nu
Quote:
Jokowi sindir SBY takut kehilangan popularitas jika naikkan BBM
Jokowi sindir SBY takut kehilangan popularitas jika naikkan BBM
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menyindir dengan halus bahwa pemerintahan sebelumnya takut kehilangan popularitas. Sebab, kata Jokowi, pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak segera mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke subsidi yang lebih bersifat produktif.
"Kenapa yang dulu-dulu tidak berani melakukan ini, karena masalah popularitas," kata Jokowi saat Hari Ulang Tahun PMII ke-55 di Masjid Nasional Al-Akbar Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/4) malam.
Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan tekadnya yang meski sulit terus dilaksanakan yakni dalam hal pengalihan subsidi BBM. Jokowi mengklaim bila pemerintahannya mengalihkan subsidi BBM senilai Rp 300 triliun per tahun yang konsumtif ke subsidi yang produktif.
Ia mencontohkan, untuk membangun jalur kereta api dari Aceh sampai Papua hanya perlu Rp 360 triliun. Tetapi sampai saat ini Indonesia tidak bisa membangunnya karena dana justru banyak dihabiskan untuk subsidi BBM.
Topik pilihan: Subsidi Premium dicabut | Penghapusan Premium
Jokowi mengaku sudah banyak diingatkan jika menerapkan kebijakan pengalihan subsidi BBM dari konsumtif ke produktif maka popularitasnya akan jatuh. Namun, Jokowi tak menghiraukannya.
"Tapi, saya sampaikan bahwa itu risiko sebuah keputusan," tegasnya.
Apalagi, ia menyadari Indonesia sedang dalam kondisi ekonomi yang sulit akibat tekanan ekonomi global. Meski demikian, Jokowi menegaskan hal itu tetap perlu dilakukan untuk membuat subsidi yang diberikan kepada rakyat tepat sasaran.
"Karena Rp 300 triliun setiap tahun subsidi BBM yang menikmati adalah mereka yang punya mobil. Subsidi ini apa tidak terbalik. Inilah proses untuk tepat sasaran," tutup Jokowi.
Quote:
Stop Subsidi BBM, Jokowi Siap Tak Populer
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sejumlah kebijakan yang dibuatnya bisa menurunkan popularitas dirinya di mata rakyat. Namun dia meyakini kebijakan tersebut akan bermanfaat bagi rakyat dan negeri ini ke depannya.
Untuk itu, dia memastikan akan mempertahankan kebijakan ekonominya terkait pengalihan subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM), penghentian ekspor bahan mentah (raw material) tambang, termasuk juga dalam hal impor bahan pangan seperti beras, jagung, dan kedelai.
Jokowi mengakui diperluka perubahan pola pikir yang total dalam memahami kebijakan ekonomi yang kini diambil pemerintah. Tidak mungkin hanya langsung mengubah, kemudian masyarakat bisa menerima. Orang nomor satu di Indonesia itu menegaskan dirinya siap dengan resiko tidak popular atas kebijakan yang diambilnya itu.
“Saya tahu dan saya sudah diingatkan oleh tangan kiri kita. Bapak kalau ini nanti dialihkan, pengalihan subdisi dari yang konsumtif dipakai kendaraan tiap hari kemudian dialihkan kepada sektor produktif, pertanian, perikanan, infrastruktur, hati-hati. Bapak bisa jatuh popularitasnya. Saya sampaikan, itu resiko sebuah keputusan,” tegas Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Sabtu (18/4/2015).
Dia mengaku sengaja fokus membenahi masalah Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi tantangan global, termasuk pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015 ini, karena apapun ke depan pertarungannya kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Pertarungannya ada disitu. Bukan masalah kekuatan sumber daya alam, tetapi ada di SDM, sumber daya manusia," kata dia.
Tidak bisa gunakan ‘booming’ SDA
Meskipun dikarunia sumber daya alam (SDA) yang melimpah ruah, Jokowi menyayangkan karena Indonesia tidak bisa menggunakan itu. Ia menunjuk contoh saat booming minyak pada tahun 1970-an, negeri ini tidak bisa membuat sebuah pondasi pembangunan yang baik.
Demikian pula, pada tahun 1980-an Indonesia booming kayu, sebagian besar ditebang dan lupa tidak membangun industri hilirnya. Lupa lagi tidak bisa membuat pondasi untuk pembangunan untuk kesejahteraan rakyat.
Hal yang sama, lanjut Jokowi, kembali dilakukan Indonesia terkait ekspor batu bara. Diekspor ke negara lain yang membangun industri dengan batu bara Indonesia, produknya masuk ke Indonesia. Selajutnya, rakyat yang membeli produk produk mereka.
“Itu sebuah kesalahan. Kenapa tidak kita kunci, kita miliki. Kalau kamu mau buat industri, buat di Indonesia. Batu bara banyak di sini. Sehingga akan ada keuntungan pajak, tenaga kerja, nilai tambah yang lain lain, akan banyak sekali. Inilah yang akan kita lakukan,” papar Jokowi.
Untuk itulah, papar Jokowi, pemerintah akan mulai stop satu per satu. Tidak hanya masalah batu bara, tidak hanya nikel, tidak hanya masalah bauksit, tidak hanya masalah timah. “Ini harus kita olah, hilirisasinya ada di Indonesia. Kita sudah tidak mau lagi kita kirim mentahan. Diolah di sana, kembali ke sini kita beli,” tegasnya.
Dengan diolah di sini, Jokowi meyakini akan membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya. “Itulah yang kita inginkan,” ujarnya.
Diakui Kepala Negara, untuk menuju ke sana, transisinya memang memerlukan perubahan pola pikir yang total. Tidak mungkin hanya langsung mengubah cepat kemudian semuanya bisa menerima.
Jokowi lantas menunjuk contoh soal impor beras yang sudah bertahun-tahun dilakukan. Sekitar Desember-Januari, dia mengakui adanya usul lagi kepadanya agar mengimpor beras dengan alasan stok sudah berbahaya.
“Saya cek memang tinggal sedikit. Tetapi setelah saya hitung, ini sampai berani sampai panen raya. Tetapi dengan keputusan seperti itu yang terjadi adalah spekulasi. Harga beras menjadi naik. Ini memang sebuah resiko yang harus saya ambil,” papar Jokowi.
Diakui Jokowi kalau keputusannya itu memang tidak popular. Tetapi ia menganggap harus berani mengubah itu, karena kalau Indonesia masih impor 3,5 juta ton per tahun, maka petani-petani kita tidak akan mau berproduksi.
“Untuk apa, impor aja lebih murah. Tetapi orang berproduksi menjadi marah. Ngapain kita berproduksi. Inilah sering saya sulit menjelaskan. Tetapi ini memang harus ini dijelaskan secara gambling,” kata Jokowi.
Menahan-nahan seperti itu ada resikonya. Kalau pemerintah memutuskan tidak impor berarti harganya akan naik, tetapi terus impor dari dulu sampai sekarang negeri ini akan seperti itu terus. Impor terus dan petani menjadi tidak rajin untuk berproduksi.
“Inilah yang terus kita tahan. Gula juga sama, kedelai juga sama. Inilah yang ingin kita benahi tetapi sekali lagi memerlukan perubahan pola pikir, total cara cara kita berproduksi,” jelas Kepala Negara.
Bakar uang Rp 1.300 Triliun
Presiden juga mengemukakan, saat memutuskan pengalihan pengalihan subