- Beranda
- The Lounge
KEHADIRAN KAPAL TURKI DI ACEH MEMBUAT NEGERI INI TERCENGANG
...


TS
zaysan
KEHADIRAN KAPAL TURKI DI ACEH MEMBUAT NEGERI INI TERCENGANG
SEMUA YG ADA DI THREAD INI
BERDASARKAN SUMBERNYA
GA ADA YG DI KURANGIN
GA ADA YG DI TAMBAHIN
APALAGI DI EDIT
KALAU GA PADA PERCAYA
SILAHKAN CEK SUMBERNYA



AKHIRNYA PEMERINTAH BERTINDAK JUGA
SEMOGA BERJALAN DENGAN BAIK
DAN
MEMBERI SOLUSI YG TERBAIK



TERIMA KASIH




Quote:
Turkey has pledged to add $1 million to efforts by the International Organization for Migration (IOM) and the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) to provide humanitarian aid for Rohingya and Bengalese refugees stranded at sea, Anadolu Agency has reported, citing presidency sources.
President Recep Tayyip Erdoğan called Malaysian Prime Minister Najib Razak on May 20 to talk on refugees stranded in the Andaman Sea and confirmed that Turkey was ready to take responsibility on the issue.
The agency said Erdoğan told Razak that Turkey appreciated the efforts of Malaysia, Indonesia and Thailand for the refugees.
The Turkish Navy has been carrying out efforts to reach Rohingya Muslims stranded in boats off the coast of Thailand and Malaysia, Prime Minister Ahmet Davutoğlu said on May 19.
Addressing a group of young people at Çankaya Palace May 19, Davutoğlu had said that Turkey was doing its best to reach Rohingya Muslims at sea with the International Organization for Migration (IOM), with the help of a ship from the Turkish Armed Forces already sailing in the region.
Quote:
Indonesia - Di saat Tentara Nasional Indonesia (TNI) diperintahkan untuk menghadang kapal-kapal pengungsi umat Islam Rohingya agar tidak masuk ke wilayah Indonesia, Turki malah sebaliknya.
Angkatan Laut Tentara Nasional Turki diperintahkan oleh Panglima, Perdana Menteri, dan Presidennya untuk membantu melindungi, mengarahkan, memberi bantuan makanan dan bahan bakar agar tiba dengan selamat di Turki kemudian diberikan tempat tinggal yang layak bagi mereka.
Seperti diberitakan media Turki Hurriyet Daily News (19/5/2015), Angkatan Laut Turki sedang melakukan upaya untuk mencapai kapal Muslim Rohingya yang terdampar di lepas pantai Thailand dan Malaysia, ujar Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu.
Pada pertemuan dengan sekelompok anak muda di Istana Negara, 19 Mei, PM Davutoglu mengatakan bahwa Turki telah melakukan yang terbaik untuk membantu Muslim Rohingya bekerjasama dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), dengan bantuan kapal dari Angkatan Bersenjata Turki yang sudah berlayar menuju lokasi.
Beberapa dari 7.000-8.000 pengungsi Rohingya dan Bangladesh saat ini diduga berada di Selat Malaka, mereka tidak dapat turun karena tindakan keras pada jaringan perdagangan di Thailand dan Malaysia, tujuan utama mereka.
Kapal yang membawa sekitar 500 Muslim Rohingya Myanmar terdampar di barat Indonesia pada 10 Mei, dengan beberapa orang yang membutuhkan perhatian medis, seorang pejabat migrasi dan advokat hak asasi manusia mengatakan.Para pria, wanita dan anak-anak tiba di dua kapal terpisah, dengan jumlah 430 orang dan 70 orang, kata Steve Hamilton, wakil kepala misi di IOM di Jakarta, ibukota Indonesia.
Muslim Rohingya telah menderita selama beberapa dekade akibat diskriminasi negara di Myanmar.
Serangan terhadap minoritas Muslim Rohingya oleh massa Buddha dalam tiga tahun terakhir telah memicu salah satu eksodus terbesar manusia perahu sejak Perang Vietnam, dengan 100.000 orang melarikan diri, menurut Chris Lewa, Direktur Proyek Arakan. Proyek ini telah memantau pergerakan Rohingya untuk lebih dari satu dekade. Demikian tulis Hurriyet Daily News.
Sekali lagi dunia (termasuk TNI dan pemerintah Indonesia) dibuat tercengang dengan tindakan 'aneh' Turki ini. Mereka (Turki) berada jauh diantara benua Eropa, tapi mereka sengat dekat dan sigap dengan saudara-saudara Muslim.
padahal yang ada di sini

Quote:

ACEH (Arrahmah.com) – Seolah menghadang penjahat, TNI Angkatan Laut Indonesia berupaya mencegah “kapal imigran gelap Rohingya” masuk ke perairan Indonesia dengan empat kapal perang. Selain itu, satu pesawat dikirim untuk patroli di lepas pantai Aceh. Demikian dilansir Sindo dalam Atjeh Cyber, Selasa (19/5/2015).
Kepala Pusat PeneranganTNI Mayor Jenderal Fuad Basya mengkonfirmasi pengiriman empat kapal perang itu kepada Guardian dalam pemberitaan tertanggal 18 Mei.
“Empat kapal perang dan sebuah pesawat berpatroli di pantai Aceh untuk mencegah perahu imigran masuk,” ujar Fuad.
Fuad memaparkan bahwa, pada Minggu 17 Mei 2015, Angkatan Laut Indonesia menghentikan sebuah perahu yang memasuki perairan Indonesia. Perahu tersebut terpantau sedang berlayar mengarungi Selat Malaka.
Setelah berkomunikasi lewat radio dengan awak perahu, perahu itu bertolak dari perairan Indonesia. Dia yakin perahu tersebut membawa banyak imigran gelap, meski Fuad tidak bisa memastikan jumlahnya.
“Perahu itu sedang menuju perairan Indonesia dari Malaysia dan kami tidak memberikan izin masuk. Kami berpapasan dan kami mencegahnya melintas,” ujarnya.
Negara-negara Asia Tenggara telah berada di bawah tekanan untuk mengambil tindakan guna membendung masuknya para migran gelap. Myanmar merupakan negara yang paling disorot karena dianggap memicu masalah eksodus para warga Rohingya, setelah mereka mendapat perlakuan keras di negara itu.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, menyatakan, negaranya akan menjadi tuan rumah untuk membahas masuknya para imigran gelap dan Menteri Luar Negeri Indonesia dan Thailand. Pembicaraan dijadwalkan berlangsung pekan ini.
Hampir 3.000 imigran telah diselamatkan ketika mereka terdampar di perairan Indonesia, Malaysia dan Thailand selama seminggu terakhir. Separuh dari mereka terdampat di lepas pantai Aceh
Turki yang dari jauh aja bela2in datang di ke sini masa kita yang deket tidak sedikitpun prihatin walaupun ada juga yg prihatin n memberi bantuan tapi yang menghujat mereka jangan bangga atas apa yg kalian miliki sebab itu hanya sementara

Jangan liat mereka itu dari suku,etnis,negara n agama lihat mereka sebagai manusia yg sama seperti kita

bayangkan kalau kita berada di posisi mereka yg di tolak ke negara2 tetangga


UPDATE
Quote:

Padang, - TNI menghalau para pengungsi etnis Rohingya yang berlayar mendekati perairan Indonesia. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan bila Rohingya tidak dihalangi masuk ke Indonesia, maka bisa ada potensi masalah sosial yang bisa timbul.
"Dikhawatirkan ini akan memunculkan berbagai persoalan sosial. Kita sendiri menghadapi masalah masyarakat miskin masih banyak, Kenapa kita mesti menanggung persoalan baru?" kata Moeldoko dalam kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, Rabu (20/5/2015).
Moeldoko menyatakan hal tersebut saat salah seorang mahasiswa mempertanyakan rasa kemanusiaan dalam kaitan dengan sikap terhadap para pencari suaka tersebut. Acara yang dihadiri Rektor Unand Werry Data Taifur ini disimak oleh seribuan mahasiswa berbagai universitas se-Sumatera Barat.
Moeldoko melanjutkan soal potensi gangguan bila pengugsi Rohingya tak dihalau dan akhirnya mendarat di Indonesia. "Belum lagi mereka bisa membawa paham keagamaan lain, kita tidak tahu," kata Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan, pada mulanya kapal Rohingya hanya berlayar di selat Malaka, namun kemudian mereka terlihat merapat juga ke Indonesia. Ada dugaan tertentu yang mendasari TNI untuk memberi kapal Rohingya bahan bakar supaya pergi menjauh, atau melarang nelayan Indonesia membantu orang Rohingya.
"Ini ada modus dan metode dengan para nelayan Indonesia, tidak tahu ada kontrak bisnis atau bagaimana. Jadi begitu melihat para nelayan, mereka (Rohingya yang di kapal) langsung loncat ke laut (supaya terkesan tenggelam). Langsung dibawa nelayan Indonesia dan dibawa mendarat," kata Moeldoko.
Moeldoko menyatakan hal itu merupakan kondisi riil di lapangan yang ditangani prajuritnya. Maka nelayan tak boleh lagi mengambil pengungsi Rohingya.
"Diimbau agar nelayan tidak melakukan hal-hal seperti itu. Serahkan sepenuhnya kepada TNI (untuk mengurusi Rohingya di lautan)," kata Moeldoko.
Quote:
Penduduk desa di Aceh ramai-ramai membantu para pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang sempat terkatung-katung di laut.
Badan Pengungsi PBB mengatakan sekitar 1.400 orang tiba di Aceh dengan sekitar 400 lainnya tiba Rabu lalu (20/05) lalu.
Sebagian dari pengungsi ini dibantu oleh para nelayan walaupun TNI sempat meminta agar nelayan tidak bawa para migran ke wilayah RI.
Para nelayan dan penduduk desa merupakan kontak pertama para migran setelah sekitar dua bulan terkatung-katung di laut.

BBC Indonesia menerima ratusan komentar terkait langkah penduduk desa membantu para migran.
Melalui Facebook BBC Indonesia, Hanna Nuraeni Yulhia menulis "indahnya persaudaraan dan senangnya bisa berbagi."
Sementara Benkoe Irawan mengatakan, "Terus terang saya terharu... betapa mulianya hati orang-orang Aceh."
Herisúque Suñardiás - juga melalui Facebook BBC Indonesia- menulis, "kita itu ibarat satu tubuh, ketika ada satu bagian tubuh yang terluka," terkait gotong royong warga Aceh dalam membantu migran.

"Tak bisa berkata-kata"
Razali Puteh, termasuk salah seorang nelayan yang melihat adanya migran yang terkatung-katung di kapal yang padat.
Ia mengatakan ia berada sekitar 60 kilometer di lepas pantai Aceh saat melihat kapal yang penuh sesak migran.
"Kapal sangat penuh...Saya tak bisa berkata-kata dan menangis saat mellihat mereka berteriak dan melambaikan tangan dan kain," kata Razali kepada kantor berita AP.
Begitu para migran diselamatkan ke darat, mereka dibawa ke tenda-tenda yang didirikan sebagai rumah sakit sementara.
Sebagian lainnya dibawa ke penampungan sementara, dengan para penduduk menyumbangkan air, makanan, baju dan sejumlah uang.



Seorang migran (foto di atas) digendong para penduduk saat tiba di Simpang Tiga dalam keadaan pingsan.
Penduduk di Langsa dan desa Julok memberikan bantuan beras, sayur dan telur, menurut sejumlah laporan.
Sekolah-sekolah setempat juga mengizinkan anak-anak migran untuk ikut belajar.

Para sukarelawan dari berbagai kelompok agama dan LSM juga ikut membantu dengan menggelar berbagai posko bantuan di daerah-daerah Aceh.
Quote:

merintah Indonesia diharapkan dapat membantu dan peduli kepada pengungsi Rohingya asal Myanmar yang terdampar Indonesia, khususnya Aceh maupun Medan.
"Menyelamatkan pengungsi Rohingya yang menjadi korban konflik merupakan martabat bangsa Indonesia dan pemerintah harus melakukannya," kata Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudidn usai melepas keberangkatan tim ACT Sumut yang akan bertolak keke penampungan Rohingnya di Lapangan Kuala Cangkoy, Desa Kuala Cangkoy, Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (21/5/2015).
Dijelaskannya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumut memberikan 250 paket bantuan berupa kasur, beras, sarung, mukenah dan selimut bagi pengungsi Rohingya.
"Bantuan ini sudah kita berikan sejak hari pertama pengungsi Rohingya tiba di Aceh, Lhok Sukun dan Langsa," katanya.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam harus bisa lebih peduli dengan saudara seagamanya.‬
"Dengan menyelamatkan pengungsi Rohingya, ini menunjukkan kita bangsa yang besar. Jangan ada kata deportasi, melainkan kita harus menyelamatkan mereka," jelasnya.
Muslim Rohingya, ujarnya, tidak mendapatkan haknya di Myanmar, maka seluruh elemen masyarakat harus bersatu padu memberikan kepedulian terhadap sesama manusia.‬
‪‪Ia menyarankan, pemerintah Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara harus memimpin negara-negara ASEAN untuk menggalang dukungan.‬
"Dukungan ini sekaligus sebagai upaya menyerukan Myanmar agar memberikan hak kewarganegaraan bagi kelompok etnis minoritas beragama Islam ini.‬ Hal inilah yang dilakukan ACT kepada pengungsi Rohingya. Kita berharap masyarakat lainnya dapat melakukan hal yang serupa," jelasnya.
Ditempat terpisah, Gecik (Kepala Desa) Kuala Cangkoy, M Sabar mengucapkan terima kasih kepada Aksi Cepat Tanggap yang memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya.
"Kita berharap kepada masyarakat lainnya dapat meniru bantuan yang diberikan ACT kepada pengungsi Rohingya," jelasnya.
Ia mengaku, saat ini masih banyak para pengungsi Rohingya yang tidur di tenda maupun dilantai.
"Dengan bantuan selimut dan kasur yang diberikan, para penungsi dapat tidur dengan nyenyak. Saat ini para pengungsi Rohingya yang ada di Posko pengungsian Lapangan Kuala Cangkoy berjumlah 323 pengungsi dengan rincian 117 perempuan dan 206 laki- laki," pungkasnya.
Pengungsi Rohingya, Husain mengaku sangat senang menerima bantuan yang diberikan oleh tim Aksi Cepat Tanggap.
"Mereka (ACT-red) peduli dengan pengungsi Rohingya disini. Bantuan ini sangat bermanfaat bagi kita," pungkasnya.[rgu]
Banyak yg ga percaya juga sama sumbernya yg di atas
ini ane kasi lagi sumber terpercaya
kalau ada yg bilang hoak lagi berarti hatinya emang hitem

Quote:

Merdeka.com - Pemerintah Turki mengirimkan kapal perangnya menuju perairan sekitar Aceh. Pengiriman itu dimaksudkan untuk menyelamatkan para pengungsi Rohingya yang terombang ambing di sekitar Asia Tenggara.
"Pemerintah telah menginstruksikan kapal perangnya berlayar menuju Asia Tenggara untuk bergabung dengan utusan internasional dalam membantu pengungsi Rohingya," ujar Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, demikian dikutip dari Kantor Berita China Xinhua, Jumat (22/5).
Tak hanya itu, pemerintah Turki juga menyumbangkan dana sebesar USD 1 juta sebagai bantuan kemanusiaan terhadap pengungsi Rohingya dan Bangladesh. Bantuan ini diserahkan melalui lembaga PBB untuk pengungsi.
"Turki juga akan mencoba kemungkinan membantu operasi kemanusiaan untuk memastikan tersampaikannya bantuan kemanusiaan terhadap Rohingya dan Bengalis yang terombang ambing di laut lepas," demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Turki.
Seperti diketahui, ratusan pengungsi Rohingya dilaporkan memasuki perairan Thailand sejak awal bulan ini. Keberadaan mereka menyusul pengungsi lainnya yang terdampar di wilayah Indonesia.
PBB memperkirakan masih ada ribuan pengungsi yang terombang ambing di lautan setelah ditinggalkan begitu saja oleh pihak yang memfasilitasi mereka untuk keluar dari Myanmar. Dari data yang ada, lebih dari 25 ribu etnis Rohingya keluar dari negerinya selama tiga bulan terakhir.
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar 11.941 pengungsi Rohingya di Indonesia saat ini masih mengalami nasib yang terkatung-katung. Saat ini para pengungsi ini masih ditampung di Aceh dan Sumatera Utara.
Menanggapi hal tersebut, Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) tergerak untuk membantu para pengungsi ini. Melalui jaringan gereja-gereja di Sumut, PGI mulai mengumpulkan dana untuk para pengungsi Rohingya.
"Kita menggerakan gereja-gereja di Sumut untuk memberikan bantuan bagi pengungsi di Banda Aceh." Ujar Stephen Siahaan dari PGI saat memberikan keterangan pers di Wahid Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/05/2015).
Pemberian bantuan ini dilakukan oleh PGI dengan menghimpun dana dan logistik bagi pengungsi yang berada di Aceh.
Dalam Sidang-Sidang Gereja Asia yang dilaksanakan di Ancol hari ini, PGI mengusulkan kepada forum ini untuk membawa masalah Rohingya sebagai masalah regional.
Quote:
Jakarta - Sekitar 13 ribu pengungsi Rohingya dan Bangladesh berada di Aceh. Presiden Jokowi sedang menyusun Perpres tentang Pengungsi dan Pencari Suaka untuk mengatur salah satunya dana taktis pengungsi tersebut.
"Sebagai langkah taktisnya saat ini Presiden tengah menyusun rancangan presiden tentang pengungsi dan pencari suaka. Di mana saat ini sudah dalam tahap final dan tinggal diharmonisasikan dengan Kementerian Hukum dan HAM," ujar Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kemlu Andi Rahmianto.
Andi mengatakan itu dalam diskusi 'Save Rohingya Momentum Indonesia Menegakkan Kemanusiaan Global' di DPP PKB, Jl Raden Saleh, Jakarta Pusat, Jumat (22/5/2015).
Menurut Andi, rancangan perpres tersebut sebenarnya sudah disusun 2 tahun yang lalu. Bahkan Indonesia hingga kini belum meratifikasi konvensi internasional tahun 1951 tentang Pengungsi dan Pencari Suaka.
Rancangan pepres akan digunakan untuk di daerah-daerah yang dianggap rawan sebagai tempat masuknya para pengungsi dan pencari suaka dari luar. Dengan adanya perpes ini pemda-pemda dapat meminta dana bantuan untuk menampung dan mengatasi kedatangan para pengungsi.
Karena, lanjut Andi, pemerintah pusat mengetahui kendala utama dalam mengatasi pengungsi adalah tidak adanya anggaran.
"Jadi bisa digunakan sebagai dana tanggap darurat bagi arus pengungsi dan pemda-pemda di daerah juga harus mempersiapkan SDM-nya bagaimana nantinya akan menangani pengungsi. Dan dalam waktu dekat akan diselesaikan," tuturnya.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 308 suara
Siapakah yang Malu??
PEMERINTAH
64%RAKYAT
36%Diubah oleh zaysan 24-05-2015 11:21
0
61.7K
Kutip
456
Balasan


Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

The Lounge
925.8KThread•93KAnggota
Urutkan
Terlama


Komentar yang asik ya