- Beranda
- Catatan Perjalanan OANC
[Catatan Perjalanan] Pendakian TAMBORA 2851 Puncak Tertinggi Sumbawa.
...
TS
thenawz
[Catatan Perjalanan] Pendakian TAMBORA 2851 Puncak Tertinggi Sumbawa.
Visit my blog for more stories!
www.stevbean.com
Halo Agan-Agan, numpang share Catatan Perjalanan ya.
Nama saya Steven, latar belakang karyawan disalah satu instansi bumn yang jatah cuti cuma 12 hari setahun, itupun belum dipotong cuti bersama. Maaf ini basa-basi aja . Saya melakukan perjalanan ke Gunung Tambora bersama satu teman saya, Bayu namanya. Gunung Tambora adalah salah satu wishlistsaya tahun ini, yang saya rencanakan satu tahun sebelumnya dan lebaran akan jalan kesana tadinya. Tapi tiba-tiba tgl 13 Juni 2015 Bayu BBM saya begini isinya, "Men, gue kan mau resign. Masih ada jatah cuti gue 5 hari yang belum kepake. Tambora, yuk!" Iman saya goyah, yang tadinya mau berangkat lebaran saya pikir kenapa gak bulan puasa saja? Singkat cerita kita sepakati tanggal 27 Juni 2015 kami berangkat. Berbekal browsing sana-sini, telp teman-teman yang sudah ke Tambora, dengan persiapan 2 minggu kita siap untuk melakukan perjalanan ke Gunung Tambora lalu lanjut eksplor Sumbawa.
Sabtu, 27 Juni 2015.
Jakarta - Lombok (Pesawat). Mataram - Calabai (Bus).
Penerbangan awal CGK - LOP membuat kami harus tidur ayam di rumah lalu bersiap ke bandara pukul 3.30 pagi. Kami tiba di CGK pukul 4.15, langsung checking boarding pass. Kami baru tiba di Lombok pukul 9.00 karena pesawat kami mengalami keterlambatan berangkat.
Di Bandara Lombok kita dan Bayu sudah dijemput Putri, dia teman kami di Jakarta yang sedang pulang kampung. Alhamdullilah ada orang baik yang mau jemput kami. Putri pun bergegas mengantarkan kami ke Terminal Mandalika, disana sudah menunggu Pak Rifai petugas bis Sinar Rejeki yang sedari kami di bandara sudah ditelpon. Oh iya nanti saya akan share nomor kontaknya ya. Kami sampai di Terminal Mandalika jam 10.15, bus kami sudah siap berangkat.
Perjalanan dari Bandara Lombok menuju Terminal Mandalika.
Untuk sekedar informasi, untuk ke Tambora kalian bisa naik bus Mataram - Bima AC lalu lanjut dengan Bima - Calabai non AC atau bisa langsung Mataram - Calabai dengan bus 3/4 non AC. Bus Mataram - Calabai hanya berangkat sehari sekali setiap jam 10 pagi. Kondisi bus ya cukuplah, jangan bandingkan sama bus AC Mataram - Bima . Harga bus Mataram - Calabai 170rb.
Bus Sinar Rejeki yang mengantarkan kita ke Calabai
Berada di atas kapal pelni penyebrangan Kayangan - Pototato
Perjalanan Mataram - Calabai memerlukan waktu 16 jam, dan bis hanya akan berhenti di Pelabuhan Kayangan dan sekitar Lape untuk makan malam (bayar sendiri) jadi untuk yang doyan nyemil seperti saya harus siapkan cemilan dan air minum. Hahahaha, saya gak ikutan puasa tapi teman si Bayu masih puasa. Perjalanan sangat panjang, saya sering berdiri untuk mengistirahatkan pantat saya yang kelelahan duduk. Baru sekitar jam 2 dini hari kami sampai di Calabai, kami pun ditawari oleh sang supir untuk mengantar sampai Desa Pancasila dengan biaya tambahan 30rb per orang. Kami menyanggupinya karena itung-itung ganti ongkos ojek dan juga jam segitu belum ada ojek.
