- Beranda
- Beritagar.id
Ponsel penyebab Krisna dibunuh di SMA Taruna Nusantara
...
TS
BeritagarID
Ponsel penyebab Krisna dibunuh di SMA Taruna Nusantara
Ilustrasi pembunuhan dengan pisau dapur.
Gara-gara telepon seluler, nyawa Krisna Wahyu Nurachmad (16) habis di tangan teman sekolahnya di SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah. Kepolisian Daerah Jawa Tengah berhasil menemukan motif pembunuhan tersebut kurang dari 24 jam setelah kejadian.
"Tersangka berinisial AMR berusia 16 tahun," kata Kapolda Jawa Tengah, Condro Kirono, dalam jumpa pers kemarin, Sabtu (01/04/2017). "Ia mengakui perbuatannya di hadapan penyidik sekitar pukul 21.30 WIB pada Jumat kemarin."
Dalam olah tempat kejadian perkara, polisi mengungkap motif pembunuhan ini adalah sakit hati. Beberapa kali korban menangkap basah tersangka sedang mencuri buku tabungan milik teman-temannya di asrama sekolah tersebut.
Korban telah memberi peringatan atas aksi tersangka tapi tidak dihiraukan. Puncak kemarahan tersangka ketika beberapa waktu lalu korban meminjam ponselnya. Padahal, menurut peraturan di sekolah itu, para siswa, termasuk kelas X, tidak boleh membawa ponsel di lingkungan sekolah.
Aturan ketat itu diberlakukan sambil pihak sekolah menggelar razia rutin. Dalam salah satu razia, ponsel tersangka yang berada di tangan Krisna ketahuan dan langsung disita. "Tersangka meminta korban mengurus ponsel itu, tapi korban tidak mau," ujar Condro. Sakit hati AMR pun memuncak.
Pada Jum'at pagi, sekitar pukul 03.00 WIB, ia menusukkan pisau dapur ke leher Krisna yang sedang tidur di barak asrama. Pisau tersebut ia beli di supermarket karena sekolah tidak mengizinkan muridnya membawa senjata. "Tersangka menyimpannya dalam selipan buku ketika ada razia," katanya.
Ketika ditemukan meninggal, Krisna dalam posisi di tempat tidur dengan badan setengah tengkurap menyamping kanan. Ada luka robek di leher sebelah kiri Krisna. Luka tersebut membuat korban tewas kehabisan darah. Pakaian yang ia kenakan adalah kaus biru muda dan celana panjang biru tua.
Polisi menemukan sebuah celana sekolah berwarna abu-abu yang terdapat percikan darah tak jauh dari lokasi kejadian. Pada celana tersebut ada tulisan MIF yang belum jelas apa maksudnya. Barang yang menjadi pembuka identitas pelaku adalah sebuah dompet dengan bercak darah berisi identitas murid atas nama AMR.
Ada pula bukti sebuah kacamata milik pelaku. Kacamata itu rusak, kemungkinan karena korban mencoba membela diri. Ada pula rambut yang terjepit pada bingkainya sehingga bisa menjadi material untuk tes DNA, kemudian dibandingkan dengan bercak darah.
Sebanyak 16 orang saksi telah polisi periksa. Ketika melakukan pemeriksaan, polisi menunjukkan bukti-bukti tak terelakkan kepada AMR sehingga ia pun mengakui perbuatannya.
Tersangka akan dijerat Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak juncot Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Pembunuhan Berencana.
Krisna merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Orang tuanya bernama Kartoto dan Umi Isnaningsih. "Ayahnya dulu seorang perwira berpangkat Mayor Jenderal," kata Wawan Setiawan (25), pengurus rumah keluarga itu di Jalan Sumarsana 12, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Ayahnya telah meninggal beberapa waktu lalu. Ibunya lebih banyak menghabiskan waktunya di Jakarta. Rumah di Bandung itu kini ditempati adik Umi. Krisna, menurut Wawan, anak yang pendiam dan tidak banyak tingkah. Kakak ketiganya masih bersekolah di tempat yang sama dengan Krisna.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...runa-nusantara
---
Baca juga dari kategori BERITA :
- 5 kabar populer: Dua biduan dangdut, OTT KPK, hingga Aksi 313
- Sekjen FUI ditahan
- KPK tetapkan empat tersangka skandal suap kapal perang
anasabila memberi reputasi
1
2.1K
5
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
13.4KThread•818Anggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya