angangan18Avatar border
TS
angangan18
Menerima dia yang Tak Kan Bisa Hilang
Dia adalah ingatan. Hampir segala hal bisa masuk ke dalamnya. Jika saja ingatan hanya bisa menerima kenangan baik, informasi baik, dan hal-hal baik lainnya, bukankah hidup ini akan terasa tentram dan damai? Tapi, kenyataannya ingatan hadir untuk menerima segala hal, termasuk kenangan pahit, informasi tidak baik, dan hal-hal negatif lainnya. Sebagian orang bisa saja berdalih, kejadian buruk boleh jadi pentunjuk untuk bisa memperbaiki diri. Alamak, teorinya mudah sekali: jadikan kegagalan sebagai pembelajaran untuk memperbaiki diri. Jika memang demikian, mengapa ingatan harus terciptakan dalam keadaan menerima segala hal? Dan yang lebih memberatkan lagi, ingatan tak pernah bisa dihapuskan. Segala peristiwa yang telah berubah menjadi kenangan bermakna (menyenangkan, menyedihkan, menakutkan, hingga menggeramkan) akan masuk menuju ingatan. Lalu 'TRAP', terjebak-terjerembab-terkristalkan-terbekukan-terdiam-terawetkan-terabadikan tuk selalu di sana, diam bergeming meski matahari dan bulan tlah berganti 536 kali. Jadi, bagaiman caranya agar teori sederhana di atas bisa dilakukan? Apa yang bisa dilakukan jika kenangan yang tersimpan sangat menyenangkan namun pada dasarnya tidak baik? Bagaimana cara mengatur ulang ingatan ini, menghidupkan kembali sosok aku sebelum hari ini? Hanya bisa menerima, hanya bisa berusaha berdamai untuk menciptakan suasana diri mendekati kondisi semula. Mustahil memang agar benar-benar bisa menelusuri jejak peristiwa untuk menghapus kenangan. Terlebih dengan kondisi diri yang perlahan merasa semakin asing.

Ku tak bisa menghapus kenangan, ku tak bisa merekayasa kenangan, aku pun tak bisa meyakini bahwa dalam kondisi ini semuanya akan baik-baik saja.
Diubah oleh angangan18 08-09-2016 23:49
0
1.2K
13
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to Heart
icon
21.6KThread27KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.