- Beranda
- Sains & Teknologi
Tentang Material Beton yang Hidup
...
TS
bambulung
Tentang Material Beton yang Hidup
Pernahkan kita sekalian membayangkan tentang material beton yang selama ini digunakan untuk membuat bangunan di rumah kita, yang seiring dengan waktu karena terus terpapar matahari dan hujan serta panas dan berbagai beban lainnya, tergantung pada kualitas semen dan campuran material lainnya sebagai pembentuk beton, maka lambat laun pada beberapa bagian dapat timbul retakan dan kerusakan lain yang akhirnya berujung pada kemungkinan hancurnya struktur bangunan apabila lambat ditangani.
Selain itu tentunya dapat menjadi sebuah mimpi buruk apabila kita hidup di suatu bangunan yang memiliki kemungkinan untuk runtuh serta secara estetika tidak enak untuk dilihat karena berbagai kerusakan disana-sini akibat berbagai retakan pada beton yang menjadi salah satu struktur utama perekat berbagai material pada suatu bangunan.
Sekarang bayangkan apabila retakan tersebut dapat secara otomatis tertutupi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia, atau dalam istilah kerennya, material beton ini dapat melakukan “penyembuhan diri sendiri” secara mandiri. Tentunya apabila ini dimungkinkan maka banyak bangunan akan semakin kuat berdiri dan kokoh serta tahan lama. Kita yang menjadi penghuni dari bangunan pun tidak perlu was-was lagi apabila melihat terdapat retakan yang terjadi karena sistem pendukung beton tersebut akan melakukan penyembuhan diri dengan cara menutupi retakan yang muncul tersebut.
Beton yang dapat menyembuhkan dirinya sendiri ini merupakan salah satu topik yang luar biasa untuk dipelajari terkait dengan inovasi pada suatu material, demikian salah satu ulasan dari Bill Gates sebagaimana yang ditulisnya di Blog Pribadinya.
Adalah seorang Professor bernama Henk Jonkers, seorang microbiologist dari Delft University of Technology di Belanda.
Berkaca pada peristiwa ketika kaki kita patah, maka tubuh akan melakukan proses untuk melakukan pengkaitan kembali terhadap bagian yang patah tersebut. Osteblast Cellakan memproduksi mineral yang dibutuhkan untuk membuat struktur tulang yang baru, menyambungkan berbagai patahan menjadi satu kembali. Hal yang sama kemudian mengilhami Henk Jonkers untuk melakukan hal yang sama terhadap beton.
Melalui penelitiannya selama tiga tahun yang akhirnya mengantarkannya menjadi finalis European Inventor Award 2015, terinspirasi dari mekanisme mineralisasi tubuh manusia tersebutlah maka Henk Jonkers membuat beton yang dapat menyembuhkan dirinya sendiri.
Pada praktek pembuatan bangunan di lapangan, walaupun seberapa bagusnya campuran beton dibuat dari semen dan material lainnya, pastilah akan terdapat retakan kecil (micro-krack) yang kemudian dapat menjadi sumber masuknya air. Dalam skenario terburuk, adalah terjadinya korosi terhadap struktur besi bangunan karena air yang masuk mengenainya sehingga dapat berujung pada runtuhnya bangunan apabila tidak segera ditangani dengan benar.
Dari hasil penelitiannya maka Henk Jonkers menambahkan pada campuran untuk beton yaitu kapsul yang dibuat dari plastik yang bisa terdegradasi secara alami berisikan bakteria diantaranya Bacillus pseudofirmus atau Sporosarcina pasteurii, bersama dengan Calcium Lactate didalamnya.
Proses sederhananya adalah, pada saat retakan terjadi dan air masuk serta membuka kapsul, maka bakteria yang sebelumnya dalam posisi tertidur inipun bangun dan memakan asupan calcium lactate yang disertakan di kapsul. Setelah itu bakteria akan berkembang, membelah diri melalui asupan lactate tersebut, dan dengan berbuat demikian bakteri tadi mengkombinasikan kalsium dengan ion karbonat untuk membentuk kalsit, atau batu kapur yang kemudian menutupi retakan yang ada. Jadi bakteria tadi dengan berbagai rentetan proses yang ada kemudian memproduksi batu kapur yang akhirnya menutupi retakan di beton, sehingga bisa diibaratkan bahwa beton tersebut dapat menyembuhkan dirinya sendiri.
Adapun bakteria tadi dapat ditemukan secara alami di danau dekat gunung berapi yang memiliki kandungan alkalin yang tinggi, serta dapat bertahan selama 200 tahun lebih tanpa mendapat oksigen atau makanan sebelum kemudian mereka terbangun karena bersentuhan dengan air.
Untuk Indonesia sendiri kabarnya ada penelitian serupa diusulkan untuk dilakukan, ditelurkan oleh mahasiswa dari ITByang kemudian menjadi pemenang ITB Innovators Move 2015. Melalui presentasi yang digarap dengan studi literatur menghadirkan ide penelitian tentang semen hidup. Suatu terobosan yang terlahir akibat kondisi infrastruktur Indonesia, khususnya jalan yang tidak begitu bagus. Kita tentunya bisa membayangkan bagaimana nantinya kalau ini bisa diimplementasikan di jalanan Indonesia yang dibeton dan jalanan tersebut bisa menyembuhkan dirinya sendiri
Sumber (gambar dan ide):
Spoiler for Beton Retak:
Selain itu tentunya dapat menjadi sebuah mimpi buruk apabila kita hidup di suatu bangunan yang memiliki kemungkinan untuk runtuh serta secara estetika tidak enak untuk dilihat karena berbagai kerusakan disana-sini akibat berbagai retakan pada beton yang menjadi salah satu struktur utama perekat berbagai material pada suatu bangunan.
Sekarang bayangkan apabila retakan tersebut dapat secara otomatis tertutupi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia, atau dalam istilah kerennya, material beton ini dapat melakukan “penyembuhan diri sendiri” secara mandiri. Tentunya apabila ini dimungkinkan maka banyak bangunan akan semakin kuat berdiri dan kokoh serta tahan lama. Kita yang menjadi penghuni dari bangunan pun tidak perlu was-was lagi apabila melihat terdapat retakan yang terjadi karena sistem pendukung beton tersebut akan melakukan penyembuhan diri dengan cara menutupi retakan yang muncul tersebut.
Spoiler for Retakan Beton Tertutupi:
Beton yang dapat menyembuhkan dirinya sendiri ini merupakan salah satu topik yang luar biasa untuk dipelajari terkait dengan inovasi pada suatu material, demikian salah satu ulasan dari Bill Gates sebagaimana yang ditulisnya di Blog Pribadinya.
Adalah seorang Professor bernama Henk Jonkers, seorang microbiologist dari Delft University of Technology di Belanda.
Spoiler for Profesor Henk Jonkers:
Berkaca pada peristiwa ketika kaki kita patah, maka tubuh akan melakukan proses untuk melakukan pengkaitan kembali terhadap bagian yang patah tersebut. Osteblast Cellakan memproduksi mineral yang dibutuhkan untuk membuat struktur tulang yang baru, menyambungkan berbagai patahan menjadi satu kembali. Hal yang sama kemudian mengilhami Henk Jonkers untuk melakukan hal yang sama terhadap beton.
Melalui penelitiannya selama tiga tahun yang akhirnya mengantarkannya menjadi finalis European Inventor Award 2015, terinspirasi dari mekanisme mineralisasi tubuh manusia tersebutlah maka Henk Jonkers membuat beton yang dapat menyembuhkan dirinya sendiri.
Pada praktek pembuatan bangunan di lapangan, walaupun seberapa bagusnya campuran beton dibuat dari semen dan material lainnya, pastilah akan terdapat retakan kecil (micro-krack) yang kemudian dapat menjadi sumber masuknya air. Dalam skenario terburuk, adalah terjadinya korosi terhadap struktur besi bangunan karena air yang masuk mengenainya sehingga dapat berujung pada runtuhnya bangunan apabila tidak segera ditangani dengan benar.
Dari hasil penelitiannya maka Henk Jonkers menambahkan pada campuran untuk beton yaitu kapsul yang dibuat dari plastik yang bisa terdegradasi secara alami berisikan bakteria diantaranya Bacillus pseudofirmus atau Sporosarcina pasteurii, bersama dengan Calcium Lactate didalamnya.
Spoiler for Bakteri yang Dipakai:
Proses sederhananya adalah, pada saat retakan terjadi dan air masuk serta membuka kapsul, maka bakteria yang sebelumnya dalam posisi tertidur inipun bangun dan memakan asupan calcium lactate yang disertakan di kapsul. Setelah itu bakteria akan berkembang, membelah diri melalui asupan lactate tersebut, dan dengan berbuat demikian bakteri tadi mengkombinasikan kalsium dengan ion karbonat untuk membentuk kalsit, atau batu kapur yang kemudian menutupi retakan yang ada. Jadi bakteria tadi dengan berbagai rentetan proses yang ada kemudian memproduksi batu kapur yang akhirnya menutupi retakan di beton, sehingga bisa diibaratkan bahwa beton tersebut dapat menyembuhkan dirinya sendiri.
Spoiler for Proses Secara Visual:
Adapun bakteria tadi dapat ditemukan secara alami di danau dekat gunung berapi yang memiliki kandungan alkalin yang tinggi, serta dapat bertahan selama 200 tahun lebih tanpa mendapat oksigen atau makanan sebelum kemudian mereka terbangun karena bersentuhan dengan air.
Untuk Indonesia sendiri kabarnya ada penelitian serupa diusulkan untuk dilakukan, ditelurkan oleh mahasiswa dari ITByang kemudian menjadi pemenang ITB Innovators Move 2015. Melalui presentasi yang digarap dengan studi literatur menghadirkan ide penelitian tentang semen hidup. Suatu terobosan yang terlahir akibat kondisi infrastruktur Indonesia, khususnya jalan yang tidak begitu bagus. Kita tentunya bisa membayangkan bagaimana nantinya kalau ini bisa diimplementasikan di jalanan Indonesia yang dibeton dan jalanan tersebut bisa menyembuhkan dirinya sendiri
Sumber (gambar dan ide):
0
3.7K
17
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sains & Teknologi
15.8KThread•13.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya

