ayah.rojakAvatar border
TS
ayah.rojak
Curhat para Ortu yang Anaknya Mesti Memanggul Beban Tas Berat ke Sekolah


Jakarta - Para orangtua banyak mengeluh tentang putra putri mereka yang mesti memanggul beban berat ke sekolah. Tas dijejali buku-buku tebal, yang membuat anak mesti bersusah payah membawa tas.

"Beban berat tas dan isinya akan membuat anak capek, kesusahan, tidak semangat, dan mudah sakit," jelas seorang pembaca Helmien dalam surat elektronik ke redaksi@detik.com, Rabu (29/7/2015).

Berikut curahan hati para Ortu tentang tas anak mereka yang berat:

*) Pengalaman yang sama terjadi pada anak saya yang baru masuk kelas 1. Yang sebelumnya juga kejadian sama kakaknya. Dengan adanya informasi seperti ini, saya berharap semua sekolahan bahkan setingkat nasional memikirkan dampak keseriusan ini.

Sama halnya ketika ini dibiarkan, secara tidak langsung beban berat tas dan isinya akan membuat anak capek, kesusahan, tidak semangat, dan mudah sakit.

Anak saya yang ke 2, masuk kelas 1 mengeluhkan dengan beban berat tas tersebut, tubuhnya yang kecil menjadi lebih kecil lagi dengan beban tas tersebut.

Saya meminta perhatian pihak sekolah dan kementerian memperhatikan ini, sebagai solusi saya meminta buku panduan dari sekolah yang tebal-tebal untuk tetap disimpan di sekolahan, sedangkan di rumah kita tetap punya copy-nya. Sehingga anak-anak tidak terbebani akan membawa buku panduan yang berat-berat.

Untuk hal ini, sekolahan harus menyediakan loker atau tempat menyimpan buku-buku tersebut.

Salam
Adi Yusuf

*) Baru saja kemarin posting tentang tas sekolah anak saya di FB. Tahu-tahu ada teman FB share artikel tentang tas sekolah anak dari detik ke saya.

Sekedar berbagi saja, semoga ada solusi.

Anak saya kelas 4 SD di SD swasta Islam. Sehari ada 5 mata pelajaran (Mapel). Tiap Mapel butuh 2 buku tulis, 1 buku paket & 1 LKS. Sehari dia bawa minimal 20 buku. Belum termasuk bekal makan dan minum plus tempat pinsil. Bisa dibayangkan beratnya tas anak saya. Ditambah anak saya mungil gitu. Punya beberapa tas model trolly, tapi hanya dipakai sekali-kali saja, alasannya "repot". Iya repot, karena kelas anak saya di lantai 2, kalau bawa tas trolly harus digeret-geret ya repot.

Di sekolah disediakan loker, tapi isinya hanya perlengkapan salat dan sandal yang memang ditinggal di SKLH. Namun buku-buku nggak mungkin ditinggal, karena walau sampai sore pulangnya, guru tetap 'mencekoki' murid dengan PR. Saya sempat protes soal ini, tapi ya gitu, tetap saja berjalan. Jadi capek sendiri.

Sungguh saya menyayangkan tidak diberlakukan lagi kurtilas. Kenapa sih guru-guru nggak setuju dengan kurtilas? Apa memang guru-guru sekarabg males? Males untuk bikin inovasi tentang cara mengajar yang menyenangkan?

Kalau sudah gini, jangan salahkan kami lebih memilih menyekolahkan anak-anak ke luar negeri.


Salam
Hermien (dra/dra)

http://m.detik.com/news/berita/29777...rat-ke-sekolah

____________________

Quote:

____________________

Quote:

____________________





Coba ganti tas ransel dgn tas model travel bag yg ada roda dan bisa ditarik dan digendong emoticon-Smilie



Quote:


Quote:




Quote:





Diubah oleh ayah.rojak 30-07-2015 22:25
0
63.2K
630
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.