Tiba di Desa Pancasila pukul 3 pagi kami disambut oleh Bang Saiful, melalui beliau kita bisa melakukan ijin pendakian. Beliau mempersilahkan kami istirahat di tempatnya, di rumah beliau ada 5 pondok yang dibuat untuk pendaki istirahat atau pendaki yang ingin bermalam. Kami pun istirahat di pondok bang Saiful, selagi saya memenjamkan mata ternyata si Bayu asik membuka nanasnya yang dibeli di Pelabuhan Kayangan.
"Lo ngapain sih men buka nanas jam segini?" kata saya menggerutu.
"Wah ini gue mau sahur men." sahut Bayu dengan semangat.
"Hahahaha sahur pake nanas lo? Ya udah gue tidur duluan." Saya menimpalinya lalu tidur.
Minggu, 28 Juni 2015
Desa Pancasila - Pos 3 Gunung Tambora
Kami terbangun jam 07.00, langsung mandi lalu bertemu Bang Ipul untuk meminta 1 porter. Datanglah porter kami bernama John nama panjangnya Joharis, dia lebih senang dipanggil John karena keren katanya. Kami pun packing ulang, lalu kami berangkat ke pintu rimba menggunakan ojek. Ojek ini salah satu program CSR ala Bang Ipul sangat dianjurkan untuk naik ojek karena jalan ke pintu rimba cukup jauh. Pukul 09.00 kami sampai di pintu rimba, pendakian Gunung Tambora akan dimulai dari sini. Jalur Pancasila memiliki 5 pos sebelum sampai ke puncak, rencananya kita akan camp di pos 3.
Porter kami John dan disinilah pintu rimbanya.
Perjalanan ke pos 1 memakan waktu 2 jam 30 menit, kami berjalan sangat santai dan sesekali berhenti untuk merekam video dan mengambil foto. Selama perjalanan ke pos 1 track masih sangat landai bahkan sesekali turunan disertai tanjakan juga, tanaman setinggi bahu, dan jalurnya pun cukup jelas. Pos 1 ditandai dengan berdirinya shelter, tidak jauh di depan shelter ada aliran air dari pipa kita bisa mengambil air dari situ.
Perjalanan menuju pos 1.
Pos 1.
Jam 11.30 kami sampai di Pos 1, lalu kami masak air untuk bikin kopi sambil makan cemilan. Hahahahaha iya si Bayu gak puasa, dia batal setelah 20 menit jalan dari pintu rimba. Pada hari itu ada 21 orang lainnya yang melakukan pendakian diantaranya 20 orang dari mahasiswa IPB yang sedang melakukan penelitian selama 12 hari dan 1 orang bule berasal dari London serta porter yang membantu mereka. Selama perjalanan kami hanya bertiga (saya, Bayu dan John) para mahasiswa IPB tertinggal jauh dibelakang karena mobil truk yang mereka tumpangi mogok.
Dari papan yang tertulis pos 2 sekitar 2 jam perjalanan, jam 12:00 kami melanjutkan perjalanan ke pos 2. Kondisi jalur tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, masih landai yang mendominasi, sedap mendominasi tapi ada banyak sekali pohon tumbang yang melintang di jalur. Kita harus menunduk atau melompatinya atau bahkan memutar kalau ketemu pohon yang sangat besar tidak bisa dilompati. Kami beberapa kali bertemu orang warga Pancasila yang sedang mencari madu di hutan dan beberapa porter dari rombongan mahasiwa IPB. Yang saya salut mereka membawa genset untuk perlengkapan penelitian mahasiswa tsb, para mahasiswa itu akan ngecamp di Pos 2.
Sangat jauh perjalanan menuju pos 2 karena jalan yang sangat landai, kami sampai di pos 2 jam 14.30. Pos 2 ditandai oleh shelter dan disekitarnya bisa menampung 10 tenda, di bawah pos 2 ada sungai kecil.
