Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus menyinggung soal terdakwa kasus suap pembahasan Raperda reklamasi Pantai Utara Jakarta, Mohammad Sanusi dan salah satu kuasa hukumnya, Maqdir Ismail.

Menurut Ahok, Maqdir dan kliennya terus menghindar walaupun Sanusi terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada akhir Maret lalu. Sementara, mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja, selaku orang yang menyuap Sanusi, telah mengakui dan juga sudah divonis bersalah.

Apa yang diungkapkan Ahok ini terkait dengan persidangan di Pengadilan Tipikor, pada Senin (5/9/2016) lalu, saat ia hadir sebagai saksi, di mana Maqdir terus menyerang dia soal dasar hukum penentuan besaran kontribusi tambahan 15 persen kepada pengembang reklamasi Pantai Utara Jakarta.

"Masak sudah ketangkap tangan nyuap, yang nyuap udah divonis, yang terima suap masih mau ngeles. Masih mau nanya, kamu haknya apa nentuin 15 persen? Gila aja, logikanya begini," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Rabu (7/9/2016).

"Tangkap tangan aja galak, masih mau fitnah saya. Udah saya tulisin 'gila' aja masih bilang saya setuju. Masak saya setuju, padahal dalam rapat saya itu begitu keras, di Youtube saya begitu keras," ungkap Ahok.

Seperti diketahui, Ariesman dijatuhi hukuman 3 tahun penjara dengan denda Rp200 juta, subsider 3 bulan kurungan. Hukuman tersebut lebih ringan dibanding tuntutan jaksa penuntut umum dari KPK. Sebelumnya, jaksa meminta hakim menjatuhi Ariesman hukuman 4 tahun penjara dengan denda Rp250 juta subsider 6 bulan kurungan.

sumber
http://netralnews.com/news/megapolitan/read/22226/ahok.yang..i.nyuap..i..sudah.divonis..yang.terima.suap.masih.mau..i.ngeles..i.

GILA