- Beranda
- Citizen Journalism
Telkomsel Dinilai Tidak Adil Menjual Pulsa ke Rakyat
...
TS
kunet
Telkomsel Dinilai Tidak Adil Menjual Pulsa ke Rakyat
JAKARTA, bagitu.com – PT Telkom dinilai tidak adil dan tidak mendukung konsep membangun dari pinggiran dengan menerapkan zonasi harga pulsa baik pulsa data maupun pulsa regular. Semakin terpencil daerah, harga pulsa data dan regular semakin mahal.
Dalam situs resmi PT Telkomsel dipaparkan system zonasi penjualan pulsa data dan pulsa regular yang berbeda di semua 12 zona. Zona 1 dan 2 meliputi beberapa daerah meliputi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Zona 3 – 12 meliputi sebagian Jawa (pedalaman), Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Zonasi penjualan pulsa data dan pulsa regular PT Telkomsel ini mendapat sorotan kalangan praktisi internet dan pelanggan pulsa di pedalaman. “Ada 12 zona penjualan Telkomsel, daerah yang terpencil seperti di kawasan timur Indonesia harganya lebih mahal,” kata Leo dari Maluku Utara.
Sesuai daftar harga penjualan pulsa PT Telkomsel untuk tahun 2017 di situs resmi operator BUMN ini, setiap kabupaten dan kota memiliki harga penjualan yang berbeda-beda. Semakin terpencil daerah itu harganya per mega semakin malah.
Di Raja Ampat Papua Barat misalnya, harga pulsa jadi dua kali lipat dibanding harga di Jakarta. Di Jakarta (zona 1) Telkomsel menjual pulsa data 4,5 GB dengan harga Rp. 100.000, di Raja Ampat (zona 12) pulsa 2,5 GB Telkomsel memasang harga yang sama. “Ini tidak adil,” ketus Yudith yang baru kembali dari Papua Barat.
Di Pulau Jawa juga Telkomsel menerapkan harga berbeda, di pedesaan harga bisa lebih mahal. Sebagai contoh, harga di Sukabumi (zona 1) berbeda dengan di Cianjur (zona 3). Demikian juga di Provinsi DIY, harga di Kota Yogyakarta (zona 2) berbeda dengan di Kulon Progo (zona 3).
Beberapa praktisi IT telah beberapa kali mengeluhkan perlakukan tidak adil ini ke pihak Telkomsel sejak sistem zona diterapkan, tetapi tidak digubris. “Bahkan tahun 2015 lalu diskiriminasi harga pulsa ini jauh lebih mencolok,” kata seorang pengajar IT di sebuah universitas negeri di Indonesia Timur yang minta namanya tidak disebutkan.
Telkomsel dinilai tidak memihak rakyat di daerah pinggiran yang memerlukan akses informasi untuk dapat lebih berkembang. Para praktisi IT mengharapkan PT telkomsel sebagai perusahaan pemerintah dapat melayani rakyat pinggiran. “Seharusnya, rakyat pinggiran mendapat harga pulsa lebih murah. Kami pertanyakan komitmen Telkomsel pada rakyat pinggiran,” ucap Rizal warga asal Sangihe yang daerahnya masuk zona 10.
Lebih miris lagi Rizal mengatakan, “Apakah rupiah orang Jakarta lebih harum dari rupiah kami orang kepulauan terpencil,” katanya. Dia berharap Presiden Jokowi bisa meninjau perlakukan Telkomsel terhadap rakyat pinggiran terkait penjualan pulsanya.
Dia merujuk kebijakan Presiden Jokowi yang mengupayakan harga BBM di Papua menjadi sama dengan BBM di Pulau Jawa. “Kalau harga BBM bisa sama di seluruh Indonesia, kenapa harga pulsa tidak,” ketusnya.
sumber : http://www.bagitu.com/2017/01/14/tel...lsa-ke-rakyat/
Dalam situs resmi PT Telkomsel dipaparkan system zonasi penjualan pulsa data dan pulsa regular yang berbeda di semua 12 zona. Zona 1 dan 2 meliputi beberapa daerah meliputi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Zona 3 – 12 meliputi sebagian Jawa (pedalaman), Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Zonasi penjualan pulsa data dan pulsa regular PT Telkomsel ini mendapat sorotan kalangan praktisi internet dan pelanggan pulsa di pedalaman. “Ada 12 zona penjualan Telkomsel, daerah yang terpencil seperti di kawasan timur Indonesia harganya lebih mahal,” kata Leo dari Maluku Utara.
Sesuai daftar harga penjualan pulsa PT Telkomsel untuk tahun 2017 di situs resmi operator BUMN ini, setiap kabupaten dan kota memiliki harga penjualan yang berbeda-beda. Semakin terpencil daerah itu harganya per mega semakin malah.
Di Raja Ampat Papua Barat misalnya, harga pulsa jadi dua kali lipat dibanding harga di Jakarta. Di Jakarta (zona 1) Telkomsel menjual pulsa data 4,5 GB dengan harga Rp. 100.000, di Raja Ampat (zona 12) pulsa 2,5 GB Telkomsel memasang harga yang sama. “Ini tidak adil,” ketus Yudith yang baru kembali dari Papua Barat.
Di Pulau Jawa juga Telkomsel menerapkan harga berbeda, di pedesaan harga bisa lebih mahal. Sebagai contoh, harga di Sukabumi (zona 1) berbeda dengan di Cianjur (zona 3). Demikian juga di Provinsi DIY, harga di Kota Yogyakarta (zona 2) berbeda dengan di Kulon Progo (zona 3).
Beberapa praktisi IT telah beberapa kali mengeluhkan perlakukan tidak adil ini ke pihak Telkomsel sejak sistem zona diterapkan, tetapi tidak digubris. “Bahkan tahun 2015 lalu diskiriminasi harga pulsa ini jauh lebih mencolok,” kata seorang pengajar IT di sebuah universitas negeri di Indonesia Timur yang minta namanya tidak disebutkan.
Telkomsel dinilai tidak memihak rakyat di daerah pinggiran yang memerlukan akses informasi untuk dapat lebih berkembang. Para praktisi IT mengharapkan PT telkomsel sebagai perusahaan pemerintah dapat melayani rakyat pinggiran. “Seharusnya, rakyat pinggiran mendapat harga pulsa lebih murah. Kami pertanyakan komitmen Telkomsel pada rakyat pinggiran,” ucap Rizal warga asal Sangihe yang daerahnya masuk zona 10.
Lebih miris lagi Rizal mengatakan, “Apakah rupiah orang Jakarta lebih harum dari rupiah kami orang kepulauan terpencil,” katanya. Dia berharap Presiden Jokowi bisa meninjau perlakukan Telkomsel terhadap rakyat pinggiran terkait penjualan pulsanya.
Dia merujuk kebijakan Presiden Jokowi yang mengupayakan harga BBM di Papua menjadi sama dengan BBM di Pulau Jawa. “Kalau harga BBM bisa sama di seluruh Indonesia, kenapa harga pulsa tidak,” ketusnya.
sumber : http://www.bagitu.com/2017/01/14/tel...lsa-ke-rakyat/
0
7.5K
49
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
14.6KThread•10.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya