theunlearnidAvatar border
TS
theunlearnid
What's your 'but'?

“Ninety-nine percent of the failures come from people who have the habit of making excuses.”
- George Washington Carver


Quote:


Ada sebuah pertanyaan dari seorang peserta di event-nya @IDMomPreneur, “Saya memang ingin sekali punya bisnis sendiri, tetapimasih ada rasa takut. Bagaimana menghilangkan rasa takut itu?” Interesting.

Apa insight yang bisa kita dapatkan dari pertanyaan ini?

What’s your "but"?
Kata ‘tetapi’ seperti sebuah kata yang paling sering kita dengar atau ucapkan. Bisa dilihat hanya sebagai sebuah alasan, sebuah excuse, rasionalisasi, pembenaran – yang kita tidak sadari adalah satu kata yang bisa menghambat kita. Bukan berarti kita tidak boleh mengatakan kata ‘tetapi’, tetapi setiap kali kita mengatakannya, apa yang kita bisa pelajari tentang diri kita? Tanpa kita sadari ini menunjukkan kepercayaan kita (our belief) tentang hal tersebut.

Quote:


What are you afraid of?
Apa yang kamu takutkan? Banyak orang itu takut tetapi tidak tahu apa yang ditakutkannya. Apa yang ditakutkan itu real, asumsi, atau pemikiran yang berlebihan? Karena alasan dari tetapi itu, sebenarnya adalah ‘belief’ atau persepsi Anda terhadap sesuatu, sehingga yang perlu dipertanyakan adalah, apakah ini belief/kepercayaan yang limiting (membatasi) atau empowering (memberikan kita energi)? Kalau memang limiting, bagaimana mengubahnya menjadi empowering?

Quote:

Limiting vs. Empowering Belief.
Dari Bama kita sama-sama bisa belajar sebenarnya tidak ada kepercayaan yang benar atau salah.
Yang bisa kita perhatikan adalah seberapa kepercayaan itu lebih membatasi kita (limiting) atau malah memperkuat kita (empowering). Dari penggunaan ‘tetapi’ ini, kita menjadi lebih memahami belief-belief yang membatasi kita. So, now what?

Transforming Your Belief.
Kalau kita sudah memahami belief yang membatasi kita, it would be nice kalau bisa mengubahnya menjadi belief yang positif. Bagaimana caranya? Well, dengan mencoba melabrak (disproof) belief tersebut dan mengubah kalimat beliefnya menjadi lebih empowering emoticon-Smilie
Ada tidak bukti/fakta yang berlawanan dengan belief tersebut?
Quote:

Pay attention to your life by paying attention to your sentences.
Latihan ini juga bisa membuat kita menjadi lebih ‘aware’ tentang apa yang terjadi dalam hidup kita dari kalimat-kalimat yang sering kita lontarkan, karena itu juga bisa memberikan kita gambaran tentang our beliefs.

Quote:


Pleasure or Pain?
Kalau memang takut bangkrut ketika berbisnis, takut patah hati dalam sebuah hubungan, takut … well. Mungkinkah karena kita belum benar-benar siap/ingin? Kalau belum siap bangkrut, tandanya belum siap berbisnis. Kalau belum siap patah hati tandanya belum siap untuk memiliki komitmen. Ada 2 hal yang bisa menggerakkan kita: Pleasure or Pain. Pleasure adalah apabila apa yang kita inginkan lebih besar dari rasa takut. Dan Pain adalah tergerak ketika kondisi saat ini sangat tidak menyenangkan sehingga apapun yang terjadi akan lebih baik dari kondisi saat ini. What’s your P? Ini yang memberikan kita ‘sense of urgency‘. Banyak orang tidak mengetahui ataupun memiliki Pleasure ataupun Pain dalam hidupnya, sehingga…. bagaimana bisa bergerak atau tergerak?

What’s the worst that can happen?
Ketika saya harus memutuskan untuk meninggalkan usaha saya, ada banyak rasa takut. Nanti saya tidak punya penghasilan lagi, nanti saya akan kerja apa, saya bisa mendapatkan penghasilan baru atau tidak ya? Semua keluar. Lalu saya bertanya, “Hal terburuk apa yang bisa terjadi?” Yang terburuk adalah, saat itu saya tidak punya pekerjaan tetap, dan penghasilan yang mungkin tidak seberapa, dan paling tinggal di rumah ayah sambil mengerjakan beberapa pekerjaan free-lance.
Apa yang lebih baik? Bangkrut 6 bulan dari sekarang atau ada di kondisi saya yang saat ini? Well, saya lebih memilih bangkrut 6 bulan ke depan dibandingkan tidak melakukan apa-apa dan tetap ada di kondisi yang sekarang. Ketika kita nyaman dan siap untuk menghadapi ini, ada sebuah rasa percaya diri yang baru.

What’s the best that can happen?
Kita sering lupa menanyakan hal ini, “hal terbaik apa yang bisa terjadi?” Sampai kita benar-benar percaya itu bisa terjadi. Otak kita memang lebih banyak memikirkan hal-hal negatif dibandingkan hal-hal positif.

Quote:











Diubah oleh theunlearnid 22-06-2015 09:16
0
87.1K
566
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.