- Beranda
- The Lounge
Fenomena Arab Wannabe dan Sejarah Batuk Pak Haji
...
TS
risoles.kroket
Fenomena Arab Wannabe dan Sejarah Batuk Pak Haji
Terimakasih Momod, Agan yang bantu rekommend, Officer dan Mimin.
Buat yang udah nyendolin, mohon maaf ya ane belum bisa balas
Buat yang udah nyendolin, mohon maaf ya ane belum bisa balas
Quote:
Note: Penggunaan kata "arab wannabe" sebenarnya tidak tepat (penjelasan di bawah).
Spoiler for Apa ya?:
Agar tidak terjadi salah faham, karena baca gak selesai, maka kesimpulan ane taruh di awal ya
Quote:
1.Tujuan ane membuat tulisan ini: berharap stereotip, phobia, alergi yang menyebabkan keresahan di tengah masyarakat terhadap kata seperti "arab", "jilbab gede", "cadaran", "jengootan", "teroris", bisa sedikit berkurang.
2. Dimana penyebab alergi dan phobia ini kebanyakan karena banyaknya data dan berita yang tidak reliabel dan objjektif tersebar masyarakat, dan malasnya masyarakat untuk mencari fakta dari textbook dan sumber langsung.
3. Kita harus sepakat terorisme adalah tindakan keji yang diperangi semua agama.
4. Stereotype bahwa teroris adalah orang yang ke arap-arapan atau berbau arap baru muncul sekitar tahun 1990an ke atas
5. Faktanya, terorisme telah ada dan tercatat dalam sejarah sejak abad ke-1, baca: http://www.terrorism-research.com/hi...tory/early.php
6. Menurut sebagian kalangan, yang mengaku cendekiawan (baca: liberalis), jilbab adalah budaya arab, yang tidak harus dituruti.
7. Namun, bagi pemeluknya, Jenggot, jilbab, dan cadar bukan budaya Arab, melainkan ajaran Agama yang harus dihormati bagi yang tidak menganut dan ditaati bagi yang menganut.
8. Sedangkan Sorban, Turban, adalah budaya sebagaimana Peci, Songkok, Koko. Jangan diputar balik dengan poin diatas.
9. Streotype tentang arab di Indonesia kebanyakan berbau negatif, bisa dilihat dari komentar-komentar dibawah.
10. Padahal bangsa arab dan nilai-nilainya telah lama masuk (beratus-ratus tahun lalu) dan berakulturasi dengan nilai-nilai nusantara, sebagaimana nilai-nilai dari tionghoa.
11. Mereka mengidentikkan arap dengan terorisme, padahal stereotype ini baru meluas sejak tahun 2000an setelah tragedi WTC dan rangkaian lainnya.
12. Budaya arab sama seperti budaya-budaya tua lainnya di dunia, namun kebanyakan kita meletakkan standar ganda dalam menyikapi budaya asing.
13. Memakai penutup wajah bagi sebagian orang dianggap tidak nusantara, sok arap katanya! Padahal faktanya beberapa dari budaya nusantara di daerah-daerah mengenakan hal yang sama.
14. Beberapa orang akan ilfeel (jijik) melihat orang yang belajar dan mempraktekkan bahasa arab.
15. Faktanya bahasa ini adalah satu dari enam bahasa resmi PBB, dan 10-15% bahasa Indonesia di ambil dari bahasa Arab.
16. Ane kagak lagi promo Budaya Arab ya Gan. Ane keseharian malah sukanya fashion ala-ala adventure gitu, tapi ane gak pakai kaos "my trip my adventure" atau "national geographic" ya.
17. Kalau belum sempet baca sampai tuntas, mending nanti aja bacanya, takutnya miskonsepsi (gagal faham).
Quote:
Kalau lagi hangout atau ada kerjaan diluar, sekarang mata kita akan disajikan berbagai macam pemandangan yang beraneka ragamnya. Mulai dari adek-adek ngegemesin dengan hotpants-nya, katanya dulu sih, celana ini jadi identitasnya "kupu-kupu night" Eropa di tahun 1970-an. Ada juga mbak-mbak aduhai dengan miniskirt ala korea dan amerika. Lalu ada juga abang-abang ganteng yang memakai celana jeans yang konon celanya para penambang.
Quote:
Ada juga om-om kantoran dan anak kuliahan kayak ane (), yang memakai celana pentalon. Konon katanya si mbah dulu, celana model pentalon ini dipopulerkan para penjajah, dan dulu si mbah alergi banget menirukan gaya berpakaian para penjajah. Maaf ya mbah, cucuk mu ini, demi bisa kuliah, terpaksa mengikuti pakaiannya para penjajah mbah.. Soalnya, cucukmu ini isin (malu) mbah, kalau kuliahnya sarungan.
Quote:
Namun pemandangan diatas yang katanya bisa mencuci mata kita, tampaknya sudah biasa. Sekarang kita akan membahas trend yang jadi pembicaraan dan dianggap "aneh" oleh sebagian masyarakat. Fashion yang sekarang mulai digandrungi di Indonesia, baik dari kalangan pemuda-pemudi sampai kakek dan nenek. Fashion yang mencoba mengikuti fashion nya "Prophet and The Companions". Dari yang sekedar seperti kayak ibu-ibu pengajian dengan jilbab lebar sampai ada yang bilang mirip istrinya teroris. Dari yang celananya mirip boyband korea diatas mata kaki, sampai ada yang bilang celananya onta.
Quote:
Ada juga trend mempelajari bahasa arab yang mulai menjamur. Selain itu, seperti bahasa inggris, jepang, korea, dan mandarin, bahasa arab juga mulai dipraktekkan di kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh kecil seperti di forum "KASKUS", usernya sering memakai kata "ane" dan "ente" yang diambil dari kata "ana" dan "anta" sebagai kata ganti orang pertama dan kedua.
Nah, orang-orang diatas, mulai dari jilbab lebar, jenggotan, celana ngatung, dan mempelajari bahasa arab, biasanya ada yang memanggil mereka "arab wannabe". Lalu gimana sih sebenarnya fenomena ini, dan kapan sih masukknya ke Indonesia? Tepatkah pelabelan kata "arab wannabe" pada mereka? Yuk kita simak bersama dibawah..
Nah, orang-orang diatas, mulai dari jilbab lebar, jenggotan, celana ngatung, dan mempelajari bahasa arab, biasanya ada yang memanggil mereka "arab wannabe". Lalu gimana sih sebenarnya fenomena ini, dan kapan sih masukknya ke Indonesia? Tepatkah pelabelan kata "arab wannabe" pada mereka? Yuk kita simak bersama dibawah..
Quote:
Quote:
Fenomena Wannabe?
Quote:
Quote:
"Wannabe" adalah kata slank (gaul) yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang ingin menjadi jenis orang yang mereka kagumi, atau menjadi bagian dari kelompok atau golongan orang yang mereka kagumi, baik itu cara berpakaian atau berperilaku.
Contohnya dahulu kala, ketika zamannya Westlife dan F4 (yang diatas 90an mungkin gak tau). Banyak cowok yang berbondong-bondong meniru gaya berpakaian dan rambut mereka. Rambut dengan potongan bulat tengah adalah sesuatu yang menambah nilai kegantengan waktu itu. Fenomena ini menurut definisi, bisa dogolongkan kepada, fenomena "wannabe".
Kata "wannabe" sebenarnya tidak selalu berkonotasi negatif, cuman pada prakteknya memang kebanyakan dipakai untuk mengolok-olok atau mendeskreditkan orang yang memperaktekkan atau menirukan sesuatu.
Nah, sedangkan "arab wannabe" sendiri adalah kata yang dikeluarkan untuk menyebutkan atau mengolok orang yang mempraktekkan nilai-nilai atau hal-hal yang telah kita singgung di bagian pendahuluan.
Contohnya dahulu kala, ketika zamannya Westlife dan F4 (yang diatas 90an mungkin gak tau). Banyak cowok yang berbondong-bondong meniru gaya berpakaian dan rambut mereka. Rambut dengan potongan bulat tengah adalah sesuatu yang menambah nilai kegantengan waktu itu. Fenomena ini menurut definisi, bisa dogolongkan kepada, fenomena "wannabe".
Kata "wannabe" sebenarnya tidak selalu berkonotasi negatif, cuman pada prakteknya memang kebanyakan dipakai untuk mengolok-olok atau mendeskreditkan orang yang memperaktekkan atau menirukan sesuatu.
Nah, sedangkan "arab wannabe" sendiri adalah kata yang dikeluarkan untuk menyebutkan atau mengolok orang yang mempraktekkan nilai-nilai atau hal-hal yang telah kita singgung di bagian pendahuluan.
Quote:
Quote:
Manusia adalah makhluk sosial. Interaksi, akulturasi, pertukran budaya, faham, dan bahasa adalah sesuatu yang tak dapat dihindari.
Quote:
Quote:
Dalam meyikapi tentang pertukaran nilai dari luar, maka sikap orang akan berbeda-beda. Ada yang terlalu terbuka ada yang pertengahan (menyaring), ada juga yang tertutup. Namun sebagai makhluk sosial pertukaran nilai adalah sesuatu yang nicaya terjadi.
Banyak sebab dan cara terjadinya pertukaran nilai sebuah banngsa atau kelompok, bisa lewat penjajahan, diplomasi, perdagangan atau dengan yang lainnya.
Salah satu contohnya, adalah bahasa Inggris, yang dipakai hampir di segala penjuru dunia, bahkan menjadi salah satu bahsa resmi negara tetangga, Malaysia. Dimana pada abad 17 dan 18 bahasa ini tersebar melewati proses kolonialisme. Hasilnya bimbel bahasa inggris di Malaysia sepertinya tidak sesemarak di Indonesia.
Banyak sebab dan cara terjadinya pertukaran nilai sebuah banngsa atau kelompok, bisa lewat penjajahan, diplomasi, perdagangan atau dengan yang lainnya.
Salah satu contohnya, adalah bahasa Inggris, yang dipakai hampir di segala penjuru dunia, bahkan menjadi salah satu bahsa resmi negara tetangga, Malaysia. Dimana pada abad 17 dan 18 bahasa ini tersebar melewati proses kolonialisme. Hasilnya bimbel bahasa inggris di Malaysia sepertinya tidak sesemarak di Indonesia.
Quote:
Quote:
Stereotype: Mempraktekkan bahasa Arab adalah ciri "arab wannabe"? 15% dari bahasa Indonesia adalah bahasa Arab?
Quote:
Quote:
"Gimana bro (brother)?" "Sorry sist .." "Get well soon ya.." "On the way nih.." "Anyeong Haseyo kakak.." "Oppa, jangan tinggalkan aku!" "Konochiwa mas.." "Xiexie koko.." "Gimana ni akh? syukron ukh.. 'afwan ya.."
Seperti yang sudah disinggung diatas, pertukaran nilai adalah hal yang niscaya terjadi sebagai manusia. Contohnya adalah bahasa arab, dimana sekitar 10-15 % bahasa Indonesia terdiri dari kosa kata arab baik yang masih utuh ataupun serapan. Uniknya, bangsa arab tidak pernah menjajah Indonesia, melainkan terakulturasi lewat diplomasi kerajaan dan perdagangan.
Nah, jadi jangan lupa. Buat kamu yang alergi sama arab, pandai-pandai lah memilih kata saat berkomunikasi. Karena menurut hitungan probabilitas ane yang ngawur, 1 dari 10 kalimat yang kita sebutkan, memiliki unsur bahasa arab. Oke brother? are you ready?
Oia, yang paling kasihan itu, penduduk Indonesia yang dikenai kewajiban mendirikan sholat, namun alergi bahasa arab. Nah, jatohnya diantara dua aja. Dia sholat tapi tersiksa oleh alerginya, atau yang paling parah, dia gak sholat karena alergi. Which one is you?
Seperti yang sudah disinggung diatas, pertukaran nilai adalah hal yang niscaya terjadi sebagai manusia. Contohnya adalah bahasa arab, dimana sekitar 10-15 % bahasa Indonesia terdiri dari kosa kata arab baik yang masih utuh ataupun serapan. Uniknya, bangsa arab tidak pernah menjajah Indonesia, melainkan terakulturasi lewat diplomasi kerajaan dan perdagangan.
Nah, jadi jangan lupa. Buat kamu yang alergi sama arab, pandai-pandai lah memilih kata saat berkomunikasi. Karena menurut hitungan probabilitas ane yang ngawur, 1 dari 10 kalimat yang kita sebutkan, memiliki unsur bahasa arab. Oke brother? are you ready?
Oia, yang paling kasihan itu, penduduk Indonesia yang dikenai kewajiban mendirikan sholat, namun alergi bahasa arab. Nah, jatohnya diantara dua aja. Dia sholat tapi tersiksa oleh alerginya, atau yang paling parah, dia gak sholat karena alergi. Which one is you?
Quote:
Quote:
Rupanya, bahasa arab adalah satu dari enam bahasa resmi PBB.
Quote:
'
Quote:
Enam bahasa yang menjadi bahasa resmi yang dipakai PBB adalah Arabic, Chinese, English, French, Russian, Spanish. Bahasa resmi ini dipakai dalam rapat-rapat, surat-menyurat dan semua hal yang berkaitan dengan institusi PBB. Contohnya apabila Sekjend PBB mengirimi surat ke Presiden Indonesia, maka menggunakan bahasa Inggris bukan Spanish atau Chinese.
Nah, jadi kalau ada orang mau mempelajari ke enam bahasa tersebut atau salah satunya, akan sangat berguna dalam berperan memajukan negara Indonesia. Eh iya gak sih?
Nah, jadi kalau ada orang mau mempelajari ke enam bahasa tersebut atau salah satunya, akan sangat berguna dalam berperan memajukan negara Indonesia. Eh iya gak sih?
Quote:
Quote:
Jilbab dan menutup sebagian wajah bukanbudaya arab dan bukan budayanya orang gurun pasir.
Quote:
Quote:
"Eleh! itu mah cuman budaya arab! Disana kan panas dan berpasir tuh.. makanya mereka pakai pakaian kayak gitu.. Ndag usah sok ke arap-arapan lah.. Kalau berpakaian itu mbok yang nusantara sedikit!"
Pernah dengar kalimat diatas dan semisalnya? Wajar aja sih kalau yang ngomong itu cuman sedang mengenakan kemben batik khas nusantara. Lha yang ngesein ini dia pakai skinny jeans dan high heels?
Nah, yang perlu diluruskan sebenarnya dari kalimat diatas ada beberapa hal. Pertama, bangsa dan kebudayaa arab termasuk kebudayaan yang tua. Kedua, kebiasaan atau budaya wanita arab dahulu, sekitar 14 abad yang lalu adalah terbuka, baik bagian sebagian kepala, dan beberapa bagian tubuh yang lainnya. Ketigakebiasaan memakai penutup kepala bagi perempuan (veil) adalah kebiasaan yang juga dipraktekan oleh bangsa-bangsa lain.
Pernah dengar kalimat diatas dan semisalnya? Wajar aja sih kalau yang ngomong itu cuman sedang mengenakan kemben batik khas nusantara. Lha yang ngesein ini dia pakai skinny jeans dan high heels?
Nah, yang perlu diluruskan sebenarnya dari kalimat diatas ada beberapa hal. Pertama, bangsa dan kebudayaa arab termasuk kebudayaan yang tua. Kedua, kebiasaan atau budaya wanita arab dahulu, sekitar 14 abad yang lalu adalah terbuka, baik bagian sebagian kepala, dan beberapa bagian tubuh yang lainnya. Ketigakebiasaan memakai penutup kepala bagi perempuan (veil) adalah kebiasaan yang juga dipraktekan oleh bangsa-bangsa lain.
Quote:
Quote:
Pakaian wanita arab zaman dahulu menampakkan belahan dada, telinga, punggung, dan kemolekan tubuh yang aduhai dan semeriwing.
Quote:
Quote:
Diatas itu relief Latta, Uzza, Manat. Itu mungkin udah hitungan pakaian paling ketutup loh.. Soalnya mereka itu terhitung orang sholeh dizamannya. Setelah kematian, awalnya orang-orang membuat patung mereka sekedar untuk peringatan aja. Eh, lambat laun disembah deh.
Note: buat Latta ada sejarah yang menyatakan doi cewek, makanya patungnya banyakan cewek. Namun yang tepat, berdasarkan the authentic hadith, doi adalah seorang cowok yang dermawan ketika masih hidup. Cuman kenapa patungnya banyak yag bentuk cewek, ya biasalah distorsi.
Jadi pakaian wanita arab zaman dahulu (pre-islam) masih aduhai banget, bikin kita yang mandangnya semeriwing. Diceritakan dibanyak riwayat yang outentik dan valid bahwa mereka senang banget berdandan menor (tabaruj)buat menarik perhatian.
Iya, memang ada versi sejarah berbau dongeng yang menyatakan wanita arab waktu itu telah mengenal dengan memakai hijab. Namun versi ini sungguh sangat lemah validitasnya. Kenapa? Karena bertentangan dengan bukti outentik nan valid yang disepakati oleh umat manusia tak pernah berubah redaksinya dari dahulu hingga sekarang, The Quran and The Shahih Hadith.
