- Beranda
- Berita dan Politik
Bentrok di Tolikara, Umat Kristen Menyatakan Permohonan Maaf
...
TS
pipes
Bentrok di Tolikara, Umat Kristen Menyatakan Permohonan Maaf
Bentrok di Tolikara, Umat Kristen Menyatakan Permohonan Maaf
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama, Oditha R Hutabarat menyatakan umat Kristen sangat prihatin atas insiden pembakaran rumah ibadah di Tolikara, Papua. Apalagi, insiden justru terjadi pada saat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, yang merupakan hari kemenangan bagi umat muslim.
"Atas nama pemerintah kami mohon maaf atas peristiwa yg melukai hati umat muslim yang adalah saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air. Kami berharap agar masalah ini dapat diselesaikan sesuai peraturan perundangan berlaku," kata Hutabarat, Jumat 17 Juli 2015.
Oditha mengatakan pihaknya telah menghubungi ketua Sinode Gereja Injil di Indonesia (GIDI) untuk meminta keterangan sekaligus permohonan maaf. "Saya telah menghubungi ketua Sinode GIDI agar segera membuat surat penjelasan kronologis kejadian sekaligus pernyataan permohonan maaf kepada umat Islam Indonesia terkait dengan peristiwa itu," kata Hutabarat.
Menurut dia, ketua Sinode GIDI akan membuat surat tersebut dan mengirimkannya lewat surat elektronik. Hutabarat juga menghubungi Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII), tempat GIDI berafiliasi. Tujuannya, membuat langkah-langkah strategis menyikapi peristiwa itu.
Selain itu, Sabtu hari ini, 18 Juli, Hutabarat bersama pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia akan mengadakan konferensi pers di Kantor Pusat PGI, Jakarta, untuk memberikan penjelasan sekaligus menyampaikan permohonan maaf kepada umat Islam.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta dua kelompok warga yang terlibat bentrokan di Kabupaten Tolikara, Papua, menahan diri. "Dua-duanya mestinya menahan diri. Yang Lebaran menahan diri, masyarakat yang punya acara lain juga tentu harus memahami. Saling memahamilah," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jumat, 17 Juli 2015.
Kalla mengatakan bentrokan melibatkan dua kelompok masyarakat yang tengah menyelenggarakan acara di lokasi berdekatan. Kelompok pertama adalah masyarakat yang tengah menjalankan salat Idul Fitri, sementara kelompok lain tengah mengadakan acara di gereja. "Karena masalah speaker, ada tabrakan-tabrakan," katanya.
Atas terjadinya insiden ini, JK mengimbau aparat kepolisian dan pemerintah daerah setempat segera menyelesaikan bentrokan tersebut.
http://nasional.tempo.co/read/news/2...ermohonan-maaf
Sebagai umat kristiani, saya mewakili teman-teman di kaskus meminta maaf kepada saudara2 kami umat muslim..
Kami mengutuk keras insiden pembakaran mushola dan ruko di Tolikara Papua walau dengan alasan apapun..
Kami turut bersimpati atas musibah yang menmpa saudara2 kami di Papua dan harapan kami agar kejadian ini tidak terulang lagi.
Semoga di hari yang fitri ini terbuka pintu maaf bagi sesama bangsa Indonesia..
DAMAI INDONESIAKU...
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama, Oditha R Hutabarat menyatakan umat Kristen sangat prihatin atas insiden pembakaran rumah ibadah di Tolikara, Papua. Apalagi, insiden justru terjadi pada saat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, yang merupakan hari kemenangan bagi umat muslim.
"Atas nama pemerintah kami mohon maaf atas peristiwa yg melukai hati umat muslim yang adalah saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air. Kami berharap agar masalah ini dapat diselesaikan sesuai peraturan perundangan berlaku," kata Hutabarat, Jumat 17 Juli 2015.
Oditha mengatakan pihaknya telah menghubungi ketua Sinode Gereja Injil di Indonesia (GIDI) untuk meminta keterangan sekaligus permohonan maaf. "Saya telah menghubungi ketua Sinode GIDI agar segera membuat surat penjelasan kronologis kejadian sekaligus pernyataan permohonan maaf kepada umat Islam Indonesia terkait dengan peristiwa itu," kata Hutabarat.
Menurut dia, ketua Sinode GIDI akan membuat surat tersebut dan mengirimkannya lewat surat elektronik. Hutabarat juga menghubungi Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII), tempat GIDI berafiliasi. Tujuannya, membuat langkah-langkah strategis menyikapi peristiwa itu.
Selain itu, Sabtu hari ini, 18 Juli, Hutabarat bersama pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia akan mengadakan konferensi pers di Kantor Pusat PGI, Jakarta, untuk memberikan penjelasan sekaligus menyampaikan permohonan maaf kepada umat Islam.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta dua kelompok warga yang terlibat bentrokan di Kabupaten Tolikara, Papua, menahan diri. "Dua-duanya mestinya menahan diri. Yang Lebaran menahan diri, masyarakat yang punya acara lain juga tentu harus memahami. Saling memahamilah," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Kebon Sirih, Jumat, 17 Juli 2015.
Kalla mengatakan bentrokan melibatkan dua kelompok masyarakat yang tengah menyelenggarakan acara di lokasi berdekatan. Kelompok pertama adalah masyarakat yang tengah menjalankan salat Idul Fitri, sementara kelompok lain tengah mengadakan acara di gereja. "Karena masalah speaker, ada tabrakan-tabrakan," katanya.
Atas terjadinya insiden ini, JK mengimbau aparat kepolisian dan pemerintah daerah setempat segera menyelesaikan bentrokan tersebut.
http://nasional.tempo.co/read/news/2...ermohonan-maaf
Sebagai umat kristiani, saya mewakili teman-teman di kaskus meminta maaf kepada saudara2 kami umat muslim..
Kami mengutuk keras insiden pembakaran mushola dan ruko di Tolikara Papua walau dengan alasan apapun..
Kami turut bersimpati atas musibah yang menmpa saudara2 kami di Papua dan harapan kami agar kejadian ini tidak terulang lagi.
Semoga di hari yang fitri ini terbuka pintu maaf bagi sesama bangsa Indonesia..
DAMAI INDONESIAKU...
Spoiler for permintaan maaf:
0
15.5K
240
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
679.9KThread•48.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya