madrid1981Avatar border
TS
madrid1981
Masyarakat tidak Peduli dengan Karakter Keras Ahok
Masyarakat tidak Peduli dengan Karakter Keras Ahok
Damar Iradat - 21 April 2016 07:23 wib



Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kanan). ANT/Yudhi Mahatma.
Metrotvnews.com, Jakarta: Karakter keras Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dinilai tidak akan banyak berpengaruh terhadap elektabilitasnya jelang pilkada DKI 2017. Publik menilai pria yang akrab disapa Ahok itu lewat hasil kerjanya selama menjadi Gubernur DKI.

Pemimpin Redaksi Berita Satu TV Don Bosco Selamun menjelaskan, secara umum dalam catatan sejarah, masyarakat akan melihat pemimpin yang membuahkan hasil. Masalah karakter bakal dinomor duakan jika melihat hasil kinerjanya.

"Pada umumnya orang akan melihat pemimpin yang membuahkan hasil, terlepas dari karakternya seperti apa," jelasDon Bosco dalam sebuah diskusi di Jakarta Selatan, Rabu (20/4/2016).

Baca Juga :
Lewat Jalur Perseorangan, Ahok Rentan Dijatuhkan Lawan Politik
Yusril: Kenapa Giliran Saya Dipersoalkan?
DPD II Golkar Kepulauan Seribu Tolak Dukung Calon Perseorangan



Ia mencontohkan dua gubernur Jakarta sebelum Ahok, Joko Widodo dan Ali Sadikin. Keduanya memiliki karakter yang jauh berbeda.

Jika Jokowi selama memimpin Ibu Kota dikenal tidak keras, tapi kerja blusukan Jokowi jadi nilai plus. Sementara untuk Ali Sadikin, sikap tegas dan kerasnya tentu dinilai berbeda zaman dengan saat Ahok memimpin sekarang.

Namun demikian, ketiganya memiliki kesamaan satu sama lain. Selama memimpin, hasil kepemimpinan mereka dapat langsung dilihat dan dirasakan masyarakat Jakarta.

"Saya lihat bahwa orang merasakan hasil kerja, maka orang melihat cara Ahok ngomong nomor dua. Kalau kerjanya banyak, dia tidak ngomong apapun warga pun akan senang," tukas Don Bosco.

Senada dengan Don Bosco, Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsuddin Haris menilai karakter keras Ahok tidak jadi soal. Ketegasannya soal relokasi warga yang kadang dianggap arogan juga bukan masalah besar.

Menurut dia, isu relokasi dan penggusuran bisa saja mengurangi elektabilitas dan popularitasnya di kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah. Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan oleh Ahok.

Ia menjelaskan, komposisi masyarakat Jakarta sebetulnya lebih didominasi oleh masyarakat kelas menengah ke atas. "Oleh sebab itu, memang mungkin penggusuran yang dilakukan Ahok itu berdampak pada elektabilitasnya di segmen pemilih kelas bawah. Tapi, mengingat segmen pemilih kelas menengah lebih dominan, maka peluang elektabilitas tetap tinggi," tutur dia.
0
2.6K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.