1. Pemotongan Lupis Raksasa

Lupis Raksasa ? Dikatakan Lupis Raksasa karena memang ukurannya besar sekali. Kue lopis ukuran raksasa ini memiliki berat 396 kilogram dengan tinggi 160 centimeter serta lebar diameter mencapai 192 centimeter. Kalau dibandingkan dengan lupis biasa, mungkin ratusan kalinya ukuran lupis biasa. Acara Pemotongan Lupis Raksasa berlangsung di kelurahan Krapyak Kota Pekalongan.

Kue yang menjadi simbol syawalan ini dibuat dengan bahan 2 kwintal beras ketan yang direbus dengan dandang raksasa selama tiga hari tiga malam. Pembuatan lopis ini menelan biaya sebesar kurang lebih 3,5 juta rupiah yang dihimpun dari para donatur dan iuran warga.

Membuat kue lopis raksasa setiap perayaan syawalan merupakan tradisi turun temurun warga Krapyak sejak tahun 1936. Ritual ini pertama kali dicetuskan oleh para ulama setempat dalam rangka siar Islam, sekaligus sebagai wujud perhatian warga yang kurang mampu.

Setelah dilakukan doa bersama yang dipimpin ulama setempat dan sambutan oleh Wali kota Pekalongan atau jajaran Muspida kota, kue lopis raksasa ini menjadi rebutan para pengunjung.

2. Penerbangan Balon

Balon disini bukan balon Udara yang bisa ditumpangi, tetapi balon yang diisi asap hitam dan digantungi petasan. Acara ini juga menjadi primadona di Kota/Kabupaten Pekalongan ketika Syawalan. Dimulai dari jam 6 kurang, langit di Kota Pekalongan sudah ramai dengan balon-balon dari beberapa desa dan kelurahan di Kota/kabupaten Pekalongan. Dan suara petasan sudah mulai terdengar pada waktu itu. Balon ini ada yang dibuat dengan plastik yang biasa untuk persawahan dan ada yang dibuat dengan kertas yang biasa dipakai untuk membuat Layang-layang dan dibuat dengan motif-motif tertentu. Acara ini juga menjadi acara yang ditunggu-tunggu warga Pekalongan, dari anak-anak kecil sampai orang tua ikut meramaikan penerbangan balon ini. Yang ditunggu-tunggu dari balon ini terutama adalah suara Petasannya yang menggelegar. Selain itu, desain dari balon kertas yang indah juga menjadi hal yang ditunggu-tunggu hingga terlihat bagus dan mampu menghiasi langit Pekalongan ketika syawalan.

3. Kirab Gunungan Megono

Megono itu adalah makanan khas kota/kabupaten Pekalongan yang terbuat dari nangka Muda atau di pekalongan biasa disebut cecek yg di cincang kecil-kecil dan di racik dengan campuran bumbu-bumbu tertentu lalu dikukus.
Pada saat lebaran biasanya warga masyarakat desa sekitaran Objek Wisata Linggo Asri, kabupaten Pekalongan membuat megono dalam porsi besar dan dibuat gunungan lalu di kirab beramai-ramai oleh masrakat.

Peserta kirab yang terdiri atas "cucuk lampah" sebagai pimpinan rombongan yang diikuti rombongan silat temanten, grup rebana, kesenian "ngarak pengatin sunat", kuda kepang, egrang, dan sepasang gajah (Edo dan Shinta, red) membawa gunungan nasi megono dan hasil bumi dari Balai Desa Linggoasri menuju lapangan parkir Wana Wisata. Dan Setelah selesai Kirab warga masyarakat langsung tumpah ruah berebut Megono tersebut untuk dimakan bersama-sama.

Mungkin Itu hanyalah beberapa sedikit tradisi kebudayaan Kondang warga masyarakat Pekalongan di tiap lebaran atau syawalan. Sebenarnya masih ada beberapa tradisi lain tapi tertutup oleh tradisi budaya diatas, seperti berekreasi ramai-ramai di pantai pekalongan, Mengadakan acara musik seperti dangdutan atau orkesan, atau bahkan pasar jajan/makanan gratis.

Yuk mampir Pekalongan gan

Silahkan pembaca yang berbudiman bisa meninggalkan komentar ataupun yang dermawan bisa memberikan ataupun ... hehehe