- Beranda
- The Lounge
Biarkan Foto-Foto Ini yang Berbicara
...
TS
drewgunners
Biarkan Foto-Foto Ini yang Berbicara
Jujur gan, ane udah gak tahan liat berita-berita tentang bencana ini, walaupun ane cuma bisa bantu dengan doa. Sedikit membayangkan di lingkungan agan sekarang ada banyak asap seperti di foto2 ini.
Quote:
Potret anak-anak yang hidup dalam belenggu asap diabadikan oleh pewarta foto kantor berita Antara, Rosa Panggabean, ketika bertugas di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Oktober 2015. Foto ini menjadi pesan bagi Presiden Joko Widodo pada satu tahun masa tugasnya, bahwa di Sumatra dan Kalimantan, anak-anak tumbuh dalam ancaman penyakit yang mengendap dalam tubuhnya.
Jimmy Ramadhan (7 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Danau Tahai, Nyaru Menteng, Tanggiling, Kalimantan Tengah, Senin, (5/10/2015). Ia bercita-cita menjadi polisi. Sayang, kabut asap berpotensi menurunkan fungsi otaknya dan menjauhkan cita-citanya itu.
Indah Nur'aini (10 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Mendawai Sosial, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi guru. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat lebih dari 15 bayi terjangkit ISPA akibat kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan.
Paridah (10 tahun), duduk di kelas 4 di SDN 14 Palangkaraya, mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Mendawai Sosial, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi polwan. Sayang, asap akan merusak kesehatan, pendidikan dan memperburuk kondisi psikologis Parida yang sebelumnya ceria.
Nopelita Juwanty (9 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Arut, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi dokter. Di Kalimantan Tengah tercatat jumlah penderita ISPA per minggu keempat bulan September 2015 adalah 3.052 jiwa. Dari data tersebut penderita ISPA terbanyak adalah anak-anak dan orang tua.
Cinta Jessica (5 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Flamboyan Bawah, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa, (6/10/2015). Ia bercita-cita menjadi dokter. Jika bencana asap tak kunjung selesai, dipastikan tumbuh kembang anak-anak akan terganggu.
Delta Intan Permatasari (10 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Arut, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi guru. Asap adalah hantu nyata yang menggerogoti masa depan anak-anak. Kabut asap yang mengandung berbagai bahan polutan akan memberi dampak kematian. Sungguh, hidup mereka terancam.
Wahyu Guna Pratama (8 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Arut, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi dokter. Partikel kanker akibat kabut asap baru dapat terdeteksi setelah rentang waktu 5 hingga 10 tahun.
Spoiler for JIMMY:
Jimmy Ramadhan (7 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Danau Tahai, Nyaru Menteng, Tanggiling, Kalimantan Tengah, Senin, (5/10/2015). Ia bercita-cita menjadi polisi. Sayang, kabut asap berpotensi menurunkan fungsi otaknya dan menjauhkan cita-citanya itu.
Spoiler for INDAH:
Indah Nur'aini (10 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Mendawai Sosial, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi guru. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat lebih dari 15 bayi terjangkit ISPA akibat kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan.
Spoiler for PARIDA:
Paridah (10 tahun), duduk di kelas 4 di SDN 14 Palangkaraya, mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Mendawai Sosial, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi polwan. Sayang, asap akan merusak kesehatan, pendidikan dan memperburuk kondisi psikologis Parida yang sebelumnya ceria.
Spoiler for NOPELITA:
Nopelita Juwanty (9 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Arut, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi dokter. Di Kalimantan Tengah tercatat jumlah penderita ISPA per minggu keempat bulan September 2015 adalah 3.052 jiwa. Dari data tersebut penderita ISPA terbanyak adalah anak-anak dan orang tua.
Spoiler for CINTA:
Cinta Jessica (5 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Flamboyan Bawah, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa, (6/10/2015). Ia bercita-cita menjadi dokter. Jika bencana asap tak kunjung selesai, dipastikan tumbuh kembang anak-anak akan terganggu.
Spoiler for DELTA:
Delta Intan Permatasari (10 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Arut, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi guru. Asap adalah hantu nyata yang menggerogoti masa depan anak-anak. Kabut asap yang mengandung berbagai bahan polutan akan memberi dampak kematian. Sungguh, hidup mereka terancam.
