- Beranda
- Berita dan Politik
Kejujuran Sopir Taksi Express Temukan Tas Berisi Rp 100 Juta
...
TS
.gavecomment
Kejujuran Sopir Taksi Express Temukan Tas Berisi Rp 100 Juta
Quote:
Kejujuran Sopir Taksi Express Temukan Tas Berisi Rp 100 Juta
Sopir taksi Express, Suharto, bersama Direktur Keuangan David Santoso di salah satu rumah makan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (31/5/2015) malam.
Sopir taksi Express, Suharto, bersama Direktur Keuangan David Santoso di salah satu rumah makan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (31/5/2015) malam.
JAKARTA, KOMPAS.com — Kejujuran masih dipegang teguh oleh seorang sopir taksi Express bernama Suharto. Mengetahui ada tas yang tertinggal dan berisi uang dollar Australia yang jika dikurs-kan mencapai Rp 100 juta, Suharto segera menyerahkan barang tersebut ke kantornya.
Suharto menceritakan peristiwa yang terjadi pada Selasa (26/5/2015) sekitar pukul 02.00 WIB tersebut ketika Kompas.com menemuinya pada Minggu (31/5/2015) malam. Pada Selasa itu, taksinya diberhentikan oleh tiga calon penumpang di kawasan AXA Tower Kuningan, Jakarta Selatan.
Seorang wanita yang diketahui bernama Liani, dan suaminya, naik dan duduk di bangku belakang. Sementara itu, seorang temannya berpamitan dan berpisah setelah kedua penumpang berada di dalam taksi.
"Sebetulnya sudah mau pulang ke pul. Seharian narik, cuma dapat setoran cicilan mobil (Rp 319.000), tetapi uang bensin belum dapat. Ya tetapi, saya lihat, kasihan juga penumpang ini baru pulang dini hari. Sepertinya suami-istri. Jadi, saya anterin," tutur pria tamatan SMA tersebut.
Kedua penumpang itu meminta Suharto mengantarkan mereka ke Apartemen Sudirman Park. Menurut Suharto, perjalanan itu hanya berlangsung sekitar 10 menit dengan argo Rp 20.000. Saat turun, tidak satu pun dari kedua penumpang menyadari jika tas hitam miliknya tertinggal di bawah jok belakang kemudi taksi, termasuk Suharto, yang fokus pada kemudinya.
"Saya sudah ingatkan penumpang untuk cek barangnya sebelum turun, tetapi sepertinya mereka sudah mengantuk. Saya juga sempat cek, lihat di jok tidak ada yang ketinggalan, jadi saya langsung kembali ke pul," kata pria asal Cirebon tersebut.
Suharto pun bergegas menuju ke pul di Ciganjur sebelum kembali ke tempat tinggalnya di Jalan M Kahfi I, Gang Kemenyan Pisang Pasir, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dalam perjalanan menuju pulnya, dia sempat dicegat seorang penumpang lagi, seorang anak muda. Penumpang ini mengaku tidak punya banyak uang untuk ongkos, dan meminta agar ia bisa membayar dengan tarif borongan. Artinya, ongkos sesuai kesepakatan.
"Pas pulang, ada anak muda mau numpang dari Mampang ke Buncit. Saya kasihan, ingat anak saya di rumah. Padahal, kami (sopir) kan tidak boleh terima borongan, bisa dipecat kalau ketahuan. Waktu itu, dia cuma bayar Rp 10.000, saya terima saja," ungkapnya.
Suharto akhirnya tiba di rumahnya pukul 04.15 WIB dan langsung menuju kamar mandi. Usai mandi, dia menunaikan ibadah shalat subuh. Tiba-tiba ada telepon dari kantor pusat taksi Express, yang menanyakan keberadaan tas penumpang yang tertinggal.
"Dia kemudian mengeceknya. Ternyata, ada tas selempang hitam di belakang jok kemudi," ujarnya.
Tanpa diperintah, Suharto pun segera meluncur ke pulnya untuk mencocokkan laporan dari penumpang terkait ciri dan isi tas tersebut. Saat dibuka, tas tersebut berisi uang pecahan 100 dollar Australia sebanyak seratus lembar. Jika dikurs-kan, total uang tersebut mencapai Rp 100 juta.
"Saya juga tidak tahu. Waktu ditemukan, tidak saya buka. Baru dicek setelah di pul, itu bareng-bareng dengan atasan saya. Setelah itu, saya langsung antar ke alamat penumpang di Apartemen Sudirman.Ternyata uang itu untuk biaya pengobatan kanker," ujar Suharto.
Suharto mengaku tidak terlalu berharap untuk diberi imbalan karena dirinya selalu menanamkan kejujuran dalam bekerja. Meski demikian, pada saat bersamaan, Suharto mengaku membutuhkan uang untuk kehidupan sehari-hari, termasuk menebus ijazah anaknya yang ditahan pihak sekolah.
"Anak kedua saya baru lulus tahun ini, tetapi ijazahnya ditahan karena nunggak SPP lima bulan. Alhamdulillah, usai mengembalikan tas milik suami Bu Liani, saya diberi dua lembar pecahan 100 dollar Australia sebagai ucapan terima kasih. Saya tukarkan hari itu juga, dapat Rp 2.030.000. Uangnya untuk tebus ijazah anak saya," tuturnya.
Sudah tiga kali
Selama berkarier sebagai sopir taksi selama 25 tahun, Suharto mengaku baru tiga kali mengalami hal serupa, yakni mendapati barang penumpang berupa uang berjumlah besar. Namun, semua uang yang bukan miliknya itu selalu dikembalikan ke pemiliknya dalam keadaan utuh.
"Kalau handphone, sudah tak terhitung. Kalau uang dalam jumlah besar, baru tiga kali," ucapnya.
Bermula pada tahun 1990-an, Suharto menemukan dompet penumpang yang tertinggal di taksinya. Ketika diperiksa, dompet panjang tersebut berisi 20.000 dollar AS dalam pecahan 100 dollar AS sebanyak 200 lembar, serta pecahan rupiah dengan total Rp 9,99 juta. Dompet milik warga Pondok Indah itu tertinggal seusai Suharto mengantarkannya ke gereja di kawasan Melawai.
"Waktu itu saya cek sendiri. Pas lihat uang semua, saya gemetar. Astagfirullah, ini uang banyak sekali. Saya lapor ibu saya, dia bilang harus dikembalikan. Saya kembalikan. Lalu pemiliknya kasih saya Rp 90.000, saya sudah bersyukur sekali," ujarnya seraya tertawa.
Lalu, kejadian serupa dialaminya setahun berikutnya. Kali ini, dompet berisi uang puluhan juta berikut kalung emas dan surat tanah, milik juragan sapi. Suharto mengantarkan langsung barang berharga tersebut berdasarkan alamat KTP yang ada di dalam dompet.
"Yang punya bos jagal sapi. Namanya saya sudah lupa. Waktu itu, dia naik dari Ciputat dan turun di Kebayoran Lama. Begitu menemukan dompetnya, saya antar hari itu juga bareng ibu dan istri. Yang punya bilang, kalau dia sudah niat, siapa pun yang balikin dompetnya bakal dikasih Rp 100.000. Saat itu, nominal segitu sudah cukup lumayan," katanya seraya tertawa.
pengobatan kanker pake dollar aus, di rs mana tuh
anyway, bapak supir ini harus diberi penghargaan. Kalo ketemu orang spt ini, ane tarik kerja sama ane, jadi tangan kanan ane.
Spoiler for supir lain:
Quote:
Surabaya, - Apa yang dilakukan Muryanto patut ditiru. Si Sopir Taksi ini menemukan uang Rp 10 juta yang tertinggal di mobilnya dan berjuang untuk menemukan si pemiliknya uang itu.
Muryanto adalah sopir taksi Orenz yang menemukan dan berniat mengembalikan uang Rp 10 juta kepada pemiliknya.
Hingga Senin sore (1/6/2015), Muryanto masih mengaku ketakutan dan kepikiran dengan uang yang ditemukan di kursi penumpang taksi yang dikendarainya usai mengantar penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak.
"Ngejer, wedi kulo pak sampe sak niki. Kepikiran kulo, yok nopo ibu sing kulo teraken kelangan arto sak monten katahe (gemetar, takut saya Pak, sampai sekarang. Saya kepikiran, bagaimana ya Ibu yang saya antar telah kehilangan uang begitu banyak," ujarnya saat berbincang bincang saat ditemui detikcom.
Pria yang sudah menggeluti pekerjaan sopir taksi selama 22 tahun ini menegaskan sama sekali tidak pernah mengharapkan imbalan apapun setelah menemukan uang tunai yang ditemukan tercecer di lantai mobil taksinya. " Saya sepeser pun tidak berharap. Lillahi ta'ala saya, saya kerja. Niku lo senes rejeki kulo. Sak bejat bejat'e kulo, sak elek elek'e kulo. Kulo mboten purun nyukani tuyo butek teng yugo kulo. Kulo usaha nyukani tuyo bening (Itu bukan rezeki saya. Sebajat-bejatnya saya, sejelek-jeleknya saya, saya tidak mau kasih air kotor ke anak saya, saya usahakan beri air bersih dan bening ke anak-anak saya)," tegasnya.
Muryanto pun menceritakan awal kejadian mulai mengantar hingga menemukan uang tunai Rp 10 juta yang ia kembalikan melalui kantor.
Kejadian itu berawal pada Sabtu malam (30/5) sekitar pukul 18.30 di kawasan perumahan Pondok Candra, Muryanto yang sedang minum kopi di warung dipanggil seseorang untuk mengantarkannya ke Pelabuhan Tanjung Perak. "Saat turun, argonya habis Rp 42.500 dan dibayar Rp 50 ribu, kemudian saya kasih kembalian Rp 7 ribu, kemudian saya sampaikan, periksa kembali barang-barangnya jangan sampai ada yang tertinggal," ujarnya sambil mengingat kejadian tersebut.
Singkat cerita, usai mengantar, bapak dua anak ini berhenti kembali di kawasan Tambak Bayan dan melihat di kursi penumpang belakang tidak ada barang yang tertinggal.
"Saat saya kembali ke garasi, ditemukan tukang cek mobil kalau ada banting (barang yang tertinggal). Langsung saya bawa ke bagian operasi dan dibuatkan tanda terima kalau ditemukan banting di kendaraan," ungkapnya.
Usai menyerahkan barang tertinggal berupa uang tunai ke kantor, Muryanto tetap merasa kepikiran. Bahkan makin ketakutan ketika diberitahu sesama sopir jika namanya disebut-sebut di sebuah radio swasta. Ia pun bergegas menghubungi radio swasta tersebut dan menjelaskan kronologi kejadian penemuan uang tunai tersebut.
"Bahkan selama dua hari setelah kejadian ditemukan saya kembali ke tempat di mana Ibu itu meminta saya mengantarkan ke pelabuhan dengan harapan ada saudaranya datang dan menanyakan ke saya, tapi tidak ada. Bahkan siang tadi saya juga sempat parkir di sana dengan harapan sama," pungkas Muryanto.
Akankah Muryanto menemukan si pemilik uang tersebut?
Muryanto adalah sopir taksi Orenz yang menemukan dan berniat mengembalikan uang Rp 10 juta kepada pemiliknya.
Hingga Senin sore (1/6/2015), Muryanto masih mengaku ketakutan dan kepikiran dengan uang yang ditemukan di kursi penumpang taksi yang dikendarainya usai mengantar penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak.
"Ngejer, wedi kulo pak sampe sak niki. Kepikiran kulo, yok nopo ibu sing kulo teraken kelangan arto sak monten katahe (gemetar, takut saya Pak, sampai sekarang. Saya kepikiran, bagaimana ya Ibu yang saya antar telah kehilangan uang begitu banyak," ujarnya saat berbincang bincang saat ditemui detikcom.
Pria yang sudah menggeluti pekerjaan sopir taksi selama 22 tahun ini menegaskan sama sekali tidak pernah mengharapkan imbalan apapun setelah menemukan uang tunai yang ditemukan tercecer di lantai mobil taksinya. " Saya sepeser pun tidak berharap. Lillahi ta'ala saya, saya kerja. Niku lo senes rejeki kulo. Sak bejat bejat'e kulo, sak elek elek'e kulo. Kulo mboten purun nyukani tuyo butek teng yugo kulo. Kulo usaha nyukani tuyo bening (Itu bukan rezeki saya. Sebajat-bejatnya saya, sejelek-jeleknya saya, saya tidak mau kasih air kotor ke anak saya, saya usahakan beri air bersih dan bening ke anak-anak saya)," tegasnya.
Muryanto pun menceritakan awal kejadian mulai mengantar hingga menemukan uang tunai Rp 10 juta yang ia kembalikan melalui kantor.
Kejadian itu berawal pada Sabtu malam (30/5) sekitar pukul 18.30 di kawasan perumahan Pondok Candra, Muryanto yang sedang minum kopi di warung dipanggil seseorang untuk mengantarkannya ke Pelabuhan Tanjung Perak. "Saat turun, argonya habis Rp 42.500 dan dibayar Rp 50 ribu, kemudian saya kasih kembalian Rp 7 ribu, kemudian saya sampaikan, periksa kembali barang-barangnya jangan sampai ada yang tertinggal," ujarnya sambil mengingat kejadian tersebut.
Singkat cerita, usai mengantar, bapak dua anak ini berhenti kembali di kawasan Tambak Bayan dan melihat di kursi penumpang belakang tidak ada barang yang tertinggal.
"Saat saya kembali ke garasi, ditemukan tukang cek mobil kalau ada banting (barang yang tertinggal). Langsung saya bawa ke bagian operasi dan dibuatkan tanda terima kalau ditemukan banting di kendaraan," ungkapnya.
Usai menyerahkan barang tertinggal berupa uang tunai ke kantor, Muryanto tetap merasa kepikiran. Bahkan makin ketakutan ketika diberitahu sesama sopir jika namanya disebut-sebut di sebuah radio swasta. Ia pun bergegas menghubungi radio swasta tersebut dan menjelaskan kronologi kejadian penemuan uang tunai tersebut.
"Bahkan selama dua hari setelah kejadian ditemukan saya kembali ke tempat di mana Ibu itu meminta saya mengantarkan ke pelabuhan dengan harapan ada saudaranya datang dan menanyakan ke saya, tapi tidak ada. Bahkan siang tadi saya juga sempat parkir di sana dengan harapan sama," pungkas Muryanto.
Akankah Muryanto menemukan si pemilik uang tersebut?
Quote:
Jakarta - Sopir taksi Blue Bird Safdirzon diganjar hadiah umrah oleh perusahaan travel Hannien Tour. Kejujurannya mengembalikan barang berharga milik sang dirut dihargai dengan hadiah istimewa. Bagaimana kisahnya?
Pada 11 Mei 2015 lalu, Dirzon membawa penumpang Direktur Utama Hannien Tour Farid Rosyidin dan Direktur Humasnya Arief Munandar dari Cibinong ke Bandara Halim Perdanakusuma. Setibanya di bandara, kedua penumpang tersebut terburu-buru check in mengejar penerbangan ke Solo, sehingga tidak menyadari iPad-nya tertinggal di dalam taksi.
Dirzon kemudian memeriksa bangku belakang penumpang dan menemukan iPad itu. Dia lalu kembali memutar taksinya ke arah bandara dan meminta pada petugas bandara agar diberikan akses masuk ke ruang check in agar bisa mengembalikan barang tersebut.
"Singkat cerita Safdirzon berhasil mengembalikan iPad Dirut Hannien Tour yang tertinggal di mobilnya," demikian cerita Direktur Humas Hannien Tour, Arief Munandar, kepada detikcom, Kamis (4/6/2015).
Saat itu, pihak Hannien Tour tak mengetahui identitas Safdirzon. Setibanya di Solo, mereka lalu menelusuri sosok sang sopir dan akhirnya bisa terlacak.
Hingga akhirnya, pada hari Minggu 31 Mei 2015 di hadapan Manajemen Hannien Tour, Manajemen Blue Bird Group dan peserta Gahtering Mitra Marketing Hannien Tour, Safdirzon mendapatkan anugrah Piagam Kejujuran dan Hadiah Umrah bersama Hannien Tour. Pada bulan Januari mendatang, Dirzon akan berangkat umrah gara-gara kejujurannya.
"Kejujuran adalah kesederhanaan yang mewah saat ini. Kami berharap Piagam Kejujuran dan hadiah umrah ini akan membuka mata kita dan para pemimpin negeri ini, bahwa budaya kejujuran ini masih hidup di tengah masyarakat kita," ungkap Arief.
Kisah para sopir taksi jujur bukan kali ini saja. Sebelumnya ada sopir taksi Express yang mengembalikan duit Rp 100 juta milik penumpangnya dan yang terakhir terjadi di Surabaya, saat sopir taksi Orenz mengembalikan uang Rp 10 juta yang tertinggal.
Pada 11 Mei 2015 lalu, Dirzon membawa penumpang Direktur Utama Hannien Tour Farid Rosyidin dan Direktur Humasnya Arief Munandar dari Cibinong ke Bandara Halim Perdanakusuma. Setibanya di bandara, kedua penumpang tersebut terburu-buru check in mengejar penerbangan ke Solo, sehingga tidak menyadari iPad-nya tertinggal di dalam taksi.
Dirzon kemudian memeriksa bangku belakang penumpang dan menemukan iPad itu. Dia lalu kembali memutar taksinya ke arah bandara dan meminta pada petugas bandara agar diberikan akses masuk ke ruang check in agar bisa mengembalikan barang tersebut.
"Singkat cerita Safdirzon berhasil mengembalikan iPad Dirut Hannien Tour yang tertinggal di mobilnya," demikian cerita Direktur Humas Hannien Tour, Arief Munandar, kepada detikcom, Kamis (4/6/2015).
Saat itu, pihak Hannien Tour tak mengetahui identitas Safdirzon. Setibanya di Solo, mereka lalu menelusuri sosok sang sopir dan akhirnya bisa terlacak.
Hingga akhirnya, pada hari Minggu 31 Mei 2015 di hadapan Manajemen Hannien Tour, Manajemen Blue Bird Group dan peserta Gahtering Mitra Marketing Hannien Tour, Safdirzon mendapatkan anugrah Piagam Kejujuran dan Hadiah Umrah bersama Hannien Tour. Pada bulan Januari mendatang, Dirzon akan berangkat umrah gara-gara kejujurannya.
"Kejujuran adalah kesederhanaan yang mewah saat ini. Kami berharap Piagam Kejujuran dan hadiah umrah ini akan membuka mata kita dan para pemimpin negeri ini, bahwa budaya kejujuran ini masih hidup di tengah masyarakat kita," ungkap Arief.
Kisah para sopir taksi jujur bukan kali ini saja. Sebelumnya ada sopir taksi Express yang mengembalikan duit Rp 100 juta milik penumpangnya dan yang terakhir terjadi di Surabaya, saat sopir taksi Orenz mengembalikan uang Rp 10 juta yang tertinggal.
Diubah oleh .gavecomment 04-06-2015 06:12
0
3.1K
Kutip
27
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
669.8KThread•40.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru