Quote:Original Posted By Velmar19 ►
Memahami Batman V Superman tidak bisa dengan pendekatan konvensional seperti kita memahami film superhero lainnya, khususnya film superhero Marvel. Aku agak heran dengan kritik karena menurutku apa yang dilakukan Snyder adalah sesuatu yang jenius.
Aku sering berpikir bahwa untuk memahami film tidak harus selalu dengan adegan dan dialog. DOP dan editor harus punya peran dalam menyampaikan karakter dan cerita suatu film. Artinya sang sutradara tidak harus menyampaikan karakter suatu peran berdasarkan akting dari si aktor atau aktris saja. Angle yang dipakai, tone warna yang digunakan dan pergerakan kamera juga termasuk perpindahan adegan sebenarnya bisa digunakan untuk menggambarkan karakter suatu peran. Misalnya, peran untuk orang yang terburu2 atau meletup2 bisa dengan pergerakan kamera yang acak diikuti dengan editing antar adegan dengan tempo yang cepat (meloncat2). Ini untuk menggambarkan spontanitas yang muncul dari emosi yang timbul secara tak terduga dari karakter tersebut. Aku menyebut ini dengan simbolisme, penonton umum tidak memahami ini tapi aku menyukainya. Ini menimbulkan pertanyaan kenapa si sutradara merasa perlu mengambil dari angle tertentu, kenapa adegan tiba2 loncat ke adegan itu, dan sebagainya dan sebagainya.
Inilah yang disajikan Snyder dengan BVS. Dia tidak menggunakan cara konvensional seperti Marvel yang menyuapi penontonnya. Marvel memperlakukan penontonnya seperti anak kecil, jangan heran jika pertarungan antar superhero dengan supervillain berakhir antiklimaks. Menjatuhkan musuh yang sangat kuat dengan cara yang sangat gampang seperti bergandengan tangan dan beteriak ramai2 ke udara. Atau ramai2 menyinari si musuh utama melalui sinar penghancur yang muncul entah dari dahi atau dari tangan sang superhero.
Formula umum yang dipakai dalam film superhero adalah adegan aksi, perkenalan konflik, drama, adegan laga, drama, adegan laga, menuju klimaks, laga klimaks, antiklimaks. Selipan adegan laga di awal, di tengah, di menjelang penghujung dan di penghujung film adalah fans service. Penonton ingin melihat lebih banyak Iron Man ketimbang Tony Stark dan si sutradara dengan penulis skenario harus membuat proporsi yang seimbang dalam menyajikan Tony Stark sebagai manusia biasa dengan Iron Man sebagai superhero yang menjadi pemikat penonton. BVS sekalipun di bagian awal juga menyajikan adegan2 Batman dan Superman namun lebih banyak ke perkenalan karakter dan menggali kedalaman karakter. Awalnya aku menduga adegan Batman menyerbu gudang di pelabuhan yang muncul di trailer akan diletakkan di awal film. Karena seperti itulah umumnya film aksi superhero. Adegan aksi seperti ini diletakkan di awal untuk menghentak penonton. Itulah kenapa waktu menonton trailer Avengers Age of Ultron saya sudah yakin bahwa adegan Iron Man dan anggota Avengers lainnya menyerbu suatu markas musuh di pegunungan bersalju akan diletakkan pembuka film. Formulanya gampang ditebak. Ini tidak berlaku di BVS, itulah sebabnya penonton konvensional mengantuk di bagian awal film ini. Sementara saya terpana sekaligus tertantang untuk menikmati sinematografi dan hint2 dari Snyder.
Berbeda dengan Batman Nolan, Batman Snyder lebih feminim. Di Nolan yang memegang peran penting untuk karakter Batman di filmnya adalah ayahnya. Kita melihat adegan waktu Bruce Wayne kecil terjatuh ke lubang dan menemukan gua yang dihuni kalelawar2 kemudian diikuti adegan Thomas Wayne meluncur ke bawah menolong Bruce. Adegan ini terngiang sampe Bruce dewasa. Sementara di Batman Snyder, Martha Wayne punya peran penting bagi Batman. Sama seperti yang diucapkan Lex Luthor bahwa perempuan yang paling berharga bagi seorang pria adalah ibunya. Inilah yang digunakan Snyder sebagai jantung dari rekonsiliasi Batman dengan Superman. Sekalipun adegan rekonsiliasi itu terkesan singkat dan kurang mendalam, tapi pesan Snyder tentang pentingnya peran ibu bagi seorang pria disampaikan dengan jelas. Menyedihkan jika ada seorang kritikus yang nyinyir kenapa nama Martha terus menerus muncul di film ini. In fact, no. Tapi keterikatan Batman dengan nama itu disajikan apik oleh Ben Affleck waktu Batman dengan geramnya mencengkram Superman sambil berkata,"Kenapa kamu menyebut nama itu?!"
Orang mengkritik motif Batman yang membenci Superman kurang kuat. Padahal Snyder memberikan hint di awal film dengan sangat gamblang waktu dia meletakkan dua adegan yang sifatnya sejajar secara berurutan, yaitu adegan yang menggambarkan kehilangan Bruce akan orang tuanya dan orang2 kepercayaannya. Aku percaya peletakkan kedua adegan ini direncanakan dengan matang. Orang juga mempertanyakan motivasi kebencian Lex ke Superman. Lex mengatakannya dengan jelas. Sebuah dialog dari pemikiran atheist yang sangat kusuka. Jika Tuhan itu mahakuasa maka Dia tidak maha pengasih. Jika Tuhan itu maha pengasih maka Dia tidak maha kuasa. Ini menancap di benak Luthor karena trauma masa lalunya dengan ayahnya (yang tidak dijelaskan di film ini sebagaimana Nolan tidak menjelaskan masa lalu Joker di TDK). Luthor benci sesuatu yang super power atau mempunyai kapasitas aboslute power. Baginya tidak ada yang absolut, pasti ada darah di tangannya. Itulah kenapa dia menginginkan Superman membawakan kepala Batman kepadanya. Itu pula kenapa dia menciptakan konspirasi untuk menjatuhkan Superman.
Snyder seorang visioner, seorang idealis. Dia tidak mau terjebak dengan formula pakem yang sudah diterima umum dan terus menerus diulang oleh Marvel. Jika Anda ingat, pernah dalam suatu wawancara Ben dengan bangganya memberi spoiler bahwa adegan pembuka dari BVS tidak seperti film superhero pada umumnya. Itu hint dan itu yang dibangun Snyder. Sebuah film superhero berkelas.
Yang menyedihkan kritikus membenci itu. Mereka lebih suka Sharkado... O hell no... Mereka menginginkan film dengan formula yang sudah dikenal. Bagi mereka film superhero adalah sebuah hiburan anak semata2, tidak semustinya dibuat serius dan cerdas dengan dark joke. Mereka suka Marvel dengan tone warnanya yang cerah dan ringan. Mereka terjebak pada mindset yang terbelakang.
Tidak mengherankan jika BVS mendapat rating PG-13 sekalipun ia tidak mengumbar adegan mesra atau kepala lepas. Tapi film ini adalah film rumit yang akan membuat anak mengantuk sepanjang film, sama halnya dengan penonton konvensional. BVS adalah film idealis dan aku menyukainya.
kalo cuma kayak gini ane juga bisa bikin film, cukup dikasih adegan gak jelas dan diinterpretasikan oleh para fans (penjelasan ente lebih bagus dari jalan cerita film ini)..... dari komen ente kayaknya ente menyamakan BvS dengan ane ambil contoh space oddysey wtf?? (sama2 menggunakan pendekatan yg terselubung) kritikus gak buta cuy, ente bandingin rating space oddysey dengan BvS
gak ada yg mempertanyakan motif Batman, yg dipertanyakan itu motifnya Superman....alesan dia pengen ngelawan Batman itu gak banget...... dibilang bahwa SUperman bisa mendengar detak jantung tapi kenapa dia gak bisa cari ibunya sendiri?? padahal punya waktu sejam loh.......
luthor benci kekuatan absolut, coba jelaskan alesan Luthor bangkitin Doomsday yg kekuatannya jauh lebih mengerikan dari Superman ditambah doomsday lebih gak bisa dikontrol dibanding Superman.......
okelah alesan nama Martha bisa meluluhkan hati Batman, tapi sampe2 bisa bikin pandangan Batman terhadap Superman menjadi berubah itu bener2 gak masuk akal....
yg paling ane gak suka di film ini maupun Superman atau Batman keduanya keliatan sebagai orang hypocrite, Batman gak suka dengan caranya Superman tapi dia sendiri brutal banget dan gak ramah lingkungan (adegan kejar-kejaran batmobile)............sedangkan Superman yg gak suka dengan aksi Batman yg main hakim sendiri tapi dia sendiri bertarung tanpa mempedulikan keadaan sekitar bahkan juga membunuh terrorist yg menyandra Lois (orang biasa pasti mati)
kalo ke RT mending baca is review gan jangan cuma liat tomat meter tapi bahasa mereka ketinggian, ato mending ke youtube dan liat isi review orang2 sono bahasa mereka lebih down to the earth (itupun kalo ente peduli)