belahdurensatuAvatar border
TS
belahdurensatu
Tontowi Ahmad - Liliyana Natsir Menyumbangkan Emas Untuk Indonesia




Final
set satu

set dua


Semi Final
Tontowi Ahmad Liliyana Natsir Vs Zhang Nan Zhao Yunlei


Perempat Final
Tontowi Ahmad Liliyana vs Jordan Debby


Bonus 1
brutal vs brutal
Jordan / Debby vs Chan / Goh.


bonus 2
Jordan / Debby vs Zhang Nan / Zhao Yunlei


bonus 3
Jordan / Debby vs Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen


Liputan6.com, Rio de Janeiro - Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merebut emas Olimpiade Rio 2016 bulutangkis nomor ganda campuran, usai mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dua set langsung, 21-14 dan 21-12 di Riocentro, Rio de Janeiro, Brasil, Rabu (17/8/2016).

Di set pertama, Tontowi/Liliyana menunjukkan dominasi atas Peng Soon/Liu Ying dengan kemenangan 21-14. Di set kedua, pertarungan tidak kalah seru karena pasangan Malaysia mencoba bangkit.

Pertarungan sengit terjadi di awal set kedua, saat pasangan Malaysia mencoba mengambilalih permainan. Namun, Tontowi/Liliyana mampu meredamnya dengan permainan lebih agresif hingga unggul 3-1.

Tontowi/Lilyana terus bermain cepat demi mengumpulkan poin-poin berikut. Ganda campuran peringkat ketiga dunia ini pun masih memimpin 8-4 atas Peng Soon/Liu Ying.

Namun, Peng Soon/Liu Ying. tidak mau terbawa permainan cepat pasangan Indonesia dan bisa nyaris mengejar hingga 10-9. Tontowi/Lilyana tapi tidak membiarkan ganda campuran Malaysia itu bangkit.

Dua kali pukulan smash Tontowi berbuah poin penting bagi pasangan Merah Putih. Perolehan Tontowi/Lilyana mampu kembali menjauh dari Peng Soon/Liu Ying menjadi 15-10.

Permainan percaya diri ditunjukkan Tontowi/Liliyana setelah unggul jauh atas pasangan Malaysia. Akhirnya, di set kedua Tontowi/Liliyana mampu menang 21-12 atas Peng Soon/Liu Ying sekaligus merebut medali emas Olimpiade Rio 2016.

liputan6



Malaysia Akui Tontowi/Lliyana Terlalu Tangguh


Rio de Janeiro (ANTARA News) - Pasangan ganda campuran Malaysia Chan Peng Soon-Goh Liu Ying tidak mencari-cari alasan atas kegagalan mereka merebut medali perak Olimpiade dengan menyebutkan kegagalan itu semata karena pasangan Indonesia Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir memang terlalu kuat bagi mereka sehingga tak bisa mereka hentikan.

Ganda campuran Indonesia peringkat tiga dunia itu menang 21-14, 21-12 atas pasangan Malaysia dalam waktu 42 menit demi meraih medali emas Olimpiade setelah empat tahun lalu gagal pada Olimpiade London karena hanya menempati urutan keempat.

"Tak ada yang bisa kami lakukan ketika pasangan Indonesia itu berada pada performa puncaknya. Tekad mereka untuk menang hebat sekali," kata Liu Ying.

Rekannya, Peng Soon, sepakat.

"Kami sudah punya perencanaan pertandingan tapi pasangan Indonesia itu juga punya dan jelas mereka superior terhadap kami," kata Peng Soon seperti dikutip laman New Straits Times.

Dia melanjutkan, "Walaupun demikian, kami berdua senang telah meraih medali perak mengingat kami sebenarnya sudah cukup puas masuk semifinal."

Menurut New Straits Times tak ada yang harus malu akibat kekalahan ini mengingat pasangan nomor 11 dunia itu telah bermain di atas ekspektasi dengan mencapai final Olimpiade setelah gagal maju ke fase grup di London empat tahun silam.

Pada nomor ini, medali perunggu diraih pasangan China Zhang Nan-Zhao Yunlei yang merupakan juara Olimpiade 2012 setelah mengalahkan rekan senegaranya Xu Chen-Ma Jin. ​
antara


Emas Olimpiade Sempurnakan Gelar All England dan Juara Dunia Tontowi/Liliyana

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com - Prestasi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir untuk nomor ganda campuran kian komplet. Medali emas Olimpiade Rio 2016 melengkapi kejayaan Owi/Butet - begitu mereka biasa disapa - yang sempat mencatat hat-trick juara All England dan menjadi juara dunia.

Tontowi/Liliyana mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-14, 21-12, pada partai final yang berlangsung di Riocentro Pavilion 4, Rio de Janeiro, Rabu (17/8/2016).

Tontowi/Liliyana menjadi pasangan atlet Indonesia pertama yang bisa menjuarai nomor ganda campuran pada Olimpiade. Sebelum Olimpiade Rio 2016, nomor ini bergantian dikuasai pasangan Korea Selatan dan China.

Medali emas Olimpiade ini juga melengkapi prestasi Tontowi/Liliyana. Sebelum meraih emas Olimpiade, mereka sudah merasakan sejumlah gelar bergengsi di level superseries, superseries premier dan kejuaraan dunia.

Di All England, salah satu turnamen kategori superseries, Tontowi/Liliyana bahkan mencatat hat-trick juara. Mereka menjadi juara pada 2012, 2013, dan 2014.

Dipasangkan sejak 2010, Tontowi/Liliyana kemudian berkembang menjadi pasangan yang disegani. Pada tahun pertama, mereka merebut dua gelar juara kategori grand prix. Tahun berikutnya, mereka memenangi dua gelar grand prix dan dua gelar superseries.

Tahun 2012 bisa dikatakan menjadi periode emas bagi Owi/Butet ketika memenangi sejumlah gelar bergengsi. Namun, mereka gagal di Olimpiade 2012 karena kalah di semifinal dan perebutan medali perunggu.

Pada 2013, sejumlah gelar superseries direbut. Gelar All England juga dipertahankan. Mereka juga menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Dunia di Guangzhou, China.

Pada 2014, Tontowi/Liliyana bisa mempertahankan gelar All England sekaligus mencatat hat-trick dan dua gelar superseries lain. Namun, memasuki 2015, prestasi pasangan ini mengalami kemandekan dan hanya sekali merebut gelar juara kategori grand prix.

Prestasi mereka dalam dua tahun terakhir memang kurang menjanjikan. Tontowi/Liliyana sering kalah pada babak awal turnamen superseries. Tahun ini, mereka baru meraih satu gelar superseries yakni Malaysia Terbuka.

Pada Indonesia Terbuka 2016, mereka tersingkir pada babak kedua. Pekan berikutnya, mereka langsung tumbang pada babak pertama Australia Terbuka.

Wajar jika banyak pihak lalu meragukan apakah mereka bisa meraih medali pada Olimpiade Rio 2016.

“Kemenangan ini untuk membayar semua keraguan terhadap kami,” kata Tontowi.

Liliyana juga mengaku harus berdamai dengan setiap kekalahan yang dia terima.

“Saya berkata, oke kami kalah di turnamen superseries. Namun, selama ini konsentrasi kami memang di Olimpiade. Sekarang, terbayar sudah kekalahan-kekalahan yang dulu,” ujar Liliyana.

Tontowi/Liliyana berhasil membalas segelintir peragu dengan medali emas Olimpiade 2016. Prestasi ini juga mengembalikan tradisi medali emas Indonesia yang sempat terputus di London 2012.

Prestasi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir:

2010 - Macau Open, Indonesian Masters (grand prix)

2011 - Macau Open, Malaysia Masters (grand prix), Singapore Open, India Open (superseries)

2012 - Swiss Open, Indonesia Masters, Macau Open (grand prix), All England (superseries premier), India Open (superseries)

2013 - All England, China Open (superseries premier), Singapore Open (superseries), BWF World Championship

2014 - All England (superseries premier), Singapore Open, French Open (superseries)

2015 - Indonesian masters (grand prix)

2016 - Malaysia Open (superseries premier), emas Olimpide Rio 2016
kompas

akhirnya dapet emas... gan....

Quote:


Quote:




Diubah oleh belahdurensatu 18-08-2016 04:59
0
78.6K
697
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Olahraga
Berita Olahraga
icon
15.1KThread4.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.