PSK asal China di Indonesia ternyata bukan barang baru. Tapi hanya ada di beberapa kota. Para lelaki hidung belang mengenal para wanita asal China ini dengan sebutan Cungkok. Tempat mangkalnya di hotel, spa dan tempat karaoke. [URL="http://jurnalpriangank-timur-tengah/"]Tarif PSK China [/URL]ternyata dibawah PSK asal Timur Tengah seperti PSK Maroko dan Uzbek.

Salah seorang pengusaha muda asal Bandung Dodi mengatakan, di Jakarta PSK asal China bisa ditemukan di kawasan Kelapa Gading dan Ancol. Kalau di Bandung ada di kawasan Braga. Mereka memang sangat eksluif. Uang yang harus dikeluarkan untuk bisa membooking para PSK China itu lumayan mahal. Belum apa apa sebagai booking fee harus keluar Rp 3 juta. Itu tarif untuk menemani minum.

“Kalau mau layanan lebih hot lagi, tarifnya beda,” katanya.

Jadi Dodi tak heran kalau petugas imigrasi mengamankan para PSK China beberapa waktu lalu. Menurut dia keberadaan PSK China bukan karena imigran dadakan, Maksudnya sejak tahun 2014 pun sudah ada. Tidak datang dengan gelombang imigran China yang mencari pekerjaan di Indonesia.

“Modusnya saya kira berbeda-beda datang ke Indonesia, ada yang nyamar jadi turis. Atau memang didatangkan oleh mucikari.



Berdasarkan catatan pihak imigrasi pada Tahun 2015 lalu, Unit IV Perdagangan Orang (Human Trafficking), Subdit III, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Mabes Polri mengamankan 9 Warga Negara Asing (WNA) China di tempat karaoke di Jakarta. Modusnya, para wanita itu menemani tamu karaoke. Setelah itu layanan berlanjut.

Bersama 9 wanita asal China, diamankan juga 20 wanita lokal berprofesi sama. Hal yang sama juga terjadi di Bali, polisi pernah mengungkap prostitusi yang melibatkan warga China. Polisi juga menangka Memey seorang muncikari. Wanita asal Sumatera ternyata terbukti sebagai pemasok wanita asal Tiongkok dan bule.

Yang terbaru saat pergantian malam tahun baru 2016 ke 2017, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kemenkum HAM, menggelar operasi pengawasan orang asing. Operasi digelar di sejumlah tempat hiburan malam di Jakarta. Hasilnya sebanyak 76 pekerja seks komersial asal China diamankan. Mereka melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Sejumlah barang bukti juga ikut diamankan petugas. Petugas imigrasi juga mengamankan barang bukti berupa 92 buah paspor RRC, kwitansi bukti pembayaran, uang tunai senilai Rp 15 juta, telepon genggam, tas, pakaian dalam, serta alat kontrasepsi dan macam-macam benda lain seperti pelumas, pembersih vagina dan lain-lain.

sumber: