- Beranda
- Berita dan Politik
Guru Dipenjara Gara-gara Mencubit, Netizen arankan Anak Polisi Jgn Sekolah
...


TS
negri.edan
Guru Dipenjara Gara-gara Mencubit, Netizen arankan Anak Polisi Jgn Sekolah
Guru Dipenjara Gara-gara Mencubit, Netizen Geram dan Sarankan Anak Polisi Jangan Sekolah
http://www.tribunnews.com/regional/2...jangan-sekolah
saran saya kepada yang punya temen keluarga salah satu institusi yang paling melindungi dan mengayomi masyarakat..
perlakukan mereka dengan baik, layani keperluan mereka, jangan sampai ada satupun keringat yang menetes dari tubuh mereka..
Quote:
TRIBUNNEWS.COM - Kasus guru yang mencubit anak polisi kemudian berakhir di sel penjara jadi perhatian publik, Selasa (17/5/2016).
Guru bidang studi biologi SMP Negeri 1 Bantaeng, Nurmayani, dibui di Rumah Tahanan Klas II Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Nurmayani menjadi tahanan titipan Kejaksaan Negeri Bantaengdi rutan tersebut sejak Kamis (12/5/2016), sambil menunggu kasusnya disidangkan di pengadilan.
Kasus ini kontan mengundang keprihatinan netizen.
Netizen membandingkan pendidikan sekarang dan masa lalu, dulu ketika orangtua murid tahu anaknya dimarahi guru karena berbuat salah justru ditambahi oleh si orangtua, namun kini sebaliknya.
Berikut beberapa komentar netizen yang sebagian besar geram atas kasus ini.
Komentar netizen muncul di berita dengan judul Cubit Siswi Anak Polisi, Guru Bantaeng Masuk Penjara.
Tatang Soemengkar: Kalo saya dulu dimarahi oleh guru. terus teme sekelas ngadu ke orang tuaku. malah ak dimarahi lagi sama orang tua. Sekarang orng tua balik marah...,
Pesan kepada orang tua, kalo tidak mau dimarahin atau lainnya oleh guru. kalian aja yang ngajarin anaknya di rumah..!! tidak usah sekolah...
Alex Darmawan: Kalo di sekolah tanggung jawab gurunya kala di rumah tanggung jawab ortunya......
Waktu ku kecil di pukul sama penggaris kayu oleh guru.....trus aku mengadu ke ayahku malah aku di tambahin sama ayahku dengan pukulan yg lebih dahsyat.....
Kok skrg malah terbalik zaman edan.....
Rani Pipoy: Makin manja saja anak sekolah jaman sekarang, apalagi orangtua nya aparat atau pejabat!
Selama untuk mendidik saya pikir sah sah saja guru memberikan hukuman keras!
Ingat hidup ini keras seharusnya dari semenjak dini anak anak di ajarkan bahwa hidup ini memang keras!!!!
Mahendro Pradipta: Krn hanya mslh mencubit aja sampe ke kantor polisi sgala..khan bisa dislesaiin dng musyawarah..kgn mentang2 polisi dong temennya bnyk trs begitu..
Rakatama Adisaka: Sepengalaman Saya,Biasanya Guru "Main Tangan" Karena Kitanya "Nakal",,,Kalau Enggak Ya Enggak Bakalan,,,
Bedanya Cuma Ada Yang "Tangannya Keterlaluan",Ada Yg Wajar Saja,,,Yg Perlu Di Tindak Adalah Jika "Tangannya Keterlaluan",,,
Misal Hanya Karena Ngemut Permen Sampai Di Jemur Di Lapangan 4 Jam,,,
Isbiah Iis: Oh pak....pak....
Kok mbok yo tego opo ora melas karo keluargane....piye yen guru kuwi nduwe anak cilik......kan melas banget.....mboten mlas pk geeee
Ari: Tega ya pnjarain guru anakny, mang ortu jd polisi, dulu pasti skolah, ngk ad guru blum tentu jd plisi lu.
Marianaa Rianaa: Gak usah skolah pak anaknya kalo bapak gak trima anaknya d ajari gurunya ..
Ingat d skolah tanggung jawab guru d cubit krna melakukan kesalahan itu demi kebaikan anak bapak jg loh ..