Ada banyak sekali pohon yang melintang seperti ini selama perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2.
Pos 2.
Di pos 2 kami hanya makan roti tawar diolesi selai coklat. Tepat pukul 15.00 kami melanjutkan perjalanan ke pos 3. Estimasi 2 jam perjalanan untuk sampai di pos 3, kata John disepanjang jalan akan ditemui tanaman Jelatang. Buat yang belum tau Jelatang. Saya mulai kelelahan, beberapa kali kaki terasa keram dan betis mau naik membuat semakin lambat saya berjalan dan sempat sekitar 10 menit saya tiduran untuk menghilangkan rasa nyeri. Tepat pukul 17.00 kami sampai di Pos 3, dapat menampung 30 tenda, sumber air sekitar 200 meter turun ke bawah lagi.
Pos 3.
Kami pun mendirikan tenda di pos 3 lalu istirahat dan nanti malam jam 01.00 akan melanjutkan pendakian menuju Puncak Tambora.Oh iya, porter di Tambora sangat berbeda dengan Rinjani, di sini porter akan memasak bareng tamunya dan sekaligus menjadi guide perjalanan juga. Banyak sekali hal yang diberitahu oleh John mengenai sejarah Tambora, kerajaan yang pernah ada disekitarnya, kebiasaan masyarakat Sumbawa bahkan saking asiknya si John bercerita masalahnya dengan pacarnya. Aduh pelik sekali kalau diingat-ingat.
Senin, 29 Juni 2015
Pos 3 - Puncak Gunung Tambora - Pos 3
Alarm kami berbunyi salah satu hal terberat adalah bangun tengah malam untuk melanjutkan perjalanan ke puncak. Kami masak air, bikin kopi dan bubur instan. Pas jam 01.00 berangkat menuju puncak tambora. Perjalanan Pos 3 menuju Pos 4 ditempuh dengan waktu 1 jam, tapi kami baru sampai pos 4 sekitar pukul 02.30 iya kami kurang wajar, sangat lambat jalannya. Menuju pos 4 banyak sekali jelatang, tetap waspada kanan-kiri bahkan kepala anda, sesekali ada jelatang yang melintang.Pos 4 hanya berupa lahan kosong luas dan tidak ada sumber air.
Pos 4 menuju pos 5 sewajarnya ditempuh sekitar 1 jam, lagi-lagi kami kurang wajar kami baru sampai pos 5 jam 04.00. Di pos 5 ada tenda orang bule asal Inggris dan porternya bernama Tono. Kami istirahat sekitar 15 menit disini lalu pergi setelah si Tono diomelin gara-gara ngerokok di tenda. Hahahaha, kasihan Tono.
Sesudah pos 5 kita akan berjalan menaiki bukit, sekitar ada 5 bukit yang harus dilewati. Vegetasi pohon cemara dan sudah tidak ada tanaman menjalar. Pada bukit kedua saya merasakan ngantuk berat, akhirnya kami bertiga sepakat untuk istirahat sejenak. Sekitar 45 menit saya tertidur, ternyata Bayu juga masih tidur, si John terjaga menjaga kita, shedapp. Jam 05.30 kami melanjutkan perjalanan, harusnya kami sudah sampai bibir kawah kalau tidak tidur.
Menuju bibir kawah tambora
Sekitar jam 7 kami sampai di bibir kawah, sudah terlihat puncak Tambora. Kata si John masih sekitar 2 jam lagi untuk sampai di Puncak. Hahahaha gila, dekat di mata jauh di kaki ini mah. Saya dan Bayu pun sibuk memotret keindahan gunung tambora. Di tengah perjalanan saya membuka hp saya dan berhasil dapat sinyal. Saya sempat memberitahu teman kantor saya kalau saya tidak masuk hari ini. Singkat cerita, kami sampai di Puncak Gunung Tambora pada pukul 09.30. Titik tertinggi tanah sumbawa, di depan terpampang kaldera terbesar hasil dari letusan 200 tahun lalu. Letusan yang mengakibatkan hilangnya musim panas 1 tahun, teciptanya sepeda, kekalahan pasukan Napoleon, munculnya karakter Frankenstain dan Dracula dan menjadi sejarah peradaban kuno di tanah sumbawa.
Masih 2 jam lagi ke puncak.
Ane
Bayu
Sekitar 1 jam kami di puncak, lalu turun mencari pohon karena panas sekali. Perjalanan turun kami melewati makam, kami istirahat di sekitar situ untuk makan siang.Maaf sekali lagi kami tidak puasa
Selama perjalanan turun kami sangat kelelahan sesekali berhenti dan tidur, itu membuat kami sampai di pos 3 pukul 3 sore. Dan kami sepakat untuk turun ke Pancasila besok pagi. Sore itu kami gunakan waktu untuk merebahkan badan sambil mendengarkan musik dari speaker mini yang saya bawa, dan hanya itu hiburan kami. Sampai malam menjelang, usai makan malam kami masuk tenda dan istirahat untuk besok turun ke bawah dan melanjutkan perjalanan eksplor Sumbawa.
"Men, dari pos 3 ke Puncak cuma ada 3 kita bertiga men. Lo gak takut sama setan di gunung men?" Kata saya melempar topik obrolan ke Bayu.
"Ini bulan puasa men, setan setan dibelenggu. Jadi gak ada setan men." Bayu menanggapi.
"Oh gitu ya.. Hmmm, tapi kita kan gak puasa men." saya menimpali Bayu
"Astagfirullah, udah tidur yuk men." Kata Bayu,
Keesokan harinya kami turun jam 09.00 dan sampai di Pancasila jam 14.00 Kami istirahat sejenak, jam 15.00 kami melanjutkan perjalanan ke Satonda. Terima kasih, Tambora.
Video Perjalanan Kami
Follow IG kami: @stevbean @dwiputrabayu
www.stevbean.com
www.stevbean.com
Halo Agan-Agan, numpang share Catatan Perjalanan ya.
Nama saya Steven, latar belakang karyawan disalah satu instansi bumn yang jatah cuti cuma 12 hari setahun, itupun belum dipotong cuti bersama. Maaf ini basa-basi aja . Saya melakukan perjalanan ke Gunung Tambora bersama satu teman saya, Bayu namanya. Gunung Tambora adalah salah satu wishlistsaya tahun ini, yang saya rencanakan satu tahun sebelumnya dan lebaran akan jalan kesana tadinya. Tapi tiba-tiba tgl 13 Juni 2015 Bayu BBM saya begini isinya, "Men, gue kan mau resign. Masih ada jatah cuti gue 5 hari yang belum kepake. Tambora, yuk!" Iman saya goyah, yang tadinya mau berangkat lebaran saya pikir kenapa gak bulan puasa saja? Singkat cerita kita sepakati tanggal 27 Juni 2015 kami berangkat. Berbekal browsing sana-sini, telp teman-teman yang sudah ke Tambora, dengan persiapan 2 minggu kita siap untuk melakukan perjalanan ke Gunung Tambora lalu lanjut eksplor Sumbawa.
Sabtu, 27 Juni 2015.
Jakarta - Lombok (Pesawat). Mataram - Calabai (Bus).
Penerbangan awal CGK - LOP membuat kami harus tidur ayam di rumah lalu bersiap ke bandara pukul 3.30 pagi. Kami tiba di CGK pukul 4.15, langsung checking boarding pass. Kami baru tiba di Lombok pukul 9.00 karena pesawat kami mengalami keterlambatan berangkat.
