BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Jaringan Bahrun Naim racik bom tiga kali lebih dahsyat dari bom Bali

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Kombes Pol Rikwanto (tengah) menunjukkan barang bukti saat merilis barang bukti bahan peledak yang diamankan tim Detasemen Khusus 88 Anti-teror dari jaringan teroris Majalengka di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/11). Polisi menangkap Rio Priatna Wibawa (RPW), terduga teroris di Majalengka, Jawa Barat pada Rabu, yang disinyalir merupakan jaringan petempur ISIS asal Indonesia Bahrun Naim.
Tim Densus 88 Mabes Polri melakukan serangkaian penangkapan terhadap terduga teroris pekan lalu. Dalam sepekan, mereka setidaknya mencokok tiga terduga teroris yang diduga bakal meledakkan Gedung DPR, Mabes Polri, Kedutaan Besar Myanmar, dan beberapa kantor stasiun televisi.

Dari tiga orang yang masih tergabung dalam satu jaringan itu salah satunya bernama Rio Priatna Wibawa (23). Rio, ditangkap Tim Densus 88 pada Rabu (23/11/2016) di kediamannya di Desa Girimulya RT 003 RW 005 Kecamatan Banjaran, Majalengka, Jawa Barat.

Menurut Karo Penmas Div Humas Mabes Polri Kombes Pol Rikwanto, Rio merupakan jaringan Bahrun Naim, seorang militan Indonesia yang bertempur sebagai laskar ISIS di Suriah. Rio pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Pertanian sebuah universitas namun tidak tamat.

Latar belakang keilmuannya itu ditambah hasil bacaan dari internet membuat Rio mengenal sejumlah bahan kimia untuk membuat bahan peledak. Kata Rikwanto, Rio mampu membuat bom bedaya ledak dahsyat.

"Dengan kemampuannya, Rio bisa membuat bom tiga kali lebih kuat daripada bom Bali," kata Rikwanto seperti dilansir VOA Indonesia. Bom Bali I berjenis TNT pada 2002 lalu menewaskan kurang lebih 202 orang. Sementara bahan peledak berjenis RDX yang diracik Rio kekuatannya mencapai 3,2 kali ledakan bom Bali.

Dengan asumsi itu, jika bom diledakkan di gedung DPR, maka anggota DPR yang berjumlah 560 orang -jika semuanya masuk--akan tewas.

Rio yang pernah bergabung dengan sebuah ormas di Majalengka ini, menurut Rikwanto, secara aktif membaca buku-buku dan artikel berbau radikalisme.

"Tersangka juga tertarik melakukan penelitian kimia karena hobi. Tersangka belajar membuat bahan peledak juga dari Google, Youtube, dan melakukan percobaan-percobaan," katanya seperti dinukil detikcom.

Karena hobinya itu, Rikwanto menjelaskan, Rio membangun sebuah laboratorium sederhana di rumahnya. "Kondisinya sangat sederhana bahkan lantainya tidak di semen. Di sana ada jamban dan kalau ada banjir airnya masuk ke dalam," kata salah satu Tim Labfor Mabes Polri.

Mulanya, kata Rikwanto, niat pembuatan laboratorium ini untuk meracik sabu. Hasilnya kemudian akan dijual untuk pendanaan aksi teror. Namun rupanya Rio kurang mahir membuat sabu sehingga beralih meracik bom.

Polisi menunjukkan foto tersangka teroris saat merilis barang bukti bahan peledak yang diamankan tim Detasemen Khusus 88 Anti-teror dari jaringan teroris Majalengka di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/11). Polisi menangkap Rio Priatna Wibawa (RPW), terduga teroris di Majalengka, Jawa Barat pada Rabu, yang disinyalir merupakan jaringan petempur ISIS asal Indonesia Bahrun Naim.
Kompas.com menulis, saat penangkapan, Densus 88 menyita cairan asam nitrat, asam sulfat, air raksa, pupuk urea, dan gelas kimia. Alat-alat tersebut diyakini dapat menimbulkan ledakan jika diracik dengan takaran tertentu.

"Tinggal dikombinasikan dengan ditambah booster dan paku bisa menciptakan bom yang dahsyat," ujar Rikwanto.

Menurut Rikwanto, Rio menerima dana dari orang-orang Indonesia yang di-radikalisasi yang bekerja di Arab Saudi, Malaysia, dan Taiwan, dan beroperasi dengan pengarahan Naim.

Dari penangkapan Rio itu, polisi melakukan pengembangan. Hasilnya, Sabtu (27/11/2016), Tim Densus menangkap dua orang yang terlacak ikut berperan dalam membuat bahan peledak itu. Satu bernama Bahrain Agam, satu lagi bernama Saiful Bahri alias Abu Syifa.

Keduanya ditangkap di tempat terpisah. Bahrain ditangkap di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara. Sedangkan Saiful ditangkap di Serang, Banten.

"Peran (Bahrain) memberi uang Rp7 juta dan ide pembuatan bom dan ikut pembelian bahan peledak," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, Minggu (27/11/2016).

Sedangkan Saiful, menurut Boy, berperan membantu Rio dalam pembuatan bahan peledak high explosive untuk kegiatan teror itu.

Ketiga orang itu, kata Boy, tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah yang berbaiat kepada ISIS.

Kini ketiga terduga itu ditahan di Mako Brimob untuk diperiksa lebih lanjut.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-dari-bom-bali

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Ketakutan Ahok dan proyek-proyek yang gagal

- Bila kicauan kasar menyasar Gus Mus

- Perlawanan Bonek demi Persebaya takkan berhenti

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
5.4K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.id
icon
13.4KThread730Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.