.FRAvatar border
TS
.FR
[muslim only] Tradisi Sadranan Dalam Pandangan Muslim
Sadranan merupakan tradisi Jawa yang sudah ada sejak dulu. Nyadran atau sadranan adalah kegiatan sosial keagamaan tahunan. Esensinya adalah melakukan ziarah ke makam para leluhur. Nyadran ini dialakuan mayarakat jawa dengan tujuan bersuci diri sebelum memasuki Ramadan, juga dilakukan oleh sebagian masyarakat dengan saling bermaaf-maafan menjelang berakhirnya bulan Syaban. Tujuannya supaya ketika menjalani puasa pada bulan Ramadan, secara batin meraka merasa sudah bersih dari beban dosa

Upacara sadranan pada zaman dahulu, biasanya menggunakan sesajen berupa makanan yang tidak enak untuk dimakan, misalnya daging mentah, darah ayam, dan kluwak. Setelah agama Islam masuk ke Jawa, para wali merubah upacara sadranan dengan cara yang halus agar sesuai dengan ajaran Islam. Pemujaan kepada leluhur diubah menjadi pemujaan pada Allah SWT. Sesajen yang menggunakan makanan yang tidak enak diubah menjadi makanan yang enak untuk dimakan.

Tradisi Sadranan (Nyadran) untuk sekarang ini dipengaruhi kuat oleh agama Islam. Sebenarnya kata Sadranan berasal dari bahasa sansekerta, Sraddha yang berarti keyakinan. Akan tetapi, tradisi Sadranan dikemas ulang oleh Sunan Kalijaga dalam nuansa Islam


Hal-hal yang Dilakukan saat Tradisi Sadranan

Sadran merupakan ritual yang rutin digelar kaum Kejawen setiap bulan sa'ban (ruwah). Upacara ini bertujuan untuk menyambut datangnya bulan puasa. Upacara Sadran dilakukan mulai tanggal 17-24 Sa'ban. Upacara ini diawali dengan bersih kubur, dilanjutkan dengan acara kepungan (kenduren), lalu perlon di pesemuan (rumah adat warga Kejawen), serta dilanjutkan dengan nderek (mengunjungi makam leluhur). Sadranan yang sudah berjalan sejak jaman dahulu kala ini tetap di pertahankan oleh masyarakat, Upacara Tradisional Sadranan yang pada intinya adalah mendoakan arwah para leluhur yang telah meninggal dunia supaya arwahnya diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. Adapun dirumah sesepuh kampung dengan membawa hidangan pelaksanaannya ada yang di Makam.

Dan yang paling utama dari Upacara Tradisional Sadranan adalah pembacaan doa Yaasin dan Tahlil Zikir bersama. Setiap bulan Ruwah tanggal 15 sampai dengan menjelang bulan puasa, di daerah Jawa secara bergantian dari kampung ke kampung mengadakan Upacara Tradisional Sadranan tersebut. Dan yang mengherankan dari tradisi ini adalah semua masyarakat datang berbondong-bondong untuk bersilaturahmi dan menjalin persaudaraan dengan saling mengunjungi rumah per rumah dengan menyantap hidangan yang disajikan. Maksud dan tujuan lainnya yaitu ikut mencari berkah kepada para leluhur yang telah meninggal dunia. Kuatnya nilai-nilai tradisi pada masyarakat yang masih menjalankannya tersebut didasari keyakinan bahwa setelah Upacara Tradisional Sadranan tersebut dilaksanakan maka dalam bekerja untuk mencari nafkah akan diberikan kelancaran dan kemudahan.



TOPIK KITA ADALAH
BAGAIMANA PANDANGAN KITA SEBAGAI UMAT ISLAM DALAM TRADISI SADRANAN?

APAKAH SADRANAN DIPERBOLEHKAN?
APAKAH SADRANAN DILARANG?
MONGGO DIBABAR
Diubah oleh .FR 16-06-2015 10:42
anakjahanam722
anakjahanam722 memberi reputasi
-1
7.5K
56
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Debate Club
Debate Club
8.2KThread3.5KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.