Prasstio Ekko: Setuju sekali, penjarakan saja ibu guru itu dan tolak anak polisi sekolah di manapun berada agar tidak terjadi hal serupa.
Marwanto: Sebaiknya suruh mengajar dan mendidik anaknya itu sendiri. Gitu aja kok repot.
Sang guru sakit-sakitan
Seperti dikutip dari Tribun Timur kondisi guru yang ditahan sakit-sakitan.
"Ia ditahan sejak Kamis lalu. Beliau juga sering sakit dan malam pertama di penjara selalu pingsan," cerita Ade, kerabat Nurmayani saat dihubungi Tribun Timur, Sabtu (14/5/2016).
Ade bercerita kerabatnya terseret pidana penganiayaan terhadap dua muridnya yang bermain air lalu cipratannya mengenai Nurmayani yang hendak salat sunah Duha.
Nurmayani sangat menderita selama di penjara karena penyakit diabetes kering yang dialaminya kerap kambuh. "Ibu mengalami stres berat, kasihan," ungkap sang keponakan.
Orangtua siswa, Sitti Arwati menjenguk Nurmayani di Rutan Klas II B, Jalan Mawar kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Senin (16/05/2016).
Sitti Arwati mengaku datang menjenguk Nurmayani lantaran prihatin. "Saya prihatin sama Ibu Maya hanya karena persoalan kecil begini harus ditahan," ujar dia.
Ia melihat Nurmayani kurang semangat, lesu, pasrah dengan kasus yang membelitnya, bahkan jika harus sampai dibawa ke persidangan.
Gara-gara cubitan
Pukul sembilan pagi, 14 Agustus 2015, tiba waktu istirahat, Tiara disiram air oleh temannya, Virgin. Tak terima disiram, Tiara balik mengejar Virgin dan menyiram air ke arahnya.
Air sisa pel lantai tersebut yang entah siapa menyiram mengenai Nurmayani. Setelah itu Nurmayani meminta Tiara dan Virgin menemuinya di ruangan Bimbingan Konseling.
Melalui akun media sosial, Minggu (14/5/2016), Tiara menceritakan pembelaan diri soal peristiwa yang ia alami pada Jumat itu.
"Dia mengira bajunya terkena air, padahal tidak. Saya bermain di depan laboratorium dan tidak tahu kalau Bu Maya (pangilan akrab Nurmayani) ada di situ," cerita Tiara.
Setelah berada di ruangan Bimbingan Konseling, Nurmayani menghukum keduanya.
"Dia mencubit paha kanan dan paha kiriku sampai lebam," cerita Tiara yang saat itu terus menghindar karena kesakitan kena cubit.
Tiara menangis tapi tiba-tiba Nurmayani melayangkan tinju kirinya ke dada lalu ke pipi kiri Tiara.
"Kalau tidak mau berhenti menangis, mukaku akan ditinjunya lagi," kenang Tiara sambil menambahkan bahwa Nurmayani menyebutnya sebagai anak setan.
Setelah penghukuman yang menyakitkan itu, Tiara pulang ke rumah dan memperlihatkan luka lebam di tubuhnya kepada ayahnya, Ipda Irwan Efendi.
Saking kecewanya, anggota Polres Kabupaten Kepulauan Selayar itu melaporkan Nurmayani kepada Polres Bantaeng atas perbuatannya terhadap Tiara.
Kapolres Bantaeng, AKBP Kurniawan Afandi, mengatakan Nurmayani tak hanya mencubit Tiara dua kali.
"Tapi oknum guru ini juga memukul siswa hingga ada bekas benda tumpul di tubuhnya. Pak Irwan tak terima karena anaknya disebut anak setan," Kurniawan pada Minggu (15/5/2016).
Polres Bantaeng telah berupaya beberapa kali memediasi kasus ini, tapi keduanya menolak damai, sehingga kasus ini dilanjutkan dan pada akhirnya sampai ke jaksa.
Kurniawan mengajak publik tidak memojokkan polisi di Bantaengdalam persoalan tersebut, karena Polres Bantaeng telah mengusahakan mediasi kedua belah pihak.
Sosok ramah
Nurmayani selama bertugas di SMPN 1 Bantaeng dikenal sebagai sosok ramah dan baik di mata sesama guru.
"Sering bergaul dan akrab dengan teman-teman guru," aku Kepala SMPN 1 Bantaeng, Santosa, saat ditemui Tribun Timur, Senin (16/5/2016).
Indo Tang, rekan guru lain, menilai Nurmayanai sosok yang baik dan punya jiwa sosial dan selama ini selalu akur dengan guru-guru lainnya, tak pernah terlibat cekcok.
Seluruh rekan guru SMPN 1 Banteng mengaku prihatin dengan masalah yang dialami oleh Nurmayani.
Aktivis Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng turut menyayangkan Nurmayani harus dipenjara lantaran perbuatannya tersebut, apalagi kasus ini sudah lama sekali.
"Kita sangat sayangkan karena melihat peristiwanya sudah lama, tapi kenapa baru diproses sekarang?" ujar Saiful, aktivis HPMBBantaeng saat dihubungi terpisah.
Humas Polres Banteng, Iptu Abd Latief, mengatakan proses hukum baru dilakukan terhadap Nurmayani karena selama ini upaya kedua belah pihak berdamai buntu sehingga kasus ini dilanjutkan.
Berdamai
Pada akhirnya Nurmayani menyampaikan permohonan maafnya kepada Ipda Irwan Efendi, orangtua Tiara, murid yang pernah Nurmayani cubit dan pukul di dada dan pipinya.
"Saya mewakili Ibu Nurmayani menyampaikan permohonan maaf atas permasalahan ini dan kepada orangtua siswa kami sudah maafkan secara kekeluargaan," kata Darmawan, suami Nurmayani kepada Tribun Timur.
Kesepakatan damai keluarga Nurmayani dengan orangtua Tiara dengan syarat Nurmayani menyampaikan permohonan maaf secara kekeluargaan dan disampaikan ke media.
Kesepakatan damai tersebut dilakukan di depan Sekda Bantaeng, Abd Wahab dan pihak Kejari Bantaeng.
"Kesepakatan damai ini ditempuh secara kekeluargaan dan sudah ada upaya pembebasan," kata Damawan.
Kepala Seksi Intelijen Bantaeng, Syamsurezky, mengatakan berkas perkara Nurmayani sudah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Bantaeng.
"Mengenai jadwal sidangnya kita tunggu penetapan dari hakimnya," ujar Syamsurezky saat ditemui Tribun Timur di Kejaksaan Negeri Bantaeng, Senin (16/5/2016). (*)
Guru bidang studi biologi SMP Negeri 1 Bantaeng, Nurmayani, dibui di Rumah Tahanan Klas II Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Nurmayani menjadi tahanan titipan Kejaksaan Negeri Bantaengdi rutan tersebut sejak Kamis (12/5/2016), sambil menunggu kasusnya disidangkan di pengadilan.
Kasus ini kontan mengundang keprihatinan netizen.
Netizen membandingkan pendidikan sekarang dan masa lalu, dulu ketika orangtua murid tahu anaknya dimarahi guru karena berbuat salah justru ditambahi oleh si orangtua, namun kini sebaliknya.
Berikut beberapa komentar netizen yang sebagian besar geram atas kasus ini.
Komentar netizen muncul di berita dengan judul Cubit Siswi Anak Polisi, Guru Bantaeng Masuk Penjara.
Tatang Soemengkar: Kalo saya dulu dimarahi oleh guru. terus teme sekelas ngadu ke orang tuaku. malah ak dimarahi lagi sama orang tua. Sekarang orng tua balik marah...,
Pesan kepada orang tua, kalo tidak mau dimarahin atau lainnya oleh guru. kalian aja yang ngajarin anaknya di rumah..!! tidak usah sekolah...
Alex Darmawan: Kalo di sekolah tanggung jawab gurunya kala di rumah tanggung jawab ortunya......
Waktu ku kecil di pukul sama penggaris kayu oleh guru.....trus aku mengadu ke ayahku malah aku di tambahin sama ayahku dengan pukulan yg lebih dahsyat.....
Kok skrg malah terbalik zaman edan.....
Rani Pipoy: Makin manja saja anak sekolah jaman sekarang, apalagi orangtua nya aparat atau pejabat!
Selama untuk mendidik saya pikir sah sah saja guru memberikan hukuman keras!
Ingat hidup ini keras seharusnya dari semenjak dini anak anak di ajarkan bahwa hidup ini memang keras!!!!
Mahendro Pradipta: Krn hanya mslh mencubit aja sampe ke kantor polisi sgala..khan bisa dislesaiin dng musyawarah..kgn mentang2 polisi dong temennya bnyk trs begitu..
Rakatama Adisaka: Sepengalaman Saya,Biasanya Guru "Main Tangan" Karena Kitanya "Nakal",,,Kalau Enggak Ya Enggak Bakalan,,,
Bedanya Cuma Ada Yang "Tangannya Keterlaluan",Ada Yg Wajar Saja,,,Yg Perlu Di Tindak Adalah Jika "Tangannya Keterlaluan",,,
Misal Hanya Karena Ngemut Permen Sampai Di Jemur Di Lapangan 4 Jam,,,
Isbiah Iis: Oh pak....pak....
Kok mbok yo tego opo ora melas karo keluargane....piye yen guru kuwi nduwe anak cilik......kan melas banget.....mboten mlas pk geeee
Ari: Tega ya pnjarain guru anakny, mang ortu jd polisi, dulu pasti skolah, ngk ad guru blum tentu jd plisi lu.
Marianaa Rianaa: Gak usah skolah pak anaknya kalo bapak gak trima anaknya d ajari gurunya ..
Ingat d skolah tanggung jawab guru d cubit krna melakukan kesalahan itu demi kebaikan anak bapak jg loh ..
Prasstio Ekko: Setuju sekali, penjarakan saja ibu guru itu dan tolak anak polisi sekolah di manapun berada agar tidak terjadi hal serupa.
Marwanto: Sebaiknya suruh mengajar dan mendidik anaknya itu sendiri. Gitu aja kok repot.
Sang guru sakit-sakitan
Seperti dikutip dari Tribun Timur kondisi guru yang ditahan sakit-sakitan.
"Ia ditahan sejak Kamis lalu. Beliau juga sering sakit dan malam pertama di penjara selalu pingsan," cerita Ade, kerabat Nurmayani saat dihubungi Tribun Timur, Sabtu (14/5/2016).
Ade bercerita kerabatnya terseret pidana penganiayaan terhadap dua muridnya yang bermain air lalu cipratannya mengenai Nurmayani yang hendak salat sunah Duha.
Nurmayani sangat menderita selama di penjara karena penyakit diabetes kering yang dialaminya kerap kambuh. "Ibu mengalami stres berat, kasihan," ungkap sang keponakan.
Orangtua siswa, Sitti Arwati menjenguk Nurmayani di Rutan Klas II B, Jalan Mawar kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Senin (16/05/2016).
Sitti Arwati mengaku datang menjenguk Nurmayani lantaran prihatin. "Saya prihatin sama Ibu Maya hanya karena persoalan kecil begini harus ditahan," ujar dia.
Ia melihat Nurmayani kurang semangat, lesu, pasrah dengan kasus yang membelitnya, bahkan jika harus sampai dibawa ke persidangan.
Gara-gara cubitan
Pukul sembilan pagi, 14 Agustus 2015, tiba waktu istirahat, Tiara disiram air oleh temannya, Virgin. Tak terima disiram, Tiara balik mengejar Virgin dan menyiram air ke arahnya.
Air sisa pel lantai tersebut yang entah siapa menyiram mengenai Nurmayani. Setelah itu Nurmayani meminta Tiara dan Virgin menemuinya di ruangan Bimbingan Konseling.
Melalui akun media sosial, Minggu (14/5/2016), Tiara menceritakan pembelaan diri soal peristiwa yang ia alami pada Jumat itu.
"Dia mengira bajunya terkena air, padahal tidak. Saya bermain di depan laboratorium dan tidak tahu kalau Bu Maya (pangilan akrab Nurmayani) ada di situ," cerita Tiara.
Setelah berada di ruangan Bimbingan Konseling, Nurmayani menghukum keduanya.
"Dia mencubit paha kanan dan paha kiriku sampai lebam," cerita Tiara yang saat itu terus menghindar karena kesakitan kena cubit.
Tiara menangis tapi tiba-tiba Nurmayani melayangkan tinju kirinya ke dada lalu ke pipi kiri Tiara.
"Kalau tidak mau berhenti menangis, mukaku akan ditinjunya lagi," kenang Tiara sambil menambahkan bahwa Nurmayani menyebutnya sebagai anak setan.
Setelah penghukuman yang menyakitkan itu, Tiara pulang ke rumah dan memperlihatkan luka lebam di tubuhnya kepada ayahnya, Ipda Irwan Efendi.
Saking kecewanya, anggota Polres Kabupaten Kepulauan Selayar itu melaporkan Nurmayani kepada Polres Bantaeng atas perbuatannya terhadap Tiara.
Kapolres Bantaeng, AKBP Kurniawan Afandi, mengatakan Nurmayani tak hanya mencubit Tiara dua kali.
"Tapi oknum guru ini juga memukul siswa hingga ada bekas benda tumpul di tubuhnya. Pak Irwan tak terima karena anaknya disebut anak setan," Kurniawan pada Minggu (15/5/2016).
Polres Bantaeng telah berupaya beberapa kali memediasi kasus ini, tapi keduanya menolak damai, sehingga kasus ini dilanjutkan dan pada akhirnya sampai ke jaksa.
Kurniawan mengajak publik tidak memojokkan polisi di Bantaengdalam persoalan tersebut, karena Polres Bantaeng telah mengusahakan mediasi kedua belah pihak.
Sosok ramah
Nurmayani selama bertugas di SMPN 1 Bantaeng dikenal sebagai sosok ramah dan baik di mata sesama guru.
"Sering bergaul dan akrab dengan teman-teman guru," aku Kepala SMPN 1 Bantaeng, Santosa, saat ditemui Tribun Timur, Senin (16/5/2016).
Indo Tang, rekan guru lain, menilai Nurmayanai sosok yang baik dan punya jiwa sosial dan selama ini selalu akur dengan guru-guru lainnya, tak pernah terlibat cekcok.
Seluruh rekan guru SMPN 1 Banteng mengaku prihatin dengan masalah yang dialami oleh Nurmayani.
Aktivis Himpunan Pelajar Mahasiswa Bantaeng turut menyayangkan Nurmayani harus dipenjara lantaran perbuatannya tersebut, apalagi kasus ini sudah lama sekali.
"Kita sangat sayangkan karena melihat peristiwanya sudah lama, tapi kenapa baru diproses sekarang?" ujar Saiful, aktivis HPMBBantaeng saat dihubungi terpisah.
Humas Polres Banteng, Iptu Abd Latief, mengatakan proses hukum baru dilakukan terhadap Nurmayani karena selama ini upaya kedua belah pihak berdamai buntu sehingga kasus ini dilanjutkan.
Berdamai
Pada akhirnya Nurmayani menyampaikan permohonan maafnya kepada Ipda Irwan Efendi, orangtua Tiara, murid yang pernah Nurmayani cubit dan pukul di dada dan pipinya.
"Saya mewakili Ibu Nurmayani menyampaikan permohonan maaf atas permasalahan ini dan kepada orangtua siswa kami sudah maafkan secara kekeluargaan," kata Darmawan, suami Nurmayani kepada Tribun Timur.
Kesepakatan damai keluarga Nurmayani dengan orangtua Tiara dengan syarat Nurmayani menyampaikan permohonan maaf secara kekeluargaan dan disampaikan ke media.
Kesepakatan damai tersebut dilakukan di depan Sekda Bantaeng, Abd Wahab dan pihak Kejari Bantaeng.
"Kesepakatan damai ini ditempuh secara kekeluargaan dan sudah ada upaya pembebasan," kata Damawan.
Kepala Seksi Intelijen Bantaeng, Syamsurezky, mengatakan berkas perkara Nurmayani sudah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Bantaeng.
"Mengenai jadwal sidangnya kita tunggu penetapan dari hakimnya," ujar Syamsurezky saat ditemui Tribun Timur di Kejaksaan Negeri Bantaeng, Senin (16/5/2016). (*)
http://www.tribunnews.com/regional/2...jangan-sekolah
saran saya kepada yang punya temen keluarga salah satu institusi yang paling melindungi dan mengayomi masyarakat..
perlakukan mereka dengan baik, layani keperluan mereka, jangan sampai ada satupun keringat yang menetes dari tubuh mereka..


tien212700 memberi reputasi
1
22.2K
Kutip
201
Balasan


Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Berita dan Politik
685KThread•51.2KAnggota
Urutkan
Terlama


Komentar yang asik ya