Kasus Wanita Meninggal Dunia karena Makan Mie Instan
TS
Narutoisme
Kasus Wanita Meninggal Dunia karena Makan Mie Instan
Spoiler for Segel No Repost:
Selamat datang di trit ane. Kali ini ane mau share berita yang tadi pagi baru ane baca di salah satu situs berita nasional kita. Mungkin berita ini bisa dijadikan peringatan agar tidak makan mie terlalu banyak (TS juga termasuk gan ). Seperti yang kita tahu, mie instan memang salah satu makanan praktis yang paling mudah dibuat. Biasanya nich, para koster alias penghuni kost yang sering makan mie instan (termasuk TS). Padahal di dalam mie instan terdapat berbagai senyawa kimia atau bumbu-bumbu kimia yang tidak baik bagi kesehatan. Seseorang yang makan mie instan pasti akan sakit di kemudian hari.
Pagi ini ane kaget ketika membaca berita ini. Gimana nggak kaget, ada kasus wanita meninggal dunia setelah makan mie instan. Walaupun status mie instan disini masih sebatas tersangka, ada kesamaan dari kedua kasus ini, yaitu sama-sama meninggal dunia setelah mengkonsumsi mie instan. Ane jadi bener-bener takut nich makan mie instan.
Langsung simak beritanya ya:
Spoiler for Berita Utama:
Pakar nutrisi sudah jauh hari mengingatkan akan bahaya jika terus-terusan mengonsumsi mi instan. Peringatan ini di latar belakangi oleh kandungan yang ada dalam mi karena tidak baik bagi kesehatan. Beberapa di antaranya adalah kandungan senyawa sodium, monosodium glutamate (MSG) yang tinggi, dan senyawa propylene glycol.
Dua pekan terakhir ini, JPNN.com memberitakan ada dua kasus wanita yang meninggal usai mengonsumi mi instan. Memang butuh penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan atas kasus kematian dua korban, tapi yang jelas sebelum ajal menjemput, makanan yang dikonsumsi terakhir adalah mi instan.
Pertama, kasus meninggalnya Lintang, siswi SMP Negeri I Palasah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Kamis (5/2). Gadis berusia 13 tahun, warga Blok Selasa RT 04 RW 01 Desa Karamat, Kecamatan Palasah dinyatakan tewas setelah menjalani hukuman oleh gurunya dengan mengelilingi lapangan basket sekolah karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Ibu Lintang, Nia Kurnia mengatakan, kebiasaan sang anak ketika hendak berangkat sekolah, ia selalu menyiapkan makanan. Hanya pagi itu, Kamis (5/2), firasat aneh itu muncul ketika putrinya ingin sarapan pagi dengan semangkuk mi instan yang ingin dibuatkan sang ibu.
“Mah, hari ini Lintang ingin sarapannya mi. Tolong dibuatkan mi goreng tapi pakai air karena Lintang harus berangkat pagi-pagi sekali,” cerita Nia menirukan.
“Biasanya enggak begitu. Pagi itu Lintang ingin sarapan mie goreng pakai air. Pas saya tanya, dia ingin sarapannya dibuatkan sama saya. Dan berangkat ke sekolahnya juga sangat pagi-pagi,” lanjutnya yang terus menangis menyebut nama anaknya itu, Jumat (6/2).
Kedua, Cici, pegawai di bagian administrasi Fakultas Kedokteran UMSU, Medan, Sumatera Utara. Menurut Zainab, ibu kos Cici kepada Pos Metro Medan online (Grup JPNN.com), ia selalu mengingatkan agar tidak terus-terusan makan mi instan, apalagi sering mengeluh sakit perut.
“Aku udah berkali-kali nasehati Cici, kubilang jangan makan mie instan saja . Bayangkan saja satu hari bisa makan delapan bungkus dia. Pagi siang malam makan mie, kan ngeri zat pengawetnya itu,” ujar Zainab, Kamis (12/2).
Hal senada juga diakui teman-teman korban. “Dia jarang makan nasi. Makan mie instan saja tiap hari. Sudah sering kami menasehati, tapi tak didengar,” kata teman Cici yang enggan ditulis namanya.
Untuk yang penasaran bagaimana berita selengkapnya, silahkan baca disini:
Spoiler for Berita #1:
Meninggalnya Cici, pegawai di bagian administrasi Fakultas Kedokteran UMSU, Medan, terus menjadi perbincangan para rekan kerjanya.
Maklum, pegawai cantik itu meninggal di kosnya, tanpa ada keluhan sakit serius sebelumnya. Paling banter, dia mengeluh sakit perut.
Tapi teman-teman dan ibu kosnya yakin Cici meninggal sakit karena kebanyakan mengonsumsi mie instan.
“Aku udah berkali-kali nasehati Cici, kubilang jangan makan mie instan saja . Bayangkan saja satu hari bisa makan delapan bungkus dia. Pagi siang malam makan mie, kan ngeri zat pengawetnya itu,” ujar Zainab, ibu kos, seperti diberitakan Pos Metro Medan online (grup JPNN) hari ini.
Hal senada juga diakui teman-teman korban. “Dia jarang makan nasi. Makan mie instan saja tiap hari. Sudah sering kami menasehati, tapi tak didengar,” kata teman Cici yang enggan ditulis namanya.
Kawannya itu cerita, karena kebiasaan buruk itu, Cici sering mengeluh sakit pada perutnya. Hal ini juga terbukti karena di kamar korban juga ditemukan tumpukan bungkus mie instan dan mie gelas seduh. Selain mie instan ditemukan juga obat jenis Panadol dosis 500 mg dan 2 obat generik jenis Paracentamol.
“Ada tiga jenis obat yang sudah kita amankan dan masih dalam penyelidikan,”ujar Kapolsek Medan Area, Kompol Yudi Prianto.
Sementara Heri, selaku Kabiro Administrasi Fakultas Kedokteran UMSU mengatakan, Cici sudah dua tahun bekerja sebagai administrasi. Selama bekerja, almarhumah dikenal pintar bergaul dan rajin bekerja.
Selama bekerja, Cici tidak pernah mengeluh sakit kronis, paling hanya batuk-batuk kecil saja. “Kami juga terkejut setelah mendengar kabar itu. Makanya, tadi kami pergi ke kosnya. Namun, karena dia tinggal sendiri di sana, kita akan berusaha mengurus pengiriman jenazahnya. Kita akan ke Rumah sakit Pirngadi untuk mengurus jenazahnya,” tuturnya.
Ini gan foto orangnya. Yang lagi ultah:
Spoiler for Berita #2:
Duka yang mendalam terus dirasakan ibu kandung Lintang yakni Nia Kurnia. Suasana haru masih menyelimuti pihak keluarga sepeninggal putri kesayangannya yang tewas saat menjalani hukuman guru karena tidak mengerjakan PR.
Bagi Nia, Lintang adalah sebuah permata yang nilainya tidak bisa tergantikan dari apapun. Ibunya menganggap siswi kelas 7 E ini adalah kebanggaan sekaligus anak yang berbeda dari sejumlah gadis seusianya. Lintang merupakan anak penyabar dan prihatin.
Tanpa diduga, perasaan seorang ibu ketika mendengar anaknya tewas di sekolah. Lintang merupakan putri semata wayang yang selalu menjadi kebanggaan pihak keluarga. Tidak banyak ucapan keluar dari Nia setelah mengetahui anaknya sudah pergi meninggalkannya selama-lamanya.
Pasca sehari setelah korban meninggal, Nia masih terlihat shock menatap foto putri kesayangannya itu. Pihak keluarga bersama tetangga nampak terus menenangkan Nia yang masih sering menyebut nama Lintang ketika menangis tersebut.
Seperti biasanya, ketika sang anak hendak berangkat sekolah ibunya selalu menyiapkan sesuatu apa yang diperlukan Lintang. Hanya pagi itu, Kamis (5/2), firasat aneh itu muncul ketika putrinya ingin sarapan pagi dengan semangkuk mie instan yang ingin dibuatkan sang ibu. (baca juga: Siswi SMP Meninggal saat Jalani Hukuman Guru).
“Mah, hari ini Lintang ingin sarapannya mie. Tolong dibuatkan mie goreng tapi pakai air karena Lintang harus berangkat pagi-pagi sekali,” cerita Nia menirukan.
“Biasanya enggak begitu. Pagi itu Lintang ingin sarapan mie goreng pakai air. Pas saya tanya, dia ingin sarapannya dibuatkan sama saya. Dan berangkat ke sekolahnya juga sangat pagi-pagi,” lanjutnya yang terus menangis menyebut nama anaknya itu, Jumat (6/2).
Kini pihak keluarga mengaku sudah pasrah karena kepergian korban merupakan sebuah takdir. Senada juga disampaikan paman korban, Endo. Meski meninggalkan luka yang sangat mendalam, pihaknya mengaku ikhlas dan harus direlakan. Kepasrahan keluarga muncul ketika kedatangan jenazah korban di RS Bhayangkara, Indramayu saat akan diautopsi.
“Saat sampai di sana, kami pun berfikir lagi. Kami hanya ikhlas dan berusaha tabah menghadapi kepergiannya yang sudah saya anggap sebagai anak sendiri. Dia adalah kebanggaan keluarga dan anaknya prihatin,” tambah Endo.
Endo pun mengaku tidak akan menuntut pihak sekolah SMP Negeri I Palasah. Pasalnya semua itu merupakan garis takdir dan kehendak yang maha kuasa.
“Mungkin Allah SWT lebih sayang kepada Lintang sehingga harus meninggalkan kami sangat cepat ini. Kami memohon doa semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya dan bagi pihak keluarga selalu diberikan ketabahan dan kekuatan,” imbuhnya.
Informasi yang dihimpun Radar Cirebon (Grup JPNN.com), korban dikebumikan di TPU setempat usai dari RS Bhayangkara, Indramayu sekitar pukul 22.15 waktu setempat. Tangis histeris mewarnai pemakaman gadis berusia 13 tahun tersebut. Dalam prosesi pemakaman juga didampingi aparat keamanan Polsek Palasah serta sejumlah kerabat maupun tetangga korban.
Makin ngeri aja ya. Ane nggak mau makan mie instan lagi gan. Takut kalo sampek kenapa-kenapa.
Mudah-mudahan postingan kali ini bermanfaat untuk kita semua. Amin...