NEW YORK – Fenomena ‘Om Telolet Om’ yang berasal dari Indonesia dan mencapai trending topic sosial media internasional kini akan bergerak satu langkah ke depan. Sekelompok pegiat aksi perdamaian dunia secara resmi mengajukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa agar ‘Om Telolet Om’ dapat dijadikan slogan perdamaian dunia.

Ketua organisasi A Thousand Ways to Peace (ATWP), Herbert Dupont, mengatakan bahwa ‘Om Telolet Om’ telah terbukti merebut imajinasi banyak orang di seluruh dunia. Terlepas dari mereka paham atau tidak arti dari kalimat tersebut, namun banyak orang merasakan adanya kegembiraan bersama oleh ‘Om Telolet Om’, menjadikan dunia seakan bersatu selama beberapa hari terakhir ini.

“Dunia sudah menyaksikan bagaimana ‘Om Telolet Om’ dapat mempersatukan kita, tidak peduli dari negara ataupun ras mana kita berasal. Ini adalah salah satu momen langka di mana dunia bersatu dalam kegembiraan dan tawa, sesuatu hal yang jarang terjadi di tahun 2016 ini. Organisasi kami selalu mencari cara-cara inovatif dan alternatif untuk mendukung perdamaian dunia. Karena itu, A Thousand Ways to Peace secara resmi mengajukan permintaan ini langsung ke kantor PBB,” ujar Dupont kepada para wartawan di tengah-tengah orasi yang dilakukan oleh organisasinya di depan kantor PBB di 760 United Nations Plaza, Manhattan, New York City, kemarin (22/12).

Ia berharap agar permintaan ini nantinya bisa membawa ‘Om Telolet Om’ menuju Sidang Umum PBB untuk diresmikan menjadi slogan perdamaian dunia. Saat ini, ATWP tengah mengumpulkan dukungan untuk meresmikan petisinya. Dupont mengaku bahwa jumlah pendukung atas ide ini telah mencapai 20 ribu orang di seluruh dunia, dan diharapkan bisa mencapai 100 ribu orang di akhir tahun.

“Kami sudah mendapatkan dukungan dari berbagai macam kalangan, terutama dari para seniman, musisi, DJ, serta para selebriti sosial media. Tinggal menunggu waktu bagi kami untuk mendapatkan dukungan dari para politisi. Saya yakin orang-orang seperti Presiden Obama, Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan Elon Musk juga akan mendukung hal ini. ‘Om Telolet Om’ bagi kami bukan hanya sekedar slogan, tapi merupakan pergerakan untuk menyatukan bumi ini dalam perdamaian. Seratus ribu dukungan di akhir tahun bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan,” lanjut pria berkebangsaan Kanada ini.

Berawal dari kebiasaan anak-anak di Indonesia meminta pengemudi bus untuk membunyikan klakson dengan bunyi yang unik, ‘Om Telolet Om’ kemudian viral dan menjadi fenomena sosial media di seluruh dunia. Di Twitter sendiri, ‘Om Telolet Om’ telah disebutkan lebih dari 1 juta kali, serta menjadi inspirasi bagi beberapa musisi dan DJ untuk menciptakan karya baru. (SMG)