vigirsogon
TS
vigirsogon
Backpackeran murah ke Waerebo
Salam Olahraga,

Mungkin saya dari sekian dari banyak orang yang selalu berusaha mewujudkan mimpinya. Entah menuntaskan pendidikan saya, membeli sesuatu yang diinginkan ataupun berkunjung ke suatu destinasi yang indah, hehehe. Nah pada kesempatan kali ini saya akan bercerita tentang petualangan saya ke suatu desa yang konon berada di atas awan. Wahhhhhh, tak sabar rasanya ingin segera mengemas tas ransel saya menuju desa impian tersebut. emoticon-Traveller emoticon-Traveller emoticon-Traveller



Perjalanan ini berawal dari mimpi, tentang harap, kemudian saya pelan2 merealisasikan mimpi saya untuk datang berkunjung ke Waerebo. Kala itu di Akhir November 2015 setelah saya berlayar 4 hari 3 malam dari Lombok untuk mengeksplore keindahan dari Lombok s/d Taman Nasional Komodo, hingga pada akhirnya saya berlabuh di Labuan Bajo. Yaaaaa semua mimpi saya jadi nyata, menikmati indahnya Pulau Moyo - Pulau Satonda - Gili Laba - Pink Beach - Manta Point - Kampung Komodo - Pulau Rinca - Pulau Komodo - sampai menikmati sunset terbaik di Timur Indonesia versi hidup saya, tentu saja di Labuan Bajo




Bermalam di Labuan Bajo


Sesampainya di Labuan Bajo saya langsung mencari homestay dengan harga miring namun dengan pertimbangan fasilitas yang lumayan juga. Setalah bertanya sana sini, saya mendapati homestay murah 500 meter arah keluar ASDP Pelabuhan Labuan Bajo. Homestay Mutiara (0813-374-895-68) buat teman-teman yg bingung mencari homestay murah di Labuan Bajo saya rekomendasikan menginap di Homestay Mutiara, karena selain lumayan murah, fasilitas di homestaynya juga nyaman. Untuk 1 kamar 2 org dgn fasilitas (AC+Kamar mandi dalam) seharga RP 200.000 sedangkan untuk 1 kamar 2 org dgn fasilitas ( Kipas angin+Kamar mandi dalam) RP 100.000. Waktu itu saya ber-4 dgn fasilitas AC dgn extra bed mendapat diskon menjadi Rp 250.000 utk 1 malam hehehe cukup beruntung.

Atau jika memang ingin bermalam di hotel atau homestay silahkan mencari di sepanjang jalan setelah pintu keluar ASDP Pelabuhan Labuan Bajo untuk harga per malalam berkisar dari 200 s/d 500 ribu rupiah. Disana banyak berjajar homestay dengan pilihan dan sesuai budget teman2 tentunya. Sedangkan untuk makan malam saya merekomendasikan makan di tempat kuliner pasar Labuan Bajo. Letaknya di ujung jalan pasar Labuan Bajo. Disana terdapat banyak pilihan makanan, mulai dari ikan , udang, cumi , sate bahkan nasi goreng hehehe. Jauh-jauh ke NTT makan nasi goreng, heloooooo emoticon-Wow


Perjalanan ke Waerebo


Perjalanan ke Waerebo dimuali dari jam 06.00 pagi dengan menaiki bus antar kota tujuan Bajawa-Ruteng. Sekedar info saja, untuk menaiki bus tersebut jangan harap bisa ngaret karena mereka datang tepat waktu. Dan jika teman2 ingin membeli tiket bus arah ke Waerebo bisa bertanya dengan warga sekitar atau bertanya ke agent perjalanan wisata. Saat ini itu saya mendapati info kalo estimasi harga bus jurusan Bajawa- Ruteng seharaga Rp 70.000,- utk sekali jalan. Pertimbangan lainnya lebih baik bangun lebih awal dan sudah menunggu didepan homestay pada pukul 05.30 pagi. Karena jika telat bus akan langsung jalan dan biasanya tidak ada lagi angkutan bus ke arah Ruteng, bisa agak siang tapi dengan menggunakan travel dgn menumpangi mobil APV dengan harga sedikit lebih mahal sekitar Rp 100.000-150.000 tergantung menawar saja. Kalo dgn bus umum hanya dikenakan harga Rp 70.000,- . Oiya nanti tujuan bus utk ke Waerebo itu berhenti di perempatan Pela (bilang saja turun di perempatan Pela untuk ke Waerebo) biasanya Pak Supir sudah paham untuk para traveler, baik asing maupung lokal yg ingin ke Waerebo akan turun di perempatan Pela.

Untuk estimasi waktu dari Labuan Bajo itu sekitar 3,5-4 jam (kecepatan sedang). Dan jangan harap di dalam bus kita bisa duduk dengan lega, hahaha. Ini info penting untuk teman-teman yang ingin kesana, intinya jangan manja. Kita harus berbaur dan bisa menghargai kearifan budaya lokal. Bus disana sudah biasa mengangkut hasil bumi berupa beras, jagung, bawang dll. Maka dari itu jangan kaget apabila di dalam bus nanti kita harus berdesak-desakan dengan karung hasil bumi penumpang lain. Bule-bule saja malah terlihat senang, mereka tertarik melihat kebiasan unik warga Flores itu. Masa kita kalah dengan mereka ? Iya kan ? Think again.

Sesampainya di perempatan Pela, kemudian lanjut ke Desa Denge (1 Desa sebelum sampai ke Waerebo) dapat ditempuh dengan menyambung kembali perjalanan menaiki kendaraan umum dengan sebutan Oto kol. Ya Oto kol namanya, kendaraan yg berupa truck yg dimodifikasi menjadi transportasi pengangkut penumpang dan barang, begini penampakannya.







Unik bukan ? hahaha, saya pun tertawa ketika mendapati kursi penumpang disekat seperti itu. Namun kami menikmatinya perjalanan kami untuk sampai ke Desa Denge. Estimasi dari perempatan Pela menuju Desa Denge ditempuh dengan waktu sekitar 4 jam. Lamanya perjalanan karena memang jalur ditempuh berkelok-kelok, naik turun bukit dan antar turun penumpang di jalan. Info tambahan, saat menaiki Oto kol ini kita disuguhi dengan musik sepanjang jalan dengan suara sound yg begitu kencang, jadi jangan harap kita bisa tidur nyenyak selama perjalanan menuju desa Denge, hahaha. emoticon-Kaskus Radio emoticon-Selamat emoticon-Kaskus Radio

Hal tersebut sangat unik, sekali lagi, saya tetap pada pendirian awal untuk menikmati apapun yang saya dapati selama perjalanan. Sebagian besar warga lokal disana ramah, mereka sangat welcome. Apalagi setelah mereka mengetahui bahwa saya dan teman saya berasal dari Jakarta yang nan jauh disana dari NTT, hahaha. Oiya jangan lupa budayakan bertegur sapa selama kita di tempat orang ya ? Ingat peribahasa "Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung". Biaya transport Oto kol dari perempatan pela ke Desa Denge sebesar Rp 25.000 . Jadi saat itu saya dan teman saya membayar Rp 50.000 untuk 2 orang.

Tak terasa akhirnya saya sampai di Desa Denge pukul 12.00 . Setelah menempuh perjalanan panjang dan mengocok perut hingga terasa mual. Dan akhirnya kamipun senang ketika mendapati Plang arah Waerebo.



Nah saya tepat sampai di pertigaan desa Denge. Sebelah kanan saya itu arah menuju desa Dintor, desa terakhir yg akan menjadi pintu masuk tracking ke Waerebo. Dari desa Denge ke desa Dintor tidak terlalu jauh jika di tempuh dengan ojek. Waktu itu saya menyewa ojek dari perempatan desa Denge ke desa Dintor dengan biaya Rp 25.000 .Saat itu saya memilih ojek karena tidak ada angkutan yg menuju ke desa Dintor . Perjalan kami tempuh dengan waktu sekitar 15 menit. Tidak lama kemudian, sampai lah saya di desa Dintor, sebagai pintu masuk tracking ke Waerebo. Yuhuuuuu Alhamdulillah, akhirnya.... emoticon-Ngacir2 emoticon-Ngacir emoticon-Traveller

Menuju ke Waerebo



Sebelum menuju ke Waerebo ada baiknya kita berkunjung ke rumah Bp Blasius yg menjadi bagian dari keluarga (suku asli Waerebo) untuk bertanya seputar informasi tentang Waerebo, baik itu tentang waktu tempuh, biaya yang harus dibayar apa saja maupun adat istiadat yang harus kita taati selama di Waerebo. Hal ini saya rasa sangat penting untuk teman-teman yg akan berniat mengunjungi Waerebo. Karena jika kita kurang informasi kita sendiri yg akan kesulitan disaat dan menuju perjalanan. Selain soal persiapan biaya, juga karena medan yg akan ditempuh adalah bukit yg naik turun serta dikelilingi pepohonan yg lebat. Monggo dibaca info dibawah ini,





Hal lain yg perlu diperhatikan adalah :

  • Membawa uang cash (karena disana tidak ada ATM)
  • SMS ke Bp Blasius terkait konfirmasi waktu kedatangan (disarankan sms saat pagi hari saat mulai berangkat, krn susah sinyal masuk)
  • SMS bila ingin memakai jasa ranger yg menemani selama tracking ke Waerebo
  • Membawa perlengkapan pribadi
  • Membawa perbekalan makanan dan minuman yg cukup (karena medan tracking yg mengharuskan kita cukup asupan makanan dan mineral)
  • Mengecas hp , Membawa Powerbank dan Headlamp
  • Bertegur sapa dengan masyarkat sekitar
  • Tidak berbicara dan bertindak sembarangan karena ada aturan adat istiadat yg harus ditaati
  • Tidak membuang sampah sembarangan dan disarankan membawa plastik polybag utk tempat sampah pribadi
  • Selebihnya bisa mengerti sendiri tentang etika kita selama di Waerebo


NB : Jika ingin kesana memakai jasa ranger, sebaik memakai jasa ranger asli penduduk setempat karena mereka lebih hapal dan mereka lebih tau segala hal tentang Waerebo. Info Bp Konradus (adik Bp Blasisus) belakangan ini byk ranger yg bukan dari penduduk setempat dan alhasil mereka terkadang suka kesasar, entah apa yg terjadi namun ini nyata adanya dan jarak yg ditempuh bisa lebih lama. Saya menyarankan utk teman-teman jika ingin memakai jasa ranger dengan Bp Blasius atau Bp Konradus (Adik kandung Bp Blasius) dan mengkonfirmasi terlebih dahulu via sms terkait jadwal kedatangan kita ke desa Dintor / Waerebo.

Saat itu saya memakai jasa Bp Konradus sebagi ranger. Wah sangat recomended sekali, beliau adalah orang baik dan sabar serta penuh dengan motivasi. Perlu diketahui untuk menempuh utnuk sampai ke desa Waerebo perlu dicapai dengan waktu beberapa waktu, tergantu karakter masing

1) Untuk tracking cepat bisa ditempuh dengan waktu 2 jam
2) Untuk tracking sedang bisa ditempuh dengan waktu 3,5 jam
3) Untuk tracking santai bisa ditempuh dengan waktu 5 jam


dan terdiri dari 3 Pos :

- Pos 1 ditempuh dengan jarak sekitar 4 Km ( namun pada tahun 2016 akses jalan menuju ke pos 1 akan dapat dilalui dengan mobil karena akses jalan aspal sedang dalam tahap akhir pengaspalan sampai jembatan Pos 1)



- Pos 2 ditempuh dengan jarak 2,5 Km . Perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2 lumayan dengan track agak terus menanjak dan medan yg licin pada saat hujan turun. Disarankan membawa jas hujan. Pada titik lelah tracking kemampuan motivasi seorang ranger sangat diperlukan, dengan memberi info, terkait waktu tempuh dan gambaran medan yg akan dihadapi. Pada saat itu meskipun lelah, saya merasa terhibur dengan semangat dari Pak Konradus yg mengatakan bahwasannya kita sebentar lagi akan sampai, hahahaha trick tersebut cukup membuat berhasil yg membuat kita bergegas lebih cepat untuk sampai ke desa Waerebo. Desa impian saya dan teman saya yg konon berada di atas awan yang ketenarannya hingga ke pelosok dunia. Tidak lama kemudian kami sampai di pos 2, yeaaay kami bersyukur sekali. Dengan sisa hembusan nafas satu dua, satu dua kami pun merebahkan badan di tangga seputaran pos 2 ..... hahaha maklum nafas perokok. Oiya menurut info di pos ini terkadang kita bisa mendapat sinyal , namun pada saat itu saya mencarinya namun tak kunjung muncul. Seperti tukang bakso cuangki, yang kalo dibutuhkan tidak kunjung muncul



- Pos 3 ditempuh dengan jarak sekitar 1 Km, jarak dari pos 2 ke pos 3 lumayan dekat dan mewalati jalur yg landai dan agak menurun. Ini bagian dari dari bonus track, hahaha Alhamdulillah tidak ada jalur yg mendaki lagi. Keuntungan bagi kita yg sudah kelelahan saat itu, Dan di pos 3 ini lah pos terkahir menuju langsung ke pintu masuk desa Waerebo. huhuhuh akhirnya. emoticon-I Love Indonesia

Dan di pos ini terdapat aturan adat yg harus ditaati oleh semua tamu pengunjung yg ingin ke Waerebo. Yaitu tidak diizinkan memfoto, merekam video intinya dilarang melakukan kegiatan apapun dengan alat perekam/foto sebelum kita mengikuti upacara adat penyambutan tamu. Tamu pengunjung diwajibkan menaati aturan tersebut. Hal ini dimaksudkan utk menghormati adat istiadat yg telah diterapkan dari pada leluhur suku Waerebo.

Perjalan saya akhirnya tidak sia-sia, tidak lama kami tracking ke arah pos 3,kamipun pun sampai di pintu masuk desa Waerebo. Dan dari titik itu Ranger kami pun memberi tahu utk tidak diperkenankan memfoto maupun mengambil video sebelum dilakukan upacara adat penyambutan tamu oleh tetua adat setempat, 100 meter sebelum sampai pos 3 ditunjukanlah desa impian saya yg konon indah dan diselimuti awan. Saya tertegun takjub dan sekaligus haru melihat Mbaru Niang (Rumah adat suka Waerebo) dari kejauhan. Waaaaaaaaaaaaaw indah nian desa adat Waerebo itu.

Alhamdulilah impian saya untuk sampai ke negeri di atas awan terwujud. emoticon-Ultah emoticon-Selamat

Rasa lelah saya dan teman saya (inuy) terbayar lunas saat itu. Indah sekali, seperti dalam dongeng.

Sesampainya di desa Waerebo saya langsung di terima dengan baik oleh Keluarga Bp Konradus dan dipersilahkan masuk ke salah satu Mbaru Niang untuk beristirat sejenak. Tidak lama kemudian, kami langsung disuruh bergegas kerumah tetua adat setempat untuk mengikuti upacara adat penyambutan tamu. Hal ini diwajibkan bagi semua tamu yg datang ke desa Waerebo. Nah, setalah upacara selesai baru kami diizinkan untuk mengambil foto maupun video untuk dokumentasi.

WOOOOOOOOOOOOO Mbaru Niang tersebut sangat keren .emoticon-Ultah

Di sini dapat kita jumpai rumah adat yang hanya terdiri dari 7 buah di mana telah bertahan selama 19 generasi. Hal ini pula yang menjadi daya tarik para wisatawan khususnya dari mancanegara. Mereka umumnya penasaran ingin melihat langsung rumah adat yang disebut dengan Mbaru Niang ini.Terbuat dari kayu dengan atap dari ilalang yang dianyam. Bentuk Mbaru Niang mengerucut ke atas, sebuah arsitektural tradisional yang sangat unik.Tujuh Mbaru Niang ini berkumpul di lahan luas yang hijau dengan dihiasi bukit-bukit indah di sekitarnya, hawanya masih sangat sejuk karena dikelilingi hutan. Tidak lama kemudian, saya disuguhkan segelas kopi dari hasil kebun Bp Konradus. Alhamdulillah, nikmat sekali. Dan disana saya tidak hanya berdua dengan si Inuy teman saya, saya juga bersama dengan Tamu asing yg berasal dari berbagai negara, diantaranya dari Jerman, Spanyol dan Ceko.



Kontrsuksi :

Rumah adat Mbaru Niang terdiri dari lima lantai dengan tiang utama dari bahan kayu Worok, papan lantai dari kayu Ajang untuk balok-balok dipakai kayu Uwu. Rangka atap dari bambu, ada juga kayu yang berukuran 1 cm, namanya kayu kentil, yang dirangkai membentuk ikatan-ikatan panjang, natinya diikatkan secara horizontal membentuk lingkaran setiap level lantai rumah. Proses pembangunannya dimulai dengan memasang tiang utama (lantai dasar) yang dimasukan kedalam tanah sekitar 1,50 sampai 2.00 meter. Agar tiang-tiang ini tidak mudak lapuk, tiang ini dilapisi ijuk. Lantai dasar berbentuk panggung, kurang lebih 1.20 m dari tanah. Kemudian dipasang balok-balok lantai seterusnya dengan cara yang sama sampai lantai yang terakhir. Tiang disetiap level lantainya tidak menerus, melainkan terputus disetiap lantainya. Setelah setiap lantainya terbentuk lingkaran, proses selanjutnya pemasangan rangka atap atap, bahannya dari bambu. Sebagai catatan, untuk mengikat balok.balok dipergunakan.



Inilah foto kebersamaan saya bersama teman saya (inuy) yg jauh-jauh datang dari Jakarta untuk mewujudkan impian bersama mengunjungi Waerebo & inilah dia Bp Konradus (putra asli Waerebo) yang baik hatinya



Desa Wae Rebo merupakan sebuah tempat yang bersejarah sehingga menjadi situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2012 yang lalu. Namun sangat disayangkan, kenyataannya tempat seindah ini masih asing bagi masyarakat Indonesia. Padahal sangat terkenal di mancanegara. Perpaduan kearifan budaya lokal dengan 7 rumah adat yang terletak di puncak bukit nan hijau membuat tempat ini layaknya surga di atas awan. Sebagian masyarakat bertani dan wanitanya membuat tenun. Ada pula kebun kopi, biasanya pengunjung akan dihidangkan kopi khas Flores yang nikmat. Selain rumah adat yang menjadi daya tarik, kehidupan masyarakatnya juga sangat menarik untuk diketahui. Maka dari itu kita sebagai genarasi penerus bangsa harus bangga dengan adanya predikat Waerebo menjadi situs warisan budaya dunia oleh UNESCO. Pupukalah rasa cinta nasionalisme yg besar, Indonesia sangat indah itu benar adanya , menurut hemat saya tidak perlu jauh-jauh keluar negeri untuk berlibur agar dibilang keren. Heloooo looo to the loooo......main-mainlah ke NTT, saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri, wisatawan yang datang ke Waerebo lebih banyak yg berasal dari Eropa dan negara luar lainnya, seperti dari negara Swedia, Jerman, Prancis, Swis,Italia, Amerika, Australia dll. Ini menandakan keindahan Indonesia memang sudah nyaring sampai ke telinga-telinga masyarakat luar negeri. Mari cintai , jaga, lestarikan dan kembangkan potensi tersebut. come on!

Kiranya sekian dulu cerita dari saya, saya akan lanjutkan untuk cerita lainnya nanti. Anyway terima kasih sudah baca tulisan saya ya hehehe emoticon-Smilie emoticon-Jempol

Oiya jika ada hal atau info yg ingin ditanyakan seputar tulisan ini, bisa hubungi :

Whatsapp 0812-983-493-47 (Virson)
Email : virsongt@gmail.com

Semoga info tulisan saya ini bermanfaat dan dapat menginspirasi. Aamiin



Maaf pose ini diambil dengan izin dari Bp Konradus selaku putra suku Waerebo


Warm regard,



Virson

emoticon-Toast emoticon-Toast emoticon-Toast
Polling
0 suara
apa hobi kamu ?
Diubah oleh vigirsogon 04-04-2016 09:09
tata604
tata604 memberi reputasi
1
10.2K
14
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cerita Pejalan Domestik
Cerita Pejalan Domestik
icon
2.1KThread2.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.