Ular ini sering dinamai ular hijau, penamaan ini kadang dapat menyesatkan, karena banyak ular jenis lain yang berwarna hijau lain seperti ular pucuk dan ular bajing. Nama latinnya adalah Trimeresurus albolabris [Gray, 1842], dikenal pula dengan sebutan ular bangkai laut, ular majapahit, ada pula yang menamakannya bamboo pit-viper karena kebiasaannya berada di pohon bambu.

Warnanya hijau dengan gradasi kekuningan menuju ke bagian bawah ular, ekornya berwarna merah seakan menandakan bahwa ia berbahaya. Kepalanya tegas berbentuk segitiga. Matanya berwarna keemasan dengan pupil elips vertikal. Ia hewan dengan aktivitas lebih banyak pada malam hari, umumnya hidup diatas pohon, namun ketika malam ia dapat mencari mangsa di tanah. Magsanya adalah hewan pengerat, burung, dan juga kadal.

Ular bangkai laut ini berkembangbiak dengan cara ovovivipar, telurnya menetas didalam perut induknya, sehingga yang terlihat ia melahirkan anak-anaknya lewat kloaka induknya. Panjang maksimalnya sekitar 1,4m. Diantara kedua matanya terdapat lubang (pit) yang berfungsi sebagai sensor panas.

Kelenjar bisanya terdapat di kedua belah pipinya dan berefek pada kerusakan sistem saluran darah dan tisu sehingga pembekuan darah tidak terjadi. Bisa disuntikkan melalui taring bisa Solenoglypha, panjang dan dapat dilipat.

Efek bisanya adalah sakit yang teramat parah sekitar 5 menit setelah gigitan seakan merasakan panas bahwa darah mendidih di lokasi sekitar gigitan. Bekas gigitan akan membengkak dan terjadi perubahan warna pada kulit dalam waktu setengah jam.

Pendarahan terus terjadi disekitar gigitan dan juga jika bisa telah mejalar maka terjadi pula pendarahan pada gusi dan saluran kencing. Jika pengobatan terlambat maka akan berakibat fatal seperti putusnya jari jika tergigit di jari, hingga dapat menyebabkan kematian.

Ular ini hanya untuk pemelihara tingkat atas. Jangan sekali-kali anda membeli ular ini dengan harga ular murah, namun tidak memahami resiko yang terjadi.