Spoiler for WAHYU:
Wahyu Guna Pratama (8 tahun) mengenakan masker di lingkungan tempat ia tinggal di Kampung Arut, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu, (4/10/2015). Ia bercita-cita menjadi dokter. Partikel kanker akibat kabut asap baru dapat terdeteksi setelah rentang waktu 5 hingga 10 tahun.
Quote:
Meski dibekap asap, anak-anak di Pulau Sumatera dan Kalimantan menjalani harinya yang gelap. Ada yang tak mampu bertahan, ada juga yang masih dapat tersenyum meski ancaman infeksi saluran pernafasan menghantui mereka. Pemerintah dituntut tegas kepada mereka pembakar lahan dan hutan, atau mereka mati karena asap.
Keceriaan anak-anak di beberapa kota di Pulau Sumatera dan Kalimantan dirampas oleh asap dari pembakaran hutan dan lahan yang dilakukan sejumlah pihak demi keuntungan. Pada Rabu, (7/10/2015), Seorang bayi, M Husien Saputra berusia 28 hari, warga Kota Palembang, meninggal dunia diduga terkena infeksi saluran pernapasan akut, di RS Muhammadiyah Palembang. Sejumlah Puskesmas di Pusat Kota Palembang mencatat peningkatan pasien ISPA dari bulan Agustus hingga akhir September mencapai 30 persen seiring dengan memburuknya kualitas udara.
Di Pontianak, peningkatan kasus ISPA berat sungguh luar biasa. M Septiawan Gunawan, anak pasangan Heri dan Rani bahkan harus tergolek lemas di Rumah Sakit Yarsi, Pontianak akibat infeksi pada paru-paru. Mengaku telah dua kali terserang ISPA akibat sering menghirup asap di lingkungan mereka tinggal, sang anak divonis menderita Pneumonia.
Selain itu banyak bocah di Pontianak juga terserang diare. Saat ini tercatat jumlah kasus penderita ISPA sebanyak 3.014 kasus dan Diare sebanyak 2.300 lebih kasus. Untuk penyakit diare yang banyak dialami masyarakat disebabkan oleh semakin minimnya pasokan air bersih yang dikonsumsi masyarakat.
Mengetahui semakin bertambahnya anak-anak menderita ISPA, sejumlah dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Pekanbaru membagikan masker pelindung pernapasan kepada pengguna jalan raya di Pekanbaru, Riau, Kamis (1/10/2015). Dinas Kesehatan Pekanbaru mencatat, sebanyak 7371 warga Pekanbaru sudah terjangkiti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sejak 29 Juni hingga 28 September 2015, kini jumlah tersebut terus bertambah.
Saat ini banyak orang tua melarang anak-anaknya untuk keluar rumah. Pekanbaru menjadi kawasan paling menderita, ditengah beban ekonomi yang semakin berat, bencana asap membuat mereka harus membeli tabung oksigen demi mendapat udara yang bersih dari asap. Tampak seorang bocah belajar di dalam rumah dengan menggunakan masker dan tabung oksigen.
Pemerintah Kota Pekanbaru terpaksa kembali memulangkan anak sekolah karena kondisi udara di Kota Pekanbaru memburuk pada level kategori berbahaya. Selain itu Pemerintah Kota Pekanbaru juga melarang kepada masyarakat, khususnya kalau tidak perlu benar.
Sama halnya dengan di Pekanbaru, aktivitas pendidikan di Pontianak juga terpaksa ditiadakan karena kondisi asap yang sangat buruk pada Sabtu, (3/10/2015). Menanti asap hilang, proses belajar mengajar di sejumlah daerah di Pontianak juga sering kali dihentikan, akibatnya banyak waktu belajar murid SD hingga SMA terganggu. Tampak dua siswa berjalan di depan sekolahnya yang diselimuti asap.
Bertambah pekatnya asap di Kota Jambi juga memaksa Pemerintah Kota Jambi kembali menginstruksikan kepada seluruh sekolah di daerah itu untuk memulangkan siswa mereka lebih awal menyusul bertambah pekatnya kabut asap dengan jarak pandang pada pagi hari antara 300-400 meter. Tampak beberapa siswa berjalan pulang menembus asap yang pekat di Jalan Lingkar Timur, Jambi.
Merespon kondisi asap di Pekanbaru yang semakin berbahaya bagi anak-anak, Pemerintah Kota Pekanbaru melakukan evakuasi terhadap bayi dan balita dari keluarga miskin ke posko evakuasi yang didirikan di aula kantor wali kota. Sebelumnya, sebagian warga Pekanbaru sudah mengungsikan anak-anak dan bayi ke Padang, Sumatera Barat. Tak hanya itu, semenjak kondisi asap semakin pekat dan membahayakan kesehatan, banyak warga Riau mengevakuasi keluarga mereka.
Di Padang, Seorang siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Alang Lawas, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, pingsan di sekolahnya saat mengikuti ujian. Setelah dirawat di puskesmas, dia didiagnosa terkena ISPA akut. Data dari BPBD Kota Padang, kualitas udara akibat kabut asap yang melanda kawasan Kota Padang memasuki level tidak sehat. Jarak pandang pun hanya 1.200 meter pada Kamis, (8/10/2015).
Spoiler for RENGGUT NYAWA:
Keceriaan anak-anak di beberapa kota di Pulau Sumatera dan Kalimantan dirampas oleh asap dari pembakaran hutan dan lahan yang dilakukan sejumlah pihak demi keuntungan. Pada Rabu, (7/10/2015), Seorang bayi, M Husien Saputra berusia 28 hari, warga Kota Palembang, meninggal dunia diduga terkena infeksi saluran pernapasan akut, di RS Muhammadiyah Palembang. Sejumlah Puskesmas di Pusat Kota Palembang mencatat peningkatan pasien ISPA dari bulan Agustus hingga akhir September mencapai 30 persen seiring dengan memburuknya kualitas udara.
Spoiler for PNEUMONIA :
Di Pontianak, peningkatan kasus ISPA berat sungguh luar biasa. M Septiawan Gunawan, anak pasangan Heri dan Rani bahkan harus tergolek lemas di Rumah Sakit Yarsi, Pontianak akibat infeksi pada paru-paru. Mengaku telah dua kali terserang ISPA akibat sering menghirup asap di lingkungan mereka tinggal, sang anak divonis menderita Pneumonia.
Spoiler for MINIM AIR:
Selain itu banyak bocah di Pontianak juga terserang diare. Saat ini tercatat jumlah kasus penderita ISPA sebanyak 3.014 kasus dan Diare sebanyak 2.300 lebih kasus. Untuk penyakit diare yang banyak dialami masyarakat disebabkan oleh semakin minimnya pasokan air bersih yang dikonsumsi masyarakat.
Spoiler for TERUS MENINGKAT:
Mengetahui semakin bertambahnya anak-anak menderita ISPA, sejumlah dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Pekanbaru membagikan masker pelindung pernapasan kepada pengguna jalan raya di Pekanbaru, Riau, Kamis (1/10/2015). Dinas Kesehatan Pekanbaru mencatat, sebanyak 7371 warga Pekanbaru sudah terjangkiti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sejak 29 Juni hingga 28 September 2015, kini jumlah tersebut terus bertambah.
Spoiler for TABUNG OKSIGEN:
Saat ini banyak orang tua melarang anak-anaknya untuk keluar rumah. Pekanbaru menjadi kawasan paling menderita, ditengah beban ekonomi yang semakin berat, bencana asap membuat mereka harus membeli tabung oksigen demi mendapat udara yang bersih dari asap. Tampak seorang bocah belajar di dalam rumah dengan menggunakan masker dan tabung oksigen.
Spoiler for TIDAK KELUAR:
Pemerintah Kota Pekanbaru terpaksa kembali memulangkan anak sekolah karena kondisi udara di Kota Pekanbaru memburuk pada level kategori berbahaya. Selain itu Pemerintah Kota Pekanbaru juga melarang kepada masyarakat, khususnya kalau tidak perlu benar.
Spoiler for TERGANGGU:
Sama halnya dengan di Pekanbaru, aktivitas pendidikan di Pontianak juga terpaksa ditiadakan karena kondisi asap yang sangat buruk pada Sabtu, (3/10/2015). Menanti asap hilang, proses belajar mengajar di sejumlah daerah di Pontianak juga sering kali dihentikan, akibatnya banyak waktu belajar murid SD hingga SMA terganggu. Tampak dua siswa berjalan di depan sekolahnya yang diselimuti asap.
Spoiler for MENEMBUS ASAP:
Bertambah pekatnya asap di Kota Jambi juga memaksa Pemerintah Kota Jambi kembali menginstruksikan kepada seluruh sekolah di daerah itu untuk memulangkan siswa mereka lebih awal menyusul bertambah pekatnya kabut asap dengan jarak pandang pada pagi hari antara 300-400 meter. Tampak beberapa siswa berjalan pulang menembus asap yang pekat di Jalan Lingkar Timur, Jambi.
Spoiler for EVAKUASI:
Merespon kondisi asap di Pekanbaru yang semakin berbahaya bagi anak-anak, Pemerintah Kota Pekanbaru melakukan evakuasi terhadap bayi dan balita dari keluarga miskin ke posko evakuasi yang didirikan di aula kantor wali kota. Sebelumnya, sebagian warga Pekanbaru sudah mengungsikan anak-anak dan bayi ke Padang, Sumatera Barat. Tak hanya itu, semenjak kondisi asap semakin pekat dan membahayakan kesehatan, banyak warga Riau mengevakuasi keluarga mereka.
Spoiler for TIDAK SEHAT:
Di Padang, Seorang siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Alang Lawas, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, pingsan di sekolahnya saat mengikuti ujian. Setelah dirawat di puskesmas, dia didiagnosa terkena ISPA akut. Data dari BPBD Kota Padang, kualitas udara akibat kabut asap yang melanda kawasan Kota Padang memasuki level tidak sehat. Jarak pandang pun hanya 1.200 meter pada Kamis, (8/10/2015).
Quote:
Tak hanya manusia, akibat asap yang membelenggu wilayah Kalimantan Tengah dan Kepulauan Riau, orang utan dan burung yang hidup di kawasan tersebut terganggu kehidupannya.
Asap yang disebabkan oleh semakin dekatnya titik api dengan kawasan konservasi orang utan milik Yayasan Borneo Orangutan Survival mengancam keberadaan orangutan yang ada di tempat tersebut. Meski begitu, belum ada niat untuk melakukan evakuasi terhadap hewan yang dilindungi ke tempat yang lebih aman. Tampak seekor orangutan bermain dikandangnya yang terdapat di Borneo Orangutan Survival Foundation Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, Jumat (2/10).
Sebanyak 473 ekor orangutan terimbas asap dan terinfeksi saluran pernapasan akibat kebakaran lahan dan hutan. Dalam sebulan terakhir ini, terdapat enam bayi orangutan yang terpaksa bermain di dalam rumah dan tidak diperbolehkan mengikuti sekolah orangutan di dalam hutan.
Berdiri di atas tanah seluas 1.852 hektare, Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOSF) berada di kawasan Km 44, Jalan Mulawarman, atau dikenal dengan rute Balikpapan-Samboja-Senipah. Api kembali mengamuk di hutan dan semak Samboja Lestari pada Selasa sore. Terjangan api kali ini sudah mencapai helipad, sebuah lapangan datar seluas sepertiga lapangan sepakbola sekitar 200 meter dari kantor BOSF.
Kabut asap yang melanda Kalimantan Tengah membuat orang utan menjadi stres terkena infeksi saluran pernapasan akut. Jika asap terus berlangsung hingga beberapa minggu ke depan, satwa yang dilindungi tersebut dikhawatirkan akan menjadi korban
Dalam foto tampak beberapa orangutan terpaksa harus tinggal di dalam rumah perawatan karena asap benar-benar membuat mereka menjadi tidak sehat. Sebagai langkah antisipasi, selama asap masih pekat , Yayasan BOS mengurangi jam sekolah yang semula dimulai pukul 07.00-16.00, sekarang dibatasi menjadi 08.00-15.00.
Saat ini di linimasa, muncul tagar saveorangutan (#saveorangutan) yang meminta Presiden Jokowi juga turut memberi perhatian pada nasib orangutan.
Ancaman semakin besar bagi orangutan ketika upaya pemadaman terhambat oleh minimnya air di lokasi kejadian menyebabkan. Petugas kesulitan memadamkan api. Petugas pemadam gabungan terpaksa menarik selang hingga satu kilometer untuk memadamkan api. Kawasan Samboja Lestari, 50 km utara Balikpapan, Kalimantan Timur, mulai terbakar sejak Rabu 23/9. Padang semak dan pohon-pohon keras berusia sampai 15 tahun terbakar hebat dan menimbulkan asap tebal.
Di Kepulauan Riau, asap mengakibatkan kehidupan burung-burung di kawasan itu terganggu. Tampak seekor Elang bondol (Haliastur indus) yang biasanya terbang tinggi, terpaksa hinggap di ranting pohon rendah untuk mencari makan akibat kabut asap kiriman yang tebal di Tanjungpinang, Kepri, Selasa (29/9).
Burung-burung Kapini-jarum kecil (Rhaphidura leucopygialis), yang biasanya terbang bergerombol dan berpindah pohon pun tak lagi terbang tinggi. Burung-burung tersebut memilih berdiam di satu tempat karena terbang membuat mereka mudah jatuh dan mati.
Spoiler for TERANCAM ASAP:
Asap yang disebabkan oleh semakin dekatnya titik api dengan kawasan konservasi orang utan milik Yayasan Borneo Orangutan Survival mengancam keberadaan orangutan yang ada di tempat tersebut. Meski begitu, belum ada niat untuk melakukan evakuasi terhadap hewan yang dilindungi ke tempat yang lebih aman. Tampak seekor orangutan bermain dikandangnya yang terdapat di Borneo Orangutan Survival Foundation Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, Jumat (2/10).
Spoiler for TIDAK SEKOLAH:
Sebanyak 473 ekor orangutan terimbas asap dan terinfeksi saluran pernapasan akibat kebakaran lahan dan hutan. Dalam sebulan terakhir ini, terdapat enam bayi orangutan yang terpaksa bermain di dalam rumah dan tidak diperbolehkan mengikuti sekolah orangutan di dalam hutan.
Spoiler for KEBAKARAN:
Berdiri di atas tanah seluas 1.852 hektare, Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOSF) berada di kawasan Km 44, Jalan Mulawarman, atau dikenal dengan rute Balikpapan-Samboja-Senipah. Api kembali mengamuk di hutan dan semak Samboja Lestari pada Selasa sore. Terjangan api kali ini sudah mencapai helipad, sebuah lapangan datar seluas sepertiga lapangan sepakbola sekitar 200 meter dari kantor BOSF.
Spoiler for STRES:
Kabut asap yang melanda Kalimantan Tengah membuat orang utan menjadi stres terkena infeksi saluran pernapasan akut. Jika asap terus berlangsung hingga beberapa minggu ke depan, satwa yang dilindungi tersebut dikhawatirkan akan menjadi korban
Spoiler for KURANGI AKTIVITAS:
Dalam foto tampak beberapa orangutan terpaksa harus tinggal di dalam rumah perawatan karena asap benar-benar membuat mereka menjadi tidak sehat. Sebagai langkah antisipasi, selama asap masih pekat , Yayasan BOS mengurangi jam sekolah yang semula dimulai pukul 07.00-16.00, sekarang dibatasi menjadi 08.00-15.00.
Spoiler for #SAVEORANGUTAN:
Saat ini di linimasa, muncul tagar saveorangutan (#saveorangutan) yang meminta Presiden Jokowi juga turut memberi perhatian pada nasib orangutan.
Spoiler for MINIM AIR :
Ancaman semakin besar bagi orangutan ketika upaya pemadaman terhambat oleh minimnya air di lokasi kejadian menyebabkan. Petugas kesulitan memadamkan api. Petugas pemadam gabungan terpaksa menarik selang hingga satu kilometer untuk memadamkan api. Kawasan Samboja Lestari, 50 km utara Balikpapan, Kalimantan Timur, mulai terbakar sejak Rabu 23/9. Padang semak dan pohon-pohon keras berusia sampai 15 tahun terbakar hebat dan menimbulkan asap tebal.
Spoiler for BURUNG TERGANGGU:
Di Kepulauan Riau, asap mengakibatkan kehidupan burung-burung di kawasan itu terganggu. Tampak seekor Elang bondol (Haliastur indus) yang biasanya terbang tinggi, terpaksa hinggap di ranting pohon rendah untuk mencari makan akibat kabut asap kiriman yang tebal di Tanjungpinang, Kepri, Selasa (29/9).
Spoiler for MATI LEMAS:
Burung-burung Kapini-jarum kecil (Rhaphidura leucopygialis), yang biasanya terbang bergerombol dan berpindah pohon pun tak lagi terbang tinggi. Burung-burung tersebut memilih berdiam di satu tempat karena terbang membuat mereka mudah jatuh dan mati.
Mau sampe kapan pemerintah??
Tapi ah sudahlah, jangan terlalu berharap banyak. Lebih baik berharap banyak lah kita sama Allah SWT dengan hujannya.
Sumbangkan minimal DOA mu kawan!
Sumber
0
78.5K
Kutip
442
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.2KThread•87.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya