- Beranda
- The Lounge
[Selamatkan Pers Indonesia] Seberapa Terancamkah Kebebasan Pers Saat Ini?
...


TS
bocahnakal446
[Selamatkan Pers Indonesia] Seberapa Terancamkah Kebebasan Pers Saat Ini?
Spoiler for WELCOME TO MY THREAD:
Selamat Datang di Thread Ane yang sederhana ini..Mohon masukan,
dan sharenya ya agan2 dan sista2 yang cakep..
Ane juga gak nolak cendol kok




Quote:
Spoiler for REFORMASI 1998:
![[Selamatkan Pers Indonesia] Seberapa Terancamkah Kebebasan Pers Saat Ini?](https://dl.kaskus.id/2.bp.blogspot.com/-Nv0OT39BiUg/VozdEkAq_0I/AAAAAAAACwU/OmxMWQoW7Og/s1600/Sejarah%2BTragedi%2BTrisakti%2B%252798%2BLengkap.jpg)
Masuknya Indonesia ke era Reformasi pada tahun 1998 telah memberikan secercah harapan baru bagi dunia pers di Indonesia. Pada saat momentum itulah, Pers kemudian mendapatkan kembali haknya dalam hal kebebasan pers dan menyampaikan informasi yang seterang – terangnya kepada masyarakat, yang mana hal tersebut hampir mustahil didapatkan pada masa rezim orde baru. Mulai saat itulah, dunia pers akhirnya menemukan jati dirinya sebagai corong utama informasi masyarakat sekaligus menjadi agen kontrol sosial terhadap kebijakan – kebijakan pemerintah hingga saat ini.
Dengan masuknya era baru dalam dunia pers tersebut, mulailah bermunculan berbagai macam stasiun Televisi baru yang dilandasi oleh semangat kebebasan pers dengan memfokuskan diri pada konten – konten berita sebagai program utamanya. Salah satu yang menjadi pelopor lahirnya televisi berbasis berita pasca reformasi adalah Metro TV. Televisi yang mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 ini pada mulanya disiarkan secara uji coba di 7 kota besar di Indonesia. Lalu pada tanggal 1 April 2001, Metro TV akhirnya resmi mengudara secara full dan menjadi televisi yang pertama kali bersiaran selama 24 jam.
Spoiler for SEMANGAT AWAL BERDIRINYA METRO TV:
Televisi yang dibentuk oleh Surya Paloh ini pada dasarnya adalah bagian dari Media Group, yang mana merupakan salah satu jaringan media pers tersebar di Indonesia. Semangat Metro TV sebagai saluran televisi berbasis berita di Indonesia mulai ditunjukkan dengan konsistensinya dalam menyajikan berbagai program – program warta berita, yang tentu saja sangat berbeda konsepnya dengan televisi – televisi lain yang lebih memfokuskan pada program – program hiburan. Meskipun begitu, Metro TV ternyata mampu menaikkan ratingnya dengan konsep penyajian program yang menarik dan tidak kaku, meskipun kerap memberikan konten – konten yang terbilang cukup serius.
Spoiler for INDONESIA NOW:
![[Selamatkan Pers Indonesia] Seberapa Terancamkah Kebebasan Pers Saat Ini?](https://dl.kaskus.id/i.ytimg.com/vi/bQi1_NtPPj8/maxresdefault.jpg)
Selain membawa konsep baru dalam dunia televisi di Indonesia. Metro TV juga mempelopori lahirnya beberapa program acara berita dalam berbagai Bahasa, seperti Program Indonesia Now yang dibawakan dengan Bahasa Inggris dan Metro Xinwen dengan penyajian Bahasa Mandarin. Ini tentunya saat unik dan belum pernah dilakukan oleh televisi – televisi lain. Meskipun terkesan melawan arus, nyatanya Metro TV berhasil mempelopori sebuah televisi yang berbobot dan sarat konten – konten edukatif dan informatif, dan pada akhirnya diikuti oleh beberapa Televisi lain yang akhirnya berubah haluan menjadi Televisi berkonsep News, salah satunya adalah TV One.
Quote:
Berbagai Tuduhan Terhadap Pers
Meskipun lahir dengan semangat kebebasan pers yang dilindungi oleh Undang – Undang, namun tetap saja, pasti ada rintangan dan hambatan yang dihadapi oleh media pers hari ini. Belakangan ini, berbagai tuduhan terhadap media, khususnya televisi berbasis berita semakin kian memprihatinkan. Diawali dari perseteruan dalam berbagai momen – momen politik di Indonesia, masyarakat yang ikut dalam euphoria demokrasi kerap mengait – ngaitkan keterlibatan media pers dengan salah satu kandidat tertentu. Terlebih lagi, perkembangan media sosial yang semakin marak pada saat itu, juga turut membuat arus informasi kepada masyarakat kian tidak terkontrol. Media – media berita online dadakan yang kerap memprovokasi masyarakat terus menyebar tanpa kendali dan membuat isu – isu miring seolah – olah media mainstream sudah tidak independen lagi dan ikut terlibat dalam kontestasi politik.
Anehnya lagi, banyak masyarakat yang malah ikut terprovokasi dengan media – media online yang sangat diragukan kredibilitasnya tersebut. Kebanyakan, isi berita hanya bersumber pada informasi yang diambil sepotong – sepotong dengan bumbu – bumbu provokasi yang menjadi khasnya. Inilah yang sebenarnya layak kita luruskan, bahwa sebagai garda terdepan dalam menyajikan informasi kepada masyarakat, media pers harusnya tampil memberikan informasi yang menyeluruh dengan sumber – sumber dokumentasi yang terpercaya dan bisa dipertanggung jawabkan. Salah satu contoh misalnya, dalam Pemilu 2014, Metro TV terbukti memberikan informasi yang valid mengenai perhitungan suara Pemilu Presiden, yang pada saat itu dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla. Tak hanya itu, semua narasumber dan dokumentasi yang diberikan juga lengkap dan menyeluruh. Hal – hal seperti inilah yang sebenarnya patut kita luruskan kepada masyarakat, agar lebih jeli dalam memilih media – media informasi yang beredar pada saat ini.
Pasca 2014, keresahan juga berlanjut hingga ke Pilkada DKI Jakarta. Lagi – lagi, pers dituduh ikut berperan dalam memihak salah satu kandidat. Sumber masalahnya juga sama, diawali dengan menyebarnya berbagai provokasi – provokasi yang beredar di sosial media terhadap stasiun televisi tertentu. Salah satu yang terkena imbas atas tuduhan tersebut adalah Metro TV. Metro TV sebagai media yang notabenenya mempelopori kebebasan pers tersebut difitnah oleh berbagai provokasi sebagai media televisi yang memihak salah satu calon kandidat. Padahal, apabila memang Metro TV itu dalam penyajiannya beritanya tidak berimbang dan cenderung memihak, bukankah Indonesia mengenal yang namanya Kode Etik Jurnalistik? Jika memang Metro TV benar – benar melanggar kode etik, seharusnya sudah dari dulu Metro TV digugat. Tapi, hingga saat ini, tuduhan tersebut tidak terbukti sama sekali.
Puncaknya adalah insiden pengusiran oleh massa Aksi Damai Bela Islam II pada 4 November 2016 terhadap Metro TV yang mereka anggap tidak berimbang dalam menyajikan informasi dan cenderung menyudutkan umat Islam. Nah, pertanyaannya, jika memang benar demikian, kenapa tidak dituntut saja? Bukankah Indonesia adalah Negara hukum? Apakah tindakan tidak menyenangkan berupa pengusiran itu layak dilakukan kepada media yang notabenenya memiliki hak penyiaran yang dilindungi oleh Undang – Undang?
Inilah yang sebenarnya menjadi kekhawatiran kita semua. Apakah sedemikian parahkah masyarakat kita dalam menilai Pers? Dengan berbekal informasi provokatif, serta merta Pers diintimidasi dan dibungkam?
Seharusnya, kita tidak boleh mundur lagi. Sudah lebih dari 10 tahun Indonesia telah merasakan Kebebasan Pers melalui Reformasi 1998, dan pastinya kita juga tidak mau, Indonesia kembali mundur dengan membungkam kebebasan pers yang dengan susah payah kita rebut selama 32 tahun. Semoga, kita bisa lebih jeli dalam menilai dan memfilter setiap informasi yang beredar, khususnya ditengah tingginya konflik politik melalui sosial media akhir – akhir ini. Mari selamatkan Pers Indonesia, Wujudkan Indonesia yang Damai dan jauh dari Provokasi.

Spoiler for HASIL PEMILU 2014 MELALUI METRO TV:
![[Selamatkan Pers Indonesia] Seberapa Terancamkah Kebebasan Pers Saat Ini?](https://dl.kaskus.id/setia1heri.files.wordpress.com/2014/07/hasil-quick-count-metro-tv-news-pilpres-2014.png)
Meskipun lahir dengan semangat kebebasan pers yang dilindungi oleh Undang – Undang, namun tetap saja, pasti ada rintangan dan hambatan yang dihadapi oleh media pers hari ini. Belakangan ini, berbagai tuduhan terhadap media, khususnya televisi berbasis berita semakin kian memprihatinkan. Diawali dari perseteruan dalam berbagai momen – momen politik di Indonesia, masyarakat yang ikut dalam euphoria demokrasi kerap mengait – ngaitkan keterlibatan media pers dengan salah satu kandidat tertentu. Terlebih lagi, perkembangan media sosial yang semakin marak pada saat itu, juga turut membuat arus informasi kepada masyarakat kian tidak terkontrol. Media – media berita online dadakan yang kerap memprovokasi masyarakat terus menyebar tanpa kendali dan membuat isu – isu miring seolah – olah media mainstream sudah tidak independen lagi dan ikut terlibat dalam kontestasi politik.
Anehnya lagi, banyak masyarakat yang malah ikut terprovokasi dengan media – media online yang sangat diragukan kredibilitasnya tersebut. Kebanyakan, isi berita hanya bersumber pada informasi yang diambil sepotong – sepotong dengan bumbu – bumbu provokasi yang menjadi khasnya. Inilah yang sebenarnya layak kita luruskan, bahwa sebagai garda terdepan dalam menyajikan informasi kepada masyarakat, media pers harusnya tampil memberikan informasi yang menyeluruh dengan sumber – sumber dokumentasi yang terpercaya dan bisa dipertanggung jawabkan. Salah satu contoh misalnya, dalam Pemilu 2014, Metro TV terbukti memberikan informasi yang valid mengenai perhitungan suara Pemilu Presiden, yang pada saat itu dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla. Tak hanya itu, semua narasumber dan dokumentasi yang diberikan juga lengkap dan menyeluruh. Hal – hal seperti inilah yang sebenarnya patut kita luruskan kepada masyarakat, agar lebih jeli dalam memilih media – media informasi yang beredar pada saat ini.
Pasca 2014, keresahan juga berlanjut hingga ke Pilkada DKI Jakarta. Lagi – lagi, pers dituduh ikut berperan dalam memihak salah satu kandidat. Sumber masalahnya juga sama, diawali dengan menyebarnya berbagai provokasi – provokasi yang beredar di sosial media terhadap stasiun televisi tertentu. Salah satu yang terkena imbas atas tuduhan tersebut adalah Metro TV. Metro TV sebagai media yang notabenenya mempelopori kebebasan pers tersebut difitnah oleh berbagai provokasi sebagai media televisi yang memihak salah satu calon kandidat. Padahal, apabila memang Metro TV itu dalam penyajiannya beritanya tidak berimbang dan cenderung memihak, bukankah Indonesia mengenal yang namanya Kode Etik Jurnalistik? Jika memang Metro TV benar – benar melanggar kode etik, seharusnya sudah dari dulu Metro TV digugat. Tapi, hingga saat ini, tuduhan tersebut tidak terbukti sama sekali.
Spoiler for INSIDEN PENGUSIRAN METRO TV SAAT AKSI DAMAI 4 NOVEMBER:
![[Selamatkan Pers Indonesia] Seberapa Terancamkah Kebebasan Pers Saat Ini?](https://dl.kaskus.id/cdn2.tstatic.net/medan/foto/bank/images/metrotv_demo-ahok_20161104_131618.jpg)
Puncaknya adalah insiden pengusiran oleh massa Aksi Damai Bela Islam II pada 4 November 2016 terhadap Metro TV yang mereka anggap tidak berimbang dalam menyajikan informasi dan cenderung menyudutkan umat Islam. Nah, pertanyaannya, jika memang benar demikian, kenapa tidak dituntut saja? Bukankah Indonesia adalah Negara hukum? Apakah tindakan tidak menyenangkan berupa pengusiran itu layak dilakukan kepada media yang notabenenya memiliki hak penyiaran yang dilindungi oleh Undang – Undang?
Inilah yang sebenarnya menjadi kekhawatiran kita semua. Apakah sedemikian parahkah masyarakat kita dalam menilai Pers? Dengan berbekal informasi provokatif, serta merta Pers diintimidasi dan dibungkam?
Spoiler for PROGRAM ISLAMI DI METRO TV:
![[Selamatkan Pers Indonesia] Seberapa Terancamkah Kebebasan Pers Saat Ini?](https://dl.kaskus.id/mir-s3-cdn-cf.behance.net/project_modules/1400/75db7940916151.5791d1b4a9ad9.jpg)
Seharusnya, kita tidak boleh mundur lagi. Sudah lebih dari 10 tahun Indonesia telah merasakan Kebebasan Pers melalui Reformasi 1998, dan pastinya kita juga tidak mau, Indonesia kembali mundur dengan membungkam kebebasan pers yang dengan susah payah kita rebut selama 32 tahun. Semoga, kita bisa lebih jeli dalam menilai dan memfilter setiap informasi yang beredar, khususnya ditengah tingginya konflik politik melalui sosial media akhir – akhir ini. Mari selamatkan Pers Indonesia, Wujudkan Indonesia yang Damai dan jauh dari Provokasi.


Spoiler for JANGAN LUPA GAN!:
Diubah oleh bocahnakal446 10-11-2016 12:09
0
4.4K
Kutip
72
Balasan


Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

The Lounge
925.8KThread•92.9KAnggota
Urutkan
Terlama


Komentar yang asik ya