Di Bandara Lombok kita dan Bayu sudah dijemput Putri, dia teman kami di Jakarta yang sedang pulang kampung. Alhamdullilah ada orang baik yang mau jemput kami. Putri pun bergegas mengantarkan kami ke Terminal Mandalika, disana sudah menunggu Pak Rifai petugas bis Sinar Rejeki yang sedari kami di bandara sudah ditelpon. Oh iya nanti saya akan share nomor kontaknya ya. Kami sampai di Terminal Mandalika jam 10.15, bus kami sudah siap berangkat.
Perjalanan dari Bandara Lombok menuju Terminal Mandalika.
Untuk sekedar informasi, untuk ke Tambora kalian bisa naik bus Mataram - Bima AC lalu lanjut dengan Bima - Calabai non AC atau bisa langsung Mataram - Calabai dengan bus 3/4 non AC. Bus Mataram - Calabai hanya berangkat sehari sekali setiap jam 10 pagi. Kondisi bus ya cukuplah, jangan bandingkan sama bus AC Mataram - Bima . Harga bus Mataram - Calabai 170rb.
Bus Sinar Rejeki yang mengantarkan kita ke Calabai
Berada di atas kapal pelni penyebrangan Kayangan - Pototato
Perjalanan Mataram - Calabai memerlukan waktu 16 jam, dan bis hanya akan berhenti di Pelabuhan Kayangan dan sekitar Lape untuk makan malam (bayar sendiri) jadi untuk yang doyan nyemil seperti saya harus siapkan cemilan dan air minum. Hahahaha, saya gak ikutan puasa tapi teman si Bayu masih puasa. Perjalanan sangat panjang, saya sering berdiri untuk mengistirahatkan pantat saya yang kelelahan duduk. Baru sekitar jam 2 dini hari kami sampai di Calabai, kami pun ditawari oleh sang supir untuk mengantar sampai Desa Pancasila dengan biaya tambahan 30rb per orang. Kami menyanggupinya karena itung-itung ganti ongkos ojek dan juga jam segitu belum ada ojek.
Tiba di Desa Pancasila pukul 3 pagi kami disambut oleh Bang Saiful, melalui beliau kita bisa melakukan ijin pendakian. Beliau mempersilahkan kami istirahat di tempatnya, di rumah beliau ada 5 pondok yang dibuat untuk pendaki istirahat atau pendaki yang ingin bermalam. Kami pun istirahat di pondok bang Saiful, selagi saya memenjamkan mata ternyata si Bayu asik membuka nanasnya yang dibeli di Pelabuhan Kayangan.
"Lo ngapain sih men buka nanas jam segini?" kata saya menggerutu.
"Wah ini gue mau sahur men." sahut Bayu dengan semangat.
"Hahahaha sahur pake nanas lo? Ya udah gue tidur duluan." Saya menimpalinya lalu tidur.
Minggu, 28 Juni 2015
Desa Pancasila - Pos 3 Gunung Tambora
Kami terbangun jam 07.00, langsung mandi lalu bertemu Bang Ipul untuk meminta 1 porter. Datanglah porter kami bernama John nama panjangnya Joharis, dia lebih senang dipanggil John karena keren katanya. Kami pun packing ulang, lalu kami berangkat ke pintu rimba menggunakan ojek. Ojek ini salah satu program CSR ala Bang Ipul sangat dianjurkan untuk naik ojek karena jalan ke pintu rimba cukup jauh. Pukul 09.00 kami sampai di pintu rimba, pendakian Gunung Tambora akan dimulai dari sini. Jalur Pancasila memiliki 5 pos sebelum sampai ke puncak, rencananya kita akan camp di pos 3.
Porter kami John dan disinilah pintu rimbanya.
Perjalanan ke pos 1 memakan waktu 2 jam 30 menit, kami berjalan sangat santai dan sesekali berhenti untuk merekam video dan mengambil foto. Selama perjalanan ke pos 1 track masih sangat landai bahkan sesekali turunan disertai tanjakan juga, tanaman setinggi bahu, dan jalurnya pun cukup jelas. Pos 1 ditandai dengan berdirinya shelter, tidak jauh di depan shelter ada aliran air dari pipa kita bisa mengambil air dari situ.
Perjalanan menuju pos 1.
Pos 1.
Jam 11.30 kami sampai di Pos 1, lalu kami masak air untuk bikin kopi sambil makan cemilan. Hahahahaha iya si Bayu gak puasa, dia batal setelah 20 menit jalan dari pintu rimba. Pada hari itu ada 21 orang lainnya yang melakukan pendakian diantaranya 20 orang dari mahasiswa IPB yang sedang melakukan penelitian selama 12 hari dan 1 orang bule berasal dari London serta porter yang membantu mereka. Selama perjalanan kami hanya bertiga (saya, Bayu dan John) para mahasiswa IPB tertinggal jauh dibelakang karena mobil truk yang mereka tumpangi mogok.
Dari papan yang tertulis pos 2 sekitar 2 jam perjalanan, jam 12:00 kami melanjutkan perjalanan ke pos 2. Kondisi jalur tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, masih landai yang mendominasi, sedap mendominasi tapi ada banyak sekali pohon tumbang yang melintang di jalur. Kita harus menunduk atau melompatinya atau bahkan memutar kalau ketemu pohon yang sangat besar tidak bisa dilompati. Kami beberapa kali bertemu orang warga Pancasila yang sedang mencari madu di hutan dan beberapa porter dari rombongan mahasiwa IPB. Yang saya salut mereka membawa genset untuk perlengkapan penelitian mahasiswa tsb, para mahasiswa itu akan ngecamp di Pos 2.
Sangat jauh perjalanan menuju pos 2 karena jalan yang sangat landai, kami sampai di pos 2 jam 14.30. Pos 2 ditandai oleh shelter dan disekitarnya bisa menampung 10 tenda, di bawah pos 2 ada sungai kecil.
Ada banyak sekali pohon yang melintang seperti ini selama perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2.
Pos 2.
Di pos 2 kami hanya makan roti tawar diolesi selai coklat. Tepat pukul 15.00 kami melanjutkan perjalanan ke pos 3. Estimasi 2 jam perjalanan untuk sampai di pos 3, kata John disepanjang jalan akan ditemui tanaman Jelatang. Buat yang belum tau Jelatang. Saya mulai kelelahan, beberapa kali kaki terasa keram dan betis mau naik membuat semakin lambat saya berjalan dan sempat sekitar 10 menit saya tiduran untuk menghilangkan rasa nyeri. Tepat pukul 17.00 kami sampai di Pos 3, dapat menampung 30 tenda, sumber air sekitar 200 meter turun ke bawah lagi.
Pos 3.
Kami pun mendirikan tenda di pos 3 lalu istirahat dan nanti malam jam 01.00 akan melanjutkan pendakian menuju Puncak Tambora.Oh iya, porter di Tambora sangat berbeda dengan Rinjani, di sini porter akan memasak bareng tamunya dan sekaligus menjadi guide perjalanan juga. Banyak sekali hal yang diberitahu oleh John mengenai sejarah Tambora, kerajaan yang pernah ada disekitarnya, kebiasaan masyarakat Sumbawa bahkan saking asiknya si John bercerita masalahnya dengan pacarnya. Aduh pelik sekali kalau diingat-ingat.
Senin, 29 Juni 2015
Pos 3 - Puncak Gunung Tambora - Pos 3
Alarm kami berbunyi salah satu hal terberat adalah bangun tengah malam untuk melanjutkan perjalanan ke puncak. Kami masak air, bikin kopi dan bubur instan. Pas jam 01.00 berangkat menuju puncak tambora. Perjalanan Pos 3 menuju Pos 4 ditempuh dengan waktu 1 jam, tapi kami baru sampai pos 4 sekitar pukul 02.30 iya kami kurang wajar, sangat lambat jalannya. Menuju pos 4 banyak sekali jelatang, tetap waspada kanan-kiri bahkan kepala anda, sesekali ada jelatang yang melintang.Pos 4 hanya berupa lahan kosong luas dan tidak ada sumber air.
Pos 4 menuju pos 5 sewajarnya ditempuh sekitar 1 jam, lagi-lagi kami kurang wajar kami baru sampai pos 5 jam 04.00. Di pos 5 ada tenda orang bule asal Inggris dan porternya bernama Tono. Kami istirahat sekitar 15 menit disini lalu pergi setelah si Tono diomelin gara-gara ngerokok di tenda. Hahahaha, kasihan Tono.
Sesudah pos 5 kita akan berjalan menaiki bukit, sekitar ada 5 bukit yang harus dilewati. Vegetasi pohon cemara dan sudah tidak ada tanaman menjalar. Pada bukit kedua saya merasakan ngantuk berat, akhirnya kami bertiga sepakat untuk istirahat sejenak. Sekitar 45 menit saya tertidur, ternyata Bayu juga masih tidur, si John terjaga menjaga kita, shedapp. Jam 05.30 kami melanjutkan perjalanan, harusnya kami sudah sampai bibir kawah kalau tidak tidur.
Menuju bibir kawah tambora
Sekitar jam 7 kami sampai di bibir kawah, sudah terlihat puncak Tambora. Kata si John masih sekitar 2 jam lagi untuk sampai di Puncak. Hahahaha gila, dekat di mata jauh di kaki ini mah. Saya dan Bayu pun sibuk memotret keindahan gunung tambora. Di tengah perjalanan saya membuka hp saya dan berhasil dapat sinyal. Saya sempat memberitahu teman kantor saya kalau saya tidak masuk hari ini. Singkat cerita, kami sampai di Puncak Gunung Tambora pada pukul 09.30. Titik tertinggi tanah sumbawa, di depan terpampang kaldera terbesar hasil dari letusan 200 tahun lalu. Letusan yang mengakibatkan hilangnya musim panas 1 tahun, teciptanya sepeda, kekalahan pasukan Napoleon, munculnya karakter Frankenstain dan Dracula dan menjadi sejarah peradaban kuno di tanah sumbawa.
Masih 2 jam lagi ke puncak.
Ane
Bayu
Sekitar 1 jam kami di puncak, lalu turun mencari pohon karena panas sekali. Perjalanan turun kami melewati makam, kami istirahat di sekitar situ untuk makan siang.Maaf sekali lagi kami tidak puasa
Selama perjalanan turun kami sangat kelelahan sesekali berhenti dan tidur, itu membuat kami sampai di pos 3 pukul 3 sore. Dan kami sepakat untuk turun ke Pancasila besok pagi. Sore itu kami gunakan waktu untuk merebahkan badan sambil mendengarkan musik dari speaker mini yang saya bawa, dan hanya itu hiburan kami. Sampai malam menjelang, usai makan malam kami masuk tenda dan istirahat untuk besok turun ke bawah dan melanjutkan perjalanan eksplor Sumbawa.
"Men, dari pos 3 ke Puncak cuma ada 3 kita bertiga men. Lo gak takut sama setan di gunung men?" Kata saya melempar topik obrolan ke Bayu.
"Ini bulan puasa men, setan setan dibelenggu. Jadi gak ada setan men." Bayu menanggapi.
"Oh gitu ya.. Hmmm, tapi kita kan gak puasa men." saya menimpali Bayu
"Astagfirullah, udah tidur yuk men." Kata Bayu,
Keesokan harinya kami turun jam 09.00 dan sampai di Pancasila jam 14.00 Kami istirahat sejenak, jam 15.00 kami melanjutkan perjalanan ke Satonda. Terima kasih, Tambora.
Video Perjalanan Kami
Follow IG kami: @stevbean @dwiputrabayu
www.stevbean.com
1
6.4K
20
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Catatan Perjalanan OANC
1.9KThread•1.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya