tangistawaAvatar border
TS
tangistawa
Ketika Bupati Purwakarta dan "Teman Ahok" Bertemu...
Pasangan Gubernur & Wakil Gubernur untuk Pemilukada 2017-18

Jabar : Ridwan Kamil & Dedi Mulyadi
DKI Jakarta : Ahok & Heru / Djarot
Banten : ????
Jateng : Ganjar Pranowo & Nurdin Abdullah / Yoyok Riyo Sudibyo
Jatim : Risma & Kang Yoto / Abdullah Azwar Anas

http://regional.kompas.com/read/2016...campaign=Kknwp

Ketika Bupati Purwakarta dan "Teman Ahok" Bertemu...

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Canda dan tawa mengiringi pertemuan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan sejumlah anak muda dari Jakarta dan Bandung, Rabu (20/7/2016) malam.

Anak-anak muda itu berasal dari beragam kalangan, mulai dari blogger, pegiat sosial media, sutradara film, dan juga para pendiri gerakan pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau "Teman Ahok".

Pertemuan itu digelar atas undangan Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Mereka diundang untuk menghadiri sidang paripurna istimewa DPRD Purwakarta di Alun-alun Purwakarta pada Rabu malam.

Sidang ini sengaja dilakukan di ruang terbuka sehubungan dengan peringatan Hari Ulang Tahun ke -185 wilayah Purwakarta dan HUT ke-48 terbentuknya Kabupaten Purwakarta.

(Baca juga: Rayakan HUT Purwakarta, DPRD Gelar Sidang Paripurna di Ruang Terbuka)

Dalam bincang-bincang selama kurang lebih setengah jam, Dedi yang mengenakan pakaian tradisional tanpa mengenakan alas kaki berbicara santai dengan para undangan dalam ruangannya yang dipenuhi lukisan, wayang, dan benda-benda seni lainnya.

Pendiri "Teman Ahok", Amalia Ayuningtyas, yang duduk paling dekat dengan Dedi, menjadi orang pertama yang bertanya kepada Dedi. Dia menanyakan soal gaya kepemimpinan Dedi, termasuk gaya dekorasi ruang pertemuan tersebut.

Menjawab itu, Dedi mengatakan bahwa dia selalu berprinsip bahwa energi di sekitar manusia memberikan kesempatan kita untuk berinteraksi dan melahirkan ide dan pikiran. Energi itulah yang sering dia gunakan untuk memunculkan gagasan-gagasan imajinatif dan spontan, seperti mendesain taman dan kolam untuk warga.

Dedi mengatakan, jika memahami betul interaksi alam dan segala ciptaan Tuhan di bumi, maka manusia sejatinya dapat memanfaatkannya untuk membuahkan hasil positif.

"Saya itu enggak pake konsultan. Semuanya itu lahir dari perasaan. Bikin ruangan itu imajinatif, jadi semua lahir secara tiba-tiba," kata Dedi.

Dedi kemudian menceritakan tentang filosofi hidup warga Sunda, yang menjunjung nilai-nilai sosial dan budaya komunal, seperti ditunjukkan oleh masyarakat Baduy.

Dengan gaya hidup seperti itu, lanjut Dedi, bukan berarti dirinya resisten terhadap perkembangan zaman di era digital.

Meski demikian, Dedi mengatakan bahwa masyarakat belum tentu siap merespons perkembangan teknologi ini dengan hidup produktif.

"Tetapi yang terjadi, masyarakat dikasih produk digital, tapi tidak diiringi dengan produksi. Hasil pertanian, peternakan, tidak bertambah. Jadinya konsumtif. Pola pikirnya yang harus diubah," ujarnya.

Rombongan "Teman Ahok" yang berjumlah tujuh orang juga menanyakan gaya bicara Dedi yang santai dan penuh canda. Ini sangat berbeda ketika mereka berbincang-bincang dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang mereka dukung sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

"Saya beda dengan Pak Ahok. Kalau Pak Ahok kan serius. Saya biasa bicara kasar, tapi disampaikan sambil ketawa. Itu seperti filosofi Sunda, ketika bicara, pesan filosofinya sampai dan bisa membuat orang ketawa," kata Dedi.

Di tengah perbincangan itu, salah satu peserta menanyakan kesiapan Dedi untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Barat pada pemilihan kepala daerah 2018.

"Ya, tergantung elektabilitas," jawab Dedi.

Dia mengaku mendapatkan informasi bahwa elektabilitasnya sebagai calon gubernur sebesar 17 persen. Perlu kerja keras agar elektabilitasnya terkatrol.

"Itulah makanya 'Teman Ahok' ada di sini. Mungkin di sini nanti ada 'Wargi Kang Dedi' (Warga Dedi)," kata Dedi sambil tertawa.

Mendengar itu, Amalia buru-buru menyatakan bahwa ini merupakan pertemuan pertama "Teman Ahok" dengan Dedi dan tidak pernah ada pembicaraan apa pun, termasuk soal rencana mengusung Dedi sebagai cagub Jabar.

Dedi lalu menjawab pertanyaan "Teman Ahok" soal program yang belum terselesaikan selama hampir dua periode menjabat bupati, yakni program 15.000 rumah bagi warga miskin.

Sebelum menutup perbincangan, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jawa Barat itu mengatakan bahwa seandainya ia jadi mencalonkan diri sebagai gubernur, maka ia akan tetap memilih jalur partai politik, bukan jalur perorangan.

"Biar saya yang garap orangtuanya (partai politik), yang muda-muda biar 'Wargi Kang Dedi'," kata Dedi seraya diiringi ketawa.

Seusai pertemuan itu, kepada Kompas.com, Amalia mengatakan bahwa hingga kini tidak pernah ada pembicaraan apa pun antara "Teman Ahok" dan Dedi yang berhubungan dengan pilkada.

Dedi, lanjut Amalia, memang pernah menyumbang sate maranggi untuk "Teman Ahok" saat mereka merayakan pengumpulan sejuta KTP dukungan untuk Ahok di Jakarta beberapa waktu lalu. Selebihnya, tidak pernah ada perbincangan ataupun pertemuan apa pun selain perjumpaan semalam.

Penulis : Laksono Hari Wiwoho
Editor : Caroline Damanik
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
3.5K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.