- Beranda
- Berita dan Politik
Ekspor Perikanan Naik Signifikan, Menteri Susi Merinding
...
TS
toruwijaya
Ekspor Perikanan Naik Signifikan, Menteri Susi Merinding
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi surplus dalam perdagangan sektor perikanan. Kepala BPS Suryamin mengatakan dari waktu ke waktu ekspor perikanan Indonesia terus mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan dengan impor perikanan
BPS mencatat pada tahun 2013 nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai US$ 2,86 miliar, kemudian pada tahun 2014 naik menjadi US$ 3,1 miliar. Lalu pada kuartal I 2015 nilai ekspor perikanan sudah menembus US$ 906,77 juta.
"Ini peningkatan yang sangat signifikan, baru kuartal I tapi sudah mau mencapai US$ 1 miliar," kata Suryamin dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin (18/5).
Dari total ekspor kuartal I 2015 tersebut tercatat komoditas yang paling banyak menyumbang nilai ekspor adalah udang yakni sebesar US$ 449,95 juta, terbesar kedua yakni tuna dengan nilai US$ 89,41 juta dan terbesar ketiga disumbang oleh komoditas cumi-cumi yakni senilai US$29,51 juta.
Sementara total impor perikanan pada kuartal I 2015 mencapai US$ 67,42 juta. Artinya, lanjut Suryamin, terjadi surplus US$ 839,35 juta pada perdagangan sektor perikanan pada kuartal I 2015.
"Kalau kita hitung kita surplus US$ 839,35 juta baru Januari- April.Surplus US$ 839,35 juta berasal dari ikan," kata Suryamin.
Suryamin yakin, peningkatan ekspor tersebut merupakan hasil upaya pemberantasan aksi pencurian ikan sehingga mampu mendongkrak produksi perikanan dalam negeri.
"Kalau nanti Bu Menteri Susi mengembangkan perikanan lagi dalam beberapa tahun kedepan saya tidak bisa bayangkan loncatan kedepannya pasti akan sangat luar biasa," kata Suryamin.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku terkejut dengan data statistik tersebut. "Impor turun jauh karena kebutuhan dalam negeri sudah bisa terpenuhi. Melihat angkanya bikin saya merinding, saya suka melihat angkanya,"kata Susi. (gir/gir)
ini menteri yang diminta direshuffle sama dpr?
Spoiler for tambahan berita:
Quote:
Jumlah Nelayan Berkurang 50%, Menteri Susi: Saya Merinding
Jakarta -Hari ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan keterangan pers terkait kinerja sektor perikanan di dalam negeri. Datang bertongkat dan didampingi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, Susi menjelaskan detil soal sektor perikanan selama 4 bulan pertama tahun ini.
Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, ada sejumlah catatan di sektor perikanan seperti penurunan drastis jumlah nelayan tradisional. Menurut survei BPS hasil sensus 2003-2013, jumlah nelayan tradisional turun dari 1,6 juta menjadi 864 ribu rumah tangga. Sementara nelayan budidaya justru naik, dari 985 ribu menjadi 1,2 juta rumah tangga.Mendengar pernyataan Suryamin, lantas Susi bereaksi.
"Nelayan berkurang separuhnya, saya baru melihat Pak, merinding saya. Nelayan budidaya naik dari 985 ribu menjadi 1,2 juta, nelayan tradisional justru turun dari 1,6 juta menjadi 864 ribu," kata Susi di Gedung Mina Bahari I, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Senin (19/5/2015).
Selain merinding, Susi juga mengaku kaget atas hasil survei yang dilakukan BPS 10 tahun terakhir. Tidak hanya drastis turunnya jumlah nelayan, di dalam periode 10 tahun terakhir juga ada 115 perusahaan pengolahan ikan yang tutup.
"Saya kaget, saya hanya memperkirakan nelayan pintur (nelayan kepiting di Pulau Jawa) yang sudah tidak ada dan hilang. Itu drastis begitu besar satu hal yang itu mungkin kita harus aware," kata Susi yang menggunakan pakaian serba hitam.
Susi menegaskan, fenomena ini terjadi akibat praktik illegal fishing. Menurut Susi illegal fishing memberikan dampak negatif yang cukup signifikan bagi negara Indonesia.
"Karena banyak illegal fishing, banyak nelayan meninggalkan profesinya selain itu ada 115 perusahaan UPI bangkrut dalam 10 tahun," terang Susi.
http://finance.detik.com/read/2015/0...saya-merinding
Quote:
JAKARTA - Angka pertumbuhan perikanan tumbuh sebesar 8,6 persen pada kuartal I-2015. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan kuartal I-2014 yang hanya sebesar enam persen.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, angka pertumbuhan sektor perikanan tersebut jauh di atas pertumbuhan ekonomi yang melambat sebesar 4,71 persen. Namun sayangnya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, rumah tangga nelayan menurun dari 1,6 juta menjadi 800 ribu.
"Semua wilayah lapor bahwa penangkapan ikan di wilayah mereka naik tinggi sekali. Akan tetapi seminggu yang lalu dapat berita dari BPS bahwa rumah tangga nelayan dari 1,6 juta turun jadi 800 ribu. Ini kerja besar untuk kita," ungkapnya saat memberikan pidato yang bertema "Bangkitkan Kedaulatan Maritim Menuju Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia" di Gedung Mina Bahari III KKP, Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Dia menegaskan, pihaknya ingin mengembalikan minat dan kemungkinan bahwa seseorang dapat hidup dari mata pencaharian sektor perikanan juga dapat hidup sejahtera.
"Bagaimana caranya supaya rumah tangga nelayan meningkat kembali menjadi 1,6 juta," imbuh dia.
Menurunnya rumah tangga nelayan tersebut, menurutnya, seharusnya berimbang dengan beberapa sektor perikanan yang mengalami peningkatan. Misalnya, pertumbuhan rumah tangga nelayan budidaya dari 800 ribu menjadi 1,2 juta.
"Perikanan tangkap malah turun jauh sekali. Dirjen perikanan tangkap ini kerja serius untuk mengembalikan jumlah nelayan kita," jelasnya.
Hal tersebut disebabkan oleh faktor pemasaran dan pertumbuhan yang bergantung pada ratusan perusahaan sektor perikanan yang telah menutup usahanya selama 15 tahun terakhir.
"Untuk pemasaran dan pertumbuhan ekonomi sebanyak 115 dari perusahaan-perusahaan yang tutup selama 15 tahun terakhir," ujar Susi.
Oleh karena itu, Susi mengajak seluruh pihak tanpa terkecuali untuk bersama-sama mengembalikan kesejahteraan dan kejayaan bahari Indonesia dengan terus menegakkan kedaulatan maritim.
"Kita harus bekerja sama. Kelautan 2/3 wilayahnya dari republik ini. Kerja besar dan tanggung jawab ada di pundak kita semua. Kita tidak boleh lagi terlena dan bermalas-malasan," pungkasnya.
http://economy.okezone.com/read/2015...elayan-menurun
komentar
Quote:
Original Posted By daimond25►awas sampai ada yang minta turunin ibu susi jadi mentri perikanan,
catering makan siang dan sore wa catering kantor (wa tidak mendapat uang makan, sebagai ganti uang makan dpt jatah katering ini) jadi tidak bisa pilih lauk jadi hanya bisa terima saja apa yang di buat catering, cuma bisa menggerutu dalam hati dan tidak di makan bila lauk nya kurang berkenan.
bertahun tahun kerja biasa makan ikan kembung dan ikan pari, ikan kembung di goreng okelah ya, wa paling sulit makan ikan pari masak kari, di masuk mulut dan di telan nya susah banget butuh mental soalnya baunya minta ampun seperti bau pesing.
catering makan siang dan sore wa catering kantor (wa tidak mendapat uang makan, sebagai ganti uang makan dpt jatah katering ini) jadi tidak bisa pilih lauk jadi hanya bisa terima saja apa yang di buat catering, cuma bisa menggerutu dalam hati dan tidak di makan bila lauk nya kurang berkenan.
bertahun tahun kerja biasa makan ikan kembung dan ikan pari, ikan kembung di goreng okelah ya, wa paling sulit makan ikan pari masak kari, di masuk mulut dan di telan nya susah banget butuh mental soalnya baunya minta ampun seperti bau pesing.
Quote:
Original Posted By Gentayaumal►Harga seafood udah mulai murah dan terjangkau, semoga bsa makin murah :
Quote:
Original Posted By poac►moga moga bisa terus begini
dan ikan gak terlalu mahal buat kita kita ini
dan ikan gak terlalu mahal buat kita kita ini
Diubah oleh toruwijaya 24-05-2015 20:41
0
5.4K
Kutip
59
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
676.5KThread•46.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya