Venezuelaadalah salah satu negara anggota OPEC yang berada di bagian Amerika Selatan yang merasakan dampak dari rendahnya harga minya mentah dunia. Harga minyak dunia yang sangat rendah membuat pendapatan dari negara yang mengandalkan eskpor minyak mentah untuk perekonomiannya ini mendapat hajaran keras dan mulai perotensi mengalamis krisis ekonomi atau hiperinflasi.


Perekonomian Venezuela 95 persennya bergantung pada sektor minyak. Bisa dibayangkan bagaimana perekonomian negara ini terguncang, bahkan nyaris runtuh dibawah kepemimpinan Presiden Nicholas Maduro. Berdasarkan survey di tiga universitas besar dan melibatkan 1.500 keluarga mengungkapkan bahwa 87% persen pendapatan keluarga di Venezulat tidak cukup untuk membeli makanan. Meningkatnya persentase orang melakukan diet karbohidrat, bahkan 12 persen dari responden mengatakan mereka tidak lagi makan tiga kali sehari.

Akibat Pertama: Banyak Orang Tua Serahkan Anak ke Orang Lain

Dengan rata-rata pendapatan sebesar kurang dari USD50 atau sekira Rp670 ribu per bulan semakin banyak anak-anak yang diberikan oleh orangtuanya untuk diurus oleh negara, lembaga amal, teman atau keluarga lain.

Contohnya Keluarga Pulgar yang hidup hanya dengan uang pensiunan ayah Zulay sekitar USD6 (Rp. 80 Ribu) dari Pasar Gelap. Ibu Zular Pulgar yang memiliki tujuh orang anak memberikan salah satu buah hatinya kepada tetanggannya untuk mengurus putrinya yang baru berusia enam tahun. Menurutnya lebih baik anaknya memiliki keluarga lain daripada terjerat prostitusi, narkoba atau mati kelaparan.

Akibat Kedua: Tempuh 36 Jam Perjalanan untuk Beli Sembako

Krisis yang melanda Venezuela memaksa warganya untuk menyeberang ke negara lain hanya demi membeli kebutuhan sehari-hari yang sulit tersedia di negara mereka.Setelah perbatasan Kolombia ditutup, kini warga harus menempuh perjalanan selama hampir 36 jam untuk berbelanja di Brasil.

Para pekerja tidak dapat menikmati hari liburnya lagi. Karena biasanya penduduk Venezuela menggunakan waktu liburnya untuk berbelanja kebutuhan pokok. Jose Lara contohnya yang menumpang bus semalaman sebelum mengganti menggunakan truk pikap untuk membeli bahan pangan yang sudah langka di Venezuela.

Banyak warga Venezuela yang menghabiskan waktu untuk mengantre mengeluh karena tidak mendapatkan makanan yang cukup untuk makan tiga kali sehari.

Akibat Keempat: Demo Ribuan Rakyat Venezuela Ricuh, Ratusan Terluka dan Ditangkap

Ratusan ribu demonstran turun ke jalan-jalan di Venezuela menuntut diadakannya referendum untuk melengserkan Presiden Nicolas Maduro dalam unjuk rasa anti-pemerintah. Demonstrasi yang digelar berlangsung ricuh mengakibatkan puluhan orang terluka dan ditangkap. Presiden Nicolas Maduro yang dituding sebagai biang keladi krisis menolak lengser dan menuding pihak oposisi telah berkomplot dengan Amerika Serikat (AS) untuk melakukan kudeta.

Setelah berusaha menyeret Maduro ke persidangan awal pekan ini, kelompok oposisi Venezuela menggelar demonstrasi besar-besaran bertajuk ‘ambil alih Venezuela’. Pada Rabu 26 Oktober, ratusan ribu demonstran mengenakan pakaian putih dan membawa bendera Venezuela berkumpul di 50 lokasi di seluruh negeri.