa ditemukan dilokasi lain tentunya.


4. Si Cantik Wae Rebo dengan Perkampungan yang Unik, Menjadi Teman Terbaik Memandangi Timur Saat Fajar

via nationalgeographic.co.id

Desa Wae Rebo pantas ditakbirkan sebagai salah satu desa unik di Indonesia bahkan tak berlebihan pula jika dianggap terunik di dunia. Keunikan utama dari desa di pedalaman Flores, NTT ini ialah arsitektur bangunannya yang berbentuk kerucut tinggi. Tak banyak, hanya ada 7 rumah di satu desa yang berada di atas ketinggian 1.200 mdpl ini.

Perkampungan kecil Wae Rebo memang menjadi bentuk nyata bertahannya kearifan lokal dan kekayaan budaya bangsa kita terutama di Flores. Warganya yang masih setia menjaga tradisi leluhur serta penjagaan alam yang belum banyak terjamah, menjadikan Wae Rebo menarik perhatian dunia.

Wae Rebo sendiri berada di Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores. Jika dari Labuan Bajo, kalian bisa menuju Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai dengan waktu tempuh sekitar 6 jam perjalanan mobil. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menuju Denge selama 2 jam, baru kemudian meluncur ke Wae rebo dengan cara berjalan kaki mendaki selama 4-5 jam. Ya, perlu usaha ekstra memang untuk menuju desa unik satu ini.

Namun dengan segala kelelahan yang terasa selama perjalanan, semua akan terobati langsung tanpa basa basi. Tidak hanya dari bentuk rumah-rumahnya tetapi juga karena lanskap alam pegunungan yang mengitarinya, apalagi ketika kabut mulai menyelimuti, maka Wae Rebo benar-benar bagai desa diatas awan.

Semua keindahan itu akan lebih terasa spesial ketika kalian menyempatkan fajar disana. Sunrise yang disajikan alam setap paginya, akan terasa berbeda ketika kita berada di sana. Untuk dapat melihat sunrise, ada baiknya kalian menginap di lokasi karena tersedia akomodasi dengan biaya sekitar 250 rb permalam, itu sudah termasuk makan 3 kali. Biasanya matahari baru mulai mengintip mulai jam 6 pagi, sedikti lebih lama karena pegunungan yang menghalanginya. Namun justru itulah spesialnya ketika cahaya jingga menembus celah-celah gunung dan menyentuh savana dan rumah-rumah disana. Sangat cocok bagi penikmat sunrise dan pecinta fotografi.


5. Mantar, Desa Tertinggi di Sumbawa dengan Pesona Fajar Bak Mantra Pujangga

foto oleh syukaeri dalam Majalah lonely planet edisi sept 2014

Desa Mantar merupakan desa tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian sekitar 630 mdpl. Desa ini populer juga karena sempat menjadi setting film Serdadu Kumbang karya Ari Sihasale di tahun 2011 silam. Sama seperti filmnya, suasana Desa Mantar memang mempesona bak serpihan tanah yang jatuh dari surga.

Desa ini sendiri berada di Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat. Kondisi jalan menuju desa memang terbilang menantang karena masih berupa jalan batuan nan menanjak. Guncangan kendaraan mobil sudah tidak bisa dielakkan lagi, namun itulah sensasi menariknya. Namun pemandangan alam selama perjalanan dan ketika sampai desa adalah obat terampuh yang menorehkan senyum bahagia.

Selain keindahan alam yang telah dimilikinya sebagai anugerah Tuhan, pesona lain yang dimiliki Desa Mantar ialah kala Fajarnya. Saat itulah, alam seakan berkonspirasi memberikan panorama indah bak Mantra puitis para pujangga yang dimabuk cinta.

Menyaksikan pesona fajar terbaik di Mantar dapat dilakukan di sebuah bukit atau tepatnya di belakang sekolah. Dari sana, tampak dengan jelas barisan alam berlapis lapis berhias awan menggumpal. Dari kejauhan nampak pula lautan luas dan pulau-pulau sekitarnya. Ketika mentari mulai menampakkan cahaya jingganya, maka tak ada yang mampu bergeming. Keindahan yang tak hanya spesial tapi juga berharga.


6. Tak Perlu Berbelok Arah Karena Penelokan Menjadi Lokasi Tepat Menyaksikan Sunrise Bernuansa Danau dan Gunung Batur

via baliphotographyguide.com

Danau dan Gunung Batur yang berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali memang sudah terkenal sebagai lokasi wisata favorit. Udaranya yang sejuk karena berada di ketinggian sekitar 1.500 mdpl serta yang terutama pemandangan alamnya yang indah menjadikan kawasan ini tak pernah sepi peminat.

Lokasi yang ramai dijadikan spot melihat langsung pemandangan alam danau dan gunung Batur ialah di Jalan Penelokan. Di jalan ini terdapata area yang memang strategis sehingga dirancang sebagai view poin untuk menikmati pemandangan.

Selain tempat yang sudah sangat strategis, semakin sempurna lagi jika waktunya juga strategis. Ya, saat fajar adalah waktu yang sangat menjanjikan untuk melihat indahnya sunrise dengan nuansa Danau dan Gunung Batur yang sudah sangat mempesona.

Panorama sunrise dari kawasan penelokan ini menghadirkan nuansa khas pegunungan. Selimut kabut yang mungkin hadir, justru akan menambah nilai estetika dari semburat cahaya fajar yang menerobos dan menghangatkan bumi.

Keindahan fajar inilah yang menarik perhatian banyak orang untuk datang saat pagi. Keberadaan hotel, villa, dan bungalow di kawasan ini juga sangat membantu mereka yang ingin menginap agar tidak ketinggalan momen spesial setiap paginya itu.

SUMBER

0
16.8K
144
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.