Pagi ini seorang yang berkulit sawo kurapan memegang air di ujung - ujung baik yang menggelembung, seketika aku merasakan dinginya hawa panas dari sekujur tutup triplek,
Yang longgar dan lagi tak mengempis, aku datangi krumunan - kerumunan kremi dan cacing - cacing torpedo berwajah anjing buldog, dan burung.

Ku lihat juga sekumpulan awan-awan dan pejuh-pejuh rusa yang jatuh menggenang pada hidung pak somat. Aku pun terjatuh,,, luruh,,, hingga ku memegang kesedihan pada titik terjauh di belakang pantat.
Ku resapi es-es batu yang mulai usang dan berkilau, tampak seperti baik yang masak.
Hingga akhirnya aku tersadar, telur rusa yang ku goreng adalah telur bang jaja.

Dan bang jaja pun tak ingin hidup karna separuh telurnya yang tertinggal di kaki-kaki langit. Ku tatapi sekumpulan telur-telur yang terjatuh adalah kemasan micin dan garam yang panas,
Dan di sinilah berbaring telur bang jaja 5 desember 2001. Bang jaja bukanlah rusa, atupun tapir, melainkan cacing cacing bermuka badak yang memuai, aku dan rekan -rekan ku mulai meneruskan perjalanan ku ke padang telur bang jaja.

Di sana ku dapati sesosok prempuan dengan make up pasir, dan aspal. Ku sekati dengan seksama ku perhatikan itu adalah mama rawk.jr yang berprofesi sebagai petani, penanam pejuh - pejuh penghuni DC. Aku pun terpukul dengan airmata yang berlinang,
Dan langitpun menjatuhkan setetes minyak - minyak,
Minyak itu adalah minyak-minyak muka haris dan sekawanan kambing dan pekcun.


Sekian




cendol gan