Quote:
Medan Berita – Terkait kasus pembunuhan sadis terhadap korban Gideon Ginting (44) yang melibatkan anggota polisi Bripka Jenifer Paulia Simanjuntak hingga saat ini kasusnya terkesan dipetieskan Polresta Medan, pasalnya kasus pembunuhan yang jadi pemberitaan hangat di media cetak, online dan elektronik, ternyata Polresta Medan hanya mampu melakukan pemeriksaan sejumlah saksi sementara pelaku hingga kini masih bebas berkeliaran.
“ Baiknya kasus ini diambil alih pihak Poldasu, karena dianggap Polresta Medan tidak mampu menuntaskan kasus pembunuhan Gideon Ginting tersebut, terbukti sampai saat ini aktor intelektual pembunuh sadis terhadap korban belum juga ditangkap,” kata Direktur Sumut Institute, Osriel Limbong, S. Pd, M. Si kepada awak media ini, Jumat (19/02/2016).
Selaku Aktifis’98, Osriel menduga dalam pengungkapan kasus pembunuhan korban tersebut, indikasi adanya unsur kesengajaan.
” Dari hasil olah tempat kejadian, keterangan saksi dan barang bukti yang disita, harusnya polisi sudah mendapatkan pembunuh Gideon Ginting, ini kan tidak, dan jelas saya menduga ada permainan seperti terkesan menutupi pelaku utama yang menghabisi nyawa korban seketika itu,” ucapnya.
Saat disinggung ketidakterbukaan Polresta Medan dalam perkembangan kasus tersebut, Osriel menyayangkan atas hal tersebut.
” Nah itu dia, harusnya polisi membeberkan ke media massa tahap demi tahap hasil penyelidikan dalam pengungkapan kasus yang ditanganinya, bukan menunggu berjalannya waktu hingga kasus yang ditangani lambatlaun hilang begitu saja, hal ini untuk menghindari mosi tak percaya terhadap kinerja kepolisian nantinya, dan jika memang kasus yang ditangani harus dihentikan dengan alasan tidak cukup bukti, itupun harus dibeberkan juga ke media massa agar pihak keluarga, kerabat dan sanak saudara korban mengetahuinya,” jelasnya.
Sementara ketika dikonfirmasikan redaksi medanberita.co.id kepada Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Khusin Dwihananto, Jum’at (19/02/2016) sore, sekira pukul 17.03 WIB melalui via sms ke nomer ponsel miliknya 0816…… terkait langkah kepolisian selanjutnya dalam kasus pembunuhan Kepala Pasar Tradisional Gideon Ginting dan bentuk sangsi hukum apa yang diberikan atas keterlibatan oknum polisi tersebut yang sejatinya sudah memalukan institusi kepolisian, sampai berita ini diturunkan belum ada jawaban.
Diketahui sebelumnya Bripka Jenifer Paulia Simanjuntak juga pernah terlibat sebagai saksi atas pembunuhan Gideon Ginting yang sampai saat ini kasusnya belum diketahui sampai mana perkembangannya.
Pembunuhan Gidion Ginting (44) yang diduga dengan cara disekap dan dianiaya, Jumat (18/12/2015) malam, masih misterius. Menurut keluarga dan sejumlah pedagang di Pusat Pasar Medan pembunuhan Ketua Partai Perindo Medan Johor itu melibatkan dua oknum aparatur negara atas nama Kopda LS dan Bripka Jenifer Paulia Simanjuntak.
Kasus ini bermula saat Gideon bertengkar dengan seorang perempuan yang merupakan keluarga pengelola jaga malam Pusat Pasar Medan, setelah keributan, wanita yang bersiteru dengan Gideon tadi memanggil anaknya yang disebut-sebut anggota kepolisian atas nama Bripka Jenifer Paulia Simanjuntak. Selang beberapa waktu, oknum polisi tersebut mengerahkan petugas jaga malam dan beberapa pemuda serta anggota TNI Kopda LS untuk mencari Gideon.
Singkat cerita, kemudian korban (Gideon) dijumpai para pelaku. Tanpa menunggu waktu, korban ditarik dan diseret secara paksa dari dalam kiosnya di lantai I.Akibat penganiayaan itu korban mengalami luka lebam di sebagian tubuh dan kepala bagian belakang korban mengeluarkan darah segar diduga dihantam pake benda keras, Gidion Ginting, Ketua Partai Perindo Medan Johor yang juga pedagang di Pusat Pasar Medan akhirnya tewas dalam perjalanan menuju RS Murni Teguh, Jumat (18/12/2015) malam.
(Laporan Dari Medan, MB)
SUMBER
Quote:
Kasus tewasnya Ketua Partai Perindo Medan Johor, Gideon Ginting (44), Jumat (18/12) lalu, diduga kuat dianiaya pihak keamanan Pusat Pasar karena dendam lama.
Hal ini terbukti karena Gideon Ginting kerap kali melawan, setiap adanya kutipan uang keamanan dan kebersihan oleh petugas keamanan pasar yang dianggap memberatkan para pedagang.
Bukan itu saja, Gideon yang juga Ketua Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Kota Medan (P3TM) telah berapa kali membuat pengaduan ke Polsek Medan Kota atas kasus pengerusakan dan pencurian di kios pusat pasar. Meski uang keamanan dikutip oleh pihak keamanan, tetapi kios pedagang masih juga kemalingan bahkan terkadang dikencingi.
Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin, menuturkan, kasus tersebut tertuang dalam laporan pengaduan (LP) Nomor: LP/3465/K/XII/2015/SPKT Resta Medan tanggal 18 Desember 2015.
“Sampai saat ini, kasus itu masih dalam penyelidikan dengan memeriksa saksi-saksi, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan telah memasang garis polisi (police line),” tuturnya kepada <em>Waspada Online,</em> Senin (21/12).
Mardiaz menyebutkan, pihaknya sedang melakukan autopsi atas jenazah Gideon Ginting untuk mengetahui penyebab kematiannya. “Berkas perkaranya sedang kita lakukan termasuk memeriksa saksi ahli yakni dokter dan ahli pidana,” ujarnya.
Mantan Kapolres Madina ini menjelaskan, hingga saat ini pihaknya baru memeriksa tiga saksi yakni Rizki (yang menemukan korban saat pingsan), Sibarani dan Nova (karyawan korban).
Sedangkan, tiga saksi lainnya yang melihat langsung korban pingsan masih ditelusuri, termasuk seorang warga yang melamar kerja di kantor pengamanan itu.
“Ini terungkap berdasarkan rekaman CCTV. Dimana saksi tersebut terlihat menyaksikan korban dipukuli secara bersama-sama,” jelas Mardiaz.
Selain itu, Kapolresta Medan menuturkan, pihaknya akan segera melakukan gelar perkara untuk menetapkan tersangka, sehingga bisa dilakukan upaya jemput paksa. “Sekarang, kita akan melakukan gelar perkara untuk penetapan tersangka dan membawa paksa pelaku,” tutur Mardiaz.
Diketahui, Gideon Ginting tewas diduga dianiaya oknum penjaga malam dan pria berpenampilan cepak dan berbadan tegap di dalam pos jaga malam di Pusat Pasar.
Kasus ini bermula saat Gideon bertengkar dengan seorang perempuan yang merupakan keluarga pengelola jaga malam Pusat Pasar Medan.
Setelah keributan, wanita yang bersiteru dengan Gideon tadi memanggil anaknya yang disebut-sebut anggota kepolisian. Selang beberapa waktu, polisi tersebut mengerahkan petugas jaga malam dan beberapa pemuda untuk mencari Gideon.
Singkat cerita, kemudian korban dijumpai para pelaku. Tanpa menunggu waktu, korban ditarik dan diseret secara paksa dari dalam kiosnya di lantai I. Di pos tersebut Gideon dianiaya para pelaku. Korban dipaksa meneken selembar kertas tapi korban menolak. Tak mau menuruti keinginan pelaku, korban kembali disiksa sampai tak berdaya.
Melihat kondisi korban sekarat, para pelaku menyuruh korban keluar dari pos. Tidak berapa jauh berjalan kaki dari pos, korban tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri.
Akibat penganiayaan itu korban mengalami luka lebam di tubuh dan kepala bagian belakang korban mengeluarkan darah segar diduga dihantam pake benda keras.
Hingga berita ini dibuat polisi sudah memeriksa empat petugas jaga malam untuk dimintai keterangan.
Editor: SASTROY BANGUN
SUMBER
================================================================================================================
kondisi pusat pasar yang dikuasai preman ORMAS PP, AMPI, polisi kotor dan tentara kotor, membuat begitu banyak pungli kepada pedagang, iuran keamanan, iuran kebersihan, iuran ini, iuran itu, dst
Dimana yang melawan akan dibunuh seperti binatang dengan leluasa tanpa terjerat hukum
SATU HAL PENTING YANG PERLU DIINGAT, ADALAH : KONDISI PUSAT PASAR MEDAN INI TIDAK HANYA TERJADI DI PUSAT PASAR, TETAPI TERJADI DI SELURUH TEMPAT DAN JALAN DI KOTA MEDAN
AMBIL CONTOH JALAN LEBONG, BEGITU BANYAK PUNGLI UNTUK WARGA SANA IURAN KEAMANAN ORMAS A, B, C DST,IURAN KEBERSIHAN, IURAN PERAYAAN 17 AUG, IURAN HARI RAYA,IURAN SUKA2, IURAN MACAM2 TANPA AKHIR
Nyawa manusia di SUMUT, adalah sangat sangat murah
Berita berita lain seputar ormas dan okp preman yg tidak pernah ditangkap polisi medan/sumut :
http://news.okezone.com/read/2016/09...-sosial-lansia
http://m.medansatu.com/berita/22230/...e-para-lansia/
http://www.pewartaonline.com/2016/09...lung-5-preman/
http://waspada.co.id/medan/poldasu-p...dwelling-time/
http://www.kaskus.co.id/thread/57dce...it-dibuktikan/
http://news.okezone.com/read/2016/10...-tahun-penjara
http://www.kaskus.co.id/thread/57f64...uhan-belawan/1
http://www.kaskus.co.id/thread/57f67...t-baru-terima/
DST
Mari kita petisi untuk medan yang lebih baik
https://www.change.org/p/jokowi-save...atra-indonesia
UPDATE:
ternyata preman ormas/okp penjaga malam pasar sentral merangkap maling juga, dan sudah berlangsung bertahun tahun lamanya
http://medan.tribunnews.com/2015/10/...-sentral-medan
http://medan.tribunnews.com/2015/10/...sering-mencuri
http://waspada.co.id/medan/barang-se...gadu-ke-dewan/
http://medan.tribunnews.com/2015/10/...-sentral-medan
http://www.posmetro-medan.com/pedaga...asar-mengamuk/
Identitas pembunuh dan beking preman ormas/okp penguasa pasar sentral medan
http://www.hariandeteksi.com/2015/12...sta-medan.html