JawaPos.com - Semenjak Pemprov DKI Jakarta melakukan pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang swakelola sejak beberapa bulan lalu, kini kondisinya belum memuaskan.

Buktinya pengelolaan sampah itu masih amburadul. Antrean truk yang hendak membuang sampah terjadi hingga 10 jam lebih.

Kondisi itu dikeluhkan para sopir truk pembuang sampah ke TPST Bantargebang. Mereka mengaku kelelahan karena lamanya mengaksses proses ke titik buang.

”Sekarang minimal antre di titik buang untuk membuang sampah sekitar 10 jam lebih. Padahal dulu paling lama hanya empat jam,” Ardi, 35, sopir truk pembuang sampah asal Cengkareng saat ditemui koran ini di TPST Bantargebang, Kota Bekasi, Senin (17/10).

Sopir itu mengaku harus mengantre berjam-jam untuk bisa masuk ke lokasi titik buang untuk bisa membuang muatannya.

Dia bercerita, sejak truknya masuk ke TPST Bantargebang pada Sabtu (15/10) pukul 22.00, dirinya baru bisa keluar Minggu (16/10) pukul 14.00 WIB.

”Antrean proses membuang sampah di TPST Bantargebang sekarang paling parah sejak saya bekerja menjadi sopir truk sampah,” ungkapnya juga.

Dia juga mengaku pengelolaan TPST Bantargebang sejak diambilalih makin memburuk. Itu lantaran, infrastruktur menuju ke TPST Bantargebang mengalami rusak parah.

”Akses jalan menuju titik buang sudah tidak layak, akses jalannya banyak yang retak-retak dan berlobang. Kalau kita gak hati-hati ban bisa selip dan akhirnya truk bisa terguling. Apalagi jalanannya licin banyak lumpurnya,” cetusnya juga kesal.

”Ditambah fisik kami juga sudah lelah karena bergadang menunggu antrean di titik buang yang berjam-jam. Kondisi ini membuat para sopir kelelahan menunggu,” menambahkan Ramli, 39, salah seorang sopir angkutan truk sampah lainnya. (dny/iil/JPG)