It was narrated from Safiyyah bint Shaybah that ‘Aa’ishah (may Allaah be pleased with her) used to say: When these words were revealed – “and to draw their veils all over Juyoobihinna (i.e. their bodies, faces, necks and bosoms)” – they took their izaars (a kind of garment) and tore them from the edges and covered their faces with them.
Narrated by al-Bukhaari, 4481.
Waduh, sampai lupa.. Kamu kan alergi sama dua nama diatas ya, The Quran and The Shahih Hadith. Oke deh, alasan lain kenapa sejarah versi itu lemah karena yang menulis dari pihak lawan, dan bertentangan dengan bukti-bukti berupa sastra-sastra arab kuno, relief dan lukisan kuno yang menggambarkan wanita arab pada waktu itu. Buat relief dan lukisan, persia sih bukan arab, tapi ya dari deskripsinya sih mirip.
Pertanyaannya, jadi kalau ada kakak-kakak bermotor yang pakai dress yang menampakkan belahan punggung, itu "arab wannabe" dong?
Note: buat Latta ada sejarah yang menyatakan doi cewek, makanya patungnya banyakan cewek. Namun yang tepat, berdasarkan the authentic hadith, doi adalah seorang cowok yang dermawan ketika masih hidup. Cuman kenapa patungnya banyak yag bentuk cewek, ya biasalah distorsi.
Jadi pakaian wanita arab zaman dahulu (pre-islam) masih aduhai banget, bikin kita yang mandangnya semeriwing. Diceritakan dibanyak riwayat yang outentik dan valid bahwa mereka senang banget berdandan menor (tabaruj)buat menarik perhatian.
Iya, memang ada versi sejarah berbau dongeng yang menyatakan wanita arab waktu itu telah mengenal dengan memakai hijab. Namun versi ini sungguh sangat lemah validitasnya. Kenapa? Karena bertentangan dengan bukti outentik nan valid yang disepakati oleh umat manusia tak pernah berubah redaksinya dari dahulu hingga sekarang, The Quran and The Shahih Hadith.
It was narrated from Safiyyah bint Shaybah that ‘Aa’ishah (may Allaah be pleased with her) used to say: When these words were revealed – “and to draw their veils all over Juyoobihinna (i.e. their bodies, faces, necks and bosoms)” – they took their izaars (a kind of garment) and tore them from the edges and covered their faces with them.
Narrated by al-Bukhaari, 4481.
Waduh, sampai lupa.. Kamu kan alergi sama dua nama diatas ya, The Quran and The Shahih Hadith. Oke deh, alasan lain kenapa sejarah versi itu lemah karena yang menulis dari pihak lawan, dan bertentangan dengan bukti-bukti berupa sastra-sastra arab kuno, relief dan lukisan kuno yang menggambarkan wanita arab pada waktu itu. Buat relief dan lukisan, persia sih bukan arab, tapi ya dari deskripsinya sih mirip.
Pertanyaannya, jadi kalau ada kakak-kakak bermotor yang pakai dress yang menampakkan belahan punggung, itu "arab wannabe" dong?
Quote:
Quote:
Salah satu pakaian tradisional wanita Jepang, Apakah mereka "arab wannabe"?
Quote:
'
Quote:
Nah, kalau yang di arab tadi kan katanya panaa dan berpasir, kalau yang ini apa alasannya?
"Di sana kan adem makanya pakaiannya kayak gitu..
Gedubrak..
Menurut beberapa keterangan dibawah sumber fotonya, pakaian ini adalah pakain musim dingin wanita jepang. Namun, disebagian foto juga menampakkan bahwa ini bukan dipakai saat musim dingin saja. Mungkin yang sering mempelajari kebudayaan jepang bisa menambahkan informasi mengenai ini?
Nah, jadi kalau ada wanita yang pakaiannya longgar-longgar, terus menutup kepala dan atau sebagian wajah, apakah mereka bisa disebut "Japan Wannabe"?
"Di sana kan adem makanya pakaiannya kayak gitu..
Gedubrak..
Menurut beberapa keterangan dibawah sumber fotonya, pakaian ini adalah pakain musim dingin wanita jepang. Namun, disebagian foto juga menampakkan bahwa ini bukan dipakai saat musim dingin saja. Mungkin yang sering mempelajari kebudayaan jepang bisa menambahkan informasi mengenai ini?
Nah, jadi kalau ada wanita yang pakaiannya longgar-longgar, terus menutup kepala dan atau sebagian wajah, apakah mereka bisa disebut "Japan Wannabe"?
Quote:
Quote:
Ratu Zita menggunakan pakaian yang kini dicap pakaian istri teroris saat pemakaman Emperor Franz Joseph, 30 November 1916.
Quote:
Quote:
Konon dress code ini wajib dipakai para bangsawan eropa (bukan cuman autstria) saat acara-acara tertentu, contohnya adalah saat"funeral ceremony". CMIIW.
Gak kebayang kalau Empratriz (ratu) Rita saat itu berjalan di Indonesia saat ini, mungkin udah diteriakin, "Dasar Ninja!", "Dasar Teroris!" atau "Dasar W*habi!". Dan kebayang kalau ada orang yang neriakin dia di zamannya, kalau gak masuk penjara atau digantung.
Untuk video pemakaman Emperor Franz Joseph, bisa klik disini. (Tun off the mute)
Gak kebayang kalau Empratriz (ratu) Rita saat itu berjalan di Indonesia saat ini, mungkin udah diteriakin, "Dasar Ninja!", "Dasar Teroris!" atau "Dasar W*habi!". Dan kebayang kalau ada orang yang neriakin dia di zamannya, kalau gak masuk penjara atau digantung.
Untuk video pemakaman Emperor Franz Joseph, bisa klik disini. (Tun off the mute)
Quote:
Quote:
Rimpu Mpida, pakaian khas Dompu yang "lebih nusantara" dan lebih Indonesia dibandingkan pakaian mini yang ngegemesin.
Quote:
Quote:
Rimpu Mpida pada dasarnya digunakan oleh para wanita yang berasal dari bima maupun Dompu, Nusa Tengara Barat, Indonesia. Digunakanyya pun dalam kegiatan sehari-hari mereka, terutam saat keluar dari rumah. Tradisi berpakaian seperti ini berupa penutupan di bagian wajah, dada, dan kaki dengan menggunakan sarung. Sarung yang digunakan pun memiliki motif dan warna bermacam-macam. Sarung ini merupakan sarung husus yang dibuat oleh masayarakat Dompu, yaitu Tembe Nggoli.
Nah nusantara banget kan pakaian ini, gak kayak pakaian yang ane pakai kalau kuliah, gak nusantara banget. Yah, palingan dilingkungan rumah saja berpakaian nusantara, dengan sarungan dan peci Pak Karno.
Nah nusantara banget kan pakaian ini, gak kayak pakaian yang ane pakai kalau kuliah, gak nusantara banget. Yah, palingan dilingkungan rumah saja berpakaian nusantara, dengan sarungan dan peci Pak Karno.
Quote:
Quote:
Stereotype: Jenggotan dan Celana Cingkrang Ciri Teroris
Quote:
Quote:
Nah, ini adalah stereotype yang baru muncul setelah tahun 2000an ke atas, berkat beberapa teroris abad 21 yang berpenampilan seperti itu, dan media yang jempolan. Stereotype ini pun muncul. Padahal sebelum 2000an streotype ini belum muncul.
Namun apakah benar begitu? Ruapanya tidak. Sbagaimana perut buncit bukan ciri koruptor dan hotpants bukan ciri cabe-cabean berbayar, ternyata jenggotan dan celana cingkrang bukan ciri teroris loh!
“Orang berjenggot dan bercelana cingkrang bukan ciri teroris” ujar Mantan Kapolri Jendral Barodin, ini disampaikan beliau saat memberikan sambutan dalam acara yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Sabtu (2/1/2016). Untuk video lengkap pernyataan Jendral Mantan Kapolri ini bisa disimak, di sini.
Mungkin presepsi diatas muncul sesuai dengan peribahasa "nila setitik, rusak susu sebelanga". Tapi tahukah Agan dan Sista, dari kesaksian para aparat keamanan dibidang ini, kebanyakan teroris ketika sedang atau mau melakukan operasi, mereka mencukur jenggot untuk kamuflase? Iiih.. ngeri ya.. Jangan-jangan teman kita yang habis shaving tadi pagi adalah teroris yang sedang meyamar.
tien212700 memberi reputasi
1
176.8K
Kutip
893
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925KThread•90.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya