Tuesday, May 23, 2006
Mengapa Artis Sinetron Lidya Pratiwi Sampai Terlibat Pembunuhan?
Kalau ada berita yang cukup mengejutkan pada pekan lalu, terutama di bidang hukum dan kriminalitas, maka salah satunya adalah soal ditangkapnya artis sinetron Lidya Pratiwi (19) oleh aparat kepolisian karena disangka terlibat pembunuhan berencana terhadap sesama artis yang juga teman dekatnya sendiri, Naek Gonggom Hutagalung (33).
Kasus ini menarik untuk ditelaah lebih lanjut. Baik menyangkut keberhasilan para petugas reserse Polres Metro Jakarta Utara dalam mengungkap kasus ini, maupun menyangkut latar belakang dan motivasi para pelaku pembunuhan ini, yang menurut pihak kepolisian, melibatkan orang-orang di sekitar keluarga Lidya Pratiwi, seperti, Vince Yusuf (ibu kandung Lidya), Tony Yusuf (paman Lidya), dan Ade Sukardi (teman Tony). Kisahnya benar-benar mirip cerita di sinetron.
Kasat Reserse Polres Jakut Komisaris Andry Wibowo mengatakan, keberhasilan pengungkapan kasus ini didapat setelah polisi menggabungkan penyelidikan elektronik, penyelidikan forensik, dan penyelidikan konvensional.
"Awalnya kami tidak memiliki petunjuk sama sekali. Kami hanya menemukan sesosok mayat laki-laki yang terikat di dalam kamar hotel dengan luka tusukan," katanya.
Korban yang belakangan diketahui bernama Naek Gonggom Hutagalung, ditemukan tewas di kamar Tongkol No 59, Hotel Putri Duyung Cottage, Ancol, Jakut, pada 28 April lalu. Korban yang berprofesi sebagai model ini ditemukan dalam kondisi terikat dan menelungkup.
Di tubuh korban ditemukan bekas penganiayaan seperti di kepala dan bekas tusukan benda tajam. Menurut Andry, saat ditemukan tidak ada identitas ditemukan di sekitar mayat korban. Baru keesokan harinya ada keluarga korban yang datang ke kamar mayat RSCM dan mengenalinya. Dari situlah pihak kepolisian mulai melakukan penyelidikan.
Dari penelusuran telepon seluler korban diketahui pernah melakukan kontak dengan Lidya yang belakangan diketahui mengajak Gonggom menginap di Putri Duyung Cottage. Sebelumnya Lidya mengajak Gonggom ke Plaza Senayan untuk berkeliling. Berkat informasi dari keberadaan ponsel inilah, kasus pembunuhan yang cukup menghebohkan ini terungkap tuntas. Dan para pelakunya, yang terlibat kasus ini berhasil ditangkap polisi pada hari Jumat (12/5) lalu.
Menurut hasil penyidikan, kaswus pembunuhan yang melibatkan artis sinetron “ABG’’, ‘’Ntong Anak Betawi’’ dan ‘’Abu Nawas” ini diotaki oleh Tony.
Awalnya, Tony mau meminjam uang kepada Vince untuk menutup hutangnya kepada rentenir. Namun karena Vince tidak memiliki uang maka tercetus ide untuk merampok seseorang. Korbannya dipilih secara acak. Kebetulan yang menjadi target akhirnya Gonggom yang menaksir Lidya.
Lalu diatur agar Gonggom mau menginap di Putri Duyung bersama Lidya. Tony dan Ade kemudian menanti kedatangan korban dan Lidya di kamar hotel yang disewa Tony dengan identitas palsu.
Saat korban dan Lidya berada di dalam kamar itulah, Ade dan Tony menggerebeknya. Ketika pintu kamar terbuka, Ade langsung memiting korban sementara Tony berpura-pura memarahi Lidya. Kedua pelaku lalu memeras Gonggom. Mereka menguras uang, ATM, dan barang-barang berharga yang ada pada Gonggom.
Setelah dirampok, barang-barang itu diserahkan kepada Vince yang menjemput Lidya dengan taksi. Untuk mengeluarkan dari kamar, Lidya dan Tony berakting seperti di sinetron. Lidya ditarik keluar kamar sambil dimarahi. Lidya lalu pergi bersama ibunya. ATM Gonggom pun dikuras. Uang Rp5 juta pun berkurang dari rekeningnya. Sementara di dalam kamar, Gonggom menyadari kalau dirinya dijebak. Dalam keadaan terikat ia meronta-ronta. Tony yang merasa aksinya ketahuan lalu mengeluarkan pisau komando dan menusuk Gonggom.
Menurut pengakuan Tony kepada polisi, dia membunuh untuk melindungi karir Lidya. Tapi, ternyata justru apa yang telah dilakukannya itu kini makin menjerumuskan keponakannya itu. Alih-alih menyelamatkan karirnya, keponakannya itu kini justru jadi pesakitan dan harus mendekam di tahanan.
Lidya ditahan karena dengan sadar ikut membantu perencanaan pembunuhan. Dia dituduh telah melakukan pembunuhan berencana, pengeroyokan, dan perampokan.
Apa sesungguhnya yang terjadi? Dan mengapa si cantik Lidya yang punya penghasilan cukup dari main sinetron sampai terlibat pembunuhan yang bermotivasi perampokan itu? Ketika ditemui wartawan di tahanan Polres Metro Jakarta Utara, gadis kelahiran Jakarta 14 Januari 1987 ini dengan terbuka mengngkapkan latarbelakang motivasi kasus itu.
‘’Sebelumnya, saya meminta maaf dari hati yang paling dalam kepada keluarga korban. Tidak pernah terpikirkan sedikitpun oleh saya untuk membunuh sahabat saya itu. Gara-gara ulah paman, saya selain kehilangan teman, juga menderita seperti sekarang ini,’’uajr Lidya.
Mengenai latar belakang dan motivasi kasus itu, ternyata berawal dari kehidupan keluarganya yang tergolong prihatin. ‘’Saya dijadikan tulang punggung keluarga. Bahkan saudara dari orangtuanya, terutama pamannya, Tony, kerap meminta bantuan kepada saya,’’katanya.
Terakhir pamannya itu membutuhkan cukup banyak uang karena terlilit utang. Padahal belum lama ini Lidya telah membantu keuangan pamannya. Ketika mau pinjam uang lagi dan angkanya relatif tinggi, maka Lidya tidak bisa menyanggupi. Sehingga saat pamannya menanyakan apakah ada temannya mau meminjamkan uang, Lidya mengatakan ada, yakni Naek Gonggom, teman modelnya.
‘’Sebenarnya kalau untuk saya pribadi, mungkin dari penghasilan saya sebagai bintang iklan dan sinetron sudah mencukupi. Tapi kadang ada saja tiap hari kebutuhan yang harus saya tanggung, kendati semua itu di luar kemampuan saya,’’kata Lidya yang mengaku melihat langsung proses pembunuhan tersebut..
Meskipun sering main sinetron dan jadi bintang iklan, tapi Lidya belum memiliki rumah sendiri. Tempat tinggal yang ditempati sekarang, yakni di Jalan Kereta Kencana III, Blok A/3, BSD, Serpong, Tangerang hanya ngontrak. Itupun dihuni bersam ibunya. Sedangkan ayah kandungnya sudah bercerai dengan ibunya. Bahkan kakaknya kini dalam keadaan sakit dan butuh biaya untuk perawatan.
Sementara itu, pamannya, Tony Yusuf kepada wartawan mengatakan, ia semula hanya ingin memeras korban. Namun karena saat itu Naek curiga dan mengetahui kalau dirinya adalah keluarga Lidya, dan takut karir keponakannya hancur, maka korban langsung dibunuh.
‘’Sebenarnya korban saat itu tidak ada perlawanan, tapi kami keburu takut dan saya kasihan sama Lidya kalau ternyata korban tahu kita ini masih keluarganya. Bisa hancur karir keponakan saya,’’kata Tony.
Setelah Naek tewas, Lidya –yang membintangi ‘’Abu Nawas’’, ‘’Entong Anak Betawi’’, ‘’ABG’’, ‘’Untung Ada Jinny’’ pergi bersama ibunya meninggalkan Putri Duyung dengan membawa kartu ATM Citybank dan Mandiri milik Naek. Seluruhnya total uang yang dikuras dari ATM milik naek adalah Rp 30 juta.
Kini, Lidya, ibu kandungnya, pamannya, dan anggota Satpam teman pamannya yang membantu pembunuhan, telah meringkuk di tahanan polisi. Mereka terjerembab dalam kubangan kriminalitas dan –tampaknya-- harus menjalani hukuman yang lama, gara-gara ingin mendapat uang dengan cara pintas dan cepat. Padahal hasil rampokan yang mereka dapat tidak gede-gede amat.
Ini seperti pelajaran moral yang bisa dipetik dari sinetron kita maupun film-film Hollywood: bahwa semua kejahatan pasti akan terungkap , walaupun perbuatan jahat itu dilakukan sangat rapi. Dan terungkapnya dari soal yang ‘’sepele’’. Demikian pula kejahatan yang dilakukan Lidya dan keluarganya itu, akhirnya bisa terungkap berkat ‘’petunjuk’’ dari barang yang mungkin tidak diduga oleh Lidya dan keluarganya, yaitu telepon seluler (ponsel) milik korban.
sumurnya gan
Sabtu, 16 Agustus 2008 | 12:22 WIB
Lidya Pratiwi Tersiksa di Penjara
SUDAH 18 bulan artis Lidya Pratiwi mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Pondokbambu, Durensawit, Jakarta Timur. Artis yang tersandung kasus pembunuhan Naek Gonggom Hutagalung di sebuah cottage di Jakarta Utara, April 2006, itu mengaku tersiksa tinggal di ”hotel prodeo”.
”Makanya kemerdekaan buat saya sangat berarti sekali. Tinggal di sini tersiksa juga. Kemerdekaan jelas sangat memengaruhi kehidupan kita,” ucap Lydia tersenyum, saat ditemui dalam lomba memasak di Rutan Pondokbambu, Kamis (14/8) siang lalu. Di acara itu, Lidya menjadi panitia.
Namun, Lydia tidak menjelaskan secara rinci bagaimana tersiksanya dia selama di penjara. Mengenakan kaus panitia berwarna merah, celana pendek warna coklat, dan sepatu keds, dengan rambut diikat ke belakang, Lidya terlihat cantik. ”Kabar aku sehat-sehat saja,” ucap wanita yang hidungnya diwarnai jerawat ini.
Dikatakan Lidya, selama di penjara salah satu aktivitas yang dia lakukan adalah ikut dalam kelompok belajar bahasa Inggris. Bersama 14 tahanan dan narapidana perempuan lainnya, Lidya mengikuti les bahasa Inggris yang sudah ditekuninya hampir setahun ini. Selain itu, artis yang divonis hukuman penjara selama 11 tahun tersebut juga selalu berolahraga di dalam rutan.
"Sekarang saya sudah bisa masak. Di sini kan banyak ibu-ibu. Mereka mengajari saya memasak sayuran. Masakan yang saya paling saya sukai adalah rendang,” tutur Lidya.
Namun, tinggal di penjara tidak membuat pesinetron muda ini merasa nyaman seperti ketika dia melakukan aktivitas di rumahnya sendiri. Yang diimpikan Lidya sekarang adalah bisa segera bebas dari hukuman. ”Ya maunya segera bebaslah, apa lagi,” katanya sambil tertawa.
Selama di penjara, Lidya baru sekali menerima remisi, yaitu pada perayaan Natal 2007. ”Mudah-mudahan di hari kemerdekaan ini saya dapat remisi lagi,” ucap gadis yang kini berbobot 46 kilogram itu.
Dalam kasus pembunuhan Naek Gonggom, Lidya tidak terlibat secara langsung. Yang terlibat pembunuhan langsung adalah ibunya, Vince Yusuf; pamannya, Tony Yusuf; dan seorang kenalan bernama Sukardi. Keterlibatan Lidya karena dia mengetahui rencana pembunuhan tapi tidak mencegahnya. (ded)
sumurnya gan cek tkp
Posted on Juli 27, 2013
Lidya Pratiwi, Jadi Mu’allaf Setelah Mimpi Ka’bah
Kehidupan Lidya Pratiwi, artis sinetron yang tersandung kasus pembunuhan Naek Gonggom Hutagalung bagaikan cerita di layar kaca. Cantik, muda, sedang naik daun, penuh konflik, uang, kekerasan, cinta dan pencarian pada Tuhan. Ia menyatakan masuk Islam adalah karena keinginannya sendiri, bukan keinginan orang lain.
Jadi Mu’allaf Setelah Mimpi Ka’bah
Dibalik kasus yang menimpa Lidya Pratiwi, ternyata menyisakan banyak lagi kisah. Kini, model yang pernah membintangi sinetron dan iklan ini telah mengikrarkan diri menjadi seorang mu’allaf. Apakah ini salah satu ‘strategi’-nya, setelah dirinya tersangkut kasus pembunuhan seorang model?
“Aku sudah satu tahun masuk Islam (2005 -red), tapi baru kali ini orang tahu kalo aku Islam,” akunya.
Lidya menambahkan, ia menjadi mu’allaf bukan gara-gara kasus pembunuhan yang menghimpitnya, tetapi karena kesadarannya sendiri, setelah menyadari kebenaran ajarannya. Bahkan, kini ia menyatakan siap untuk berjuang menegakkan keadilan.
“Aku yakin aku nggak bersalah, makanya aku ingin menyampaikan semuanya di pengadilan,” akunya.
Ia berharap, kasus pembunuhan yang menyeret namanya itu akan tuntas secara hukum. “Aku masih yakin ada keadilan dan Allah akan menolongku,” terangnya.
Ditambahkan Lidya, saat ia masuk Islam, ia mengaku mendapat firasat baik yakni bermimpi Ba’itullah. Dimana kala itu, Lidya belum mengenal agama Islam.
Tatkala ditanyakan tentang arti mimpi tersebut, Lidya baru yakin dan tahu bahwa Ba’itullah adalah rumah Allah bagi umat Islam. “Aku bermimpi Ka’bah sampai tiga kali, makanya saya yakin Islam adalah agama yang benar,” katanya.
sumur gan nosara ya
Lanjut post 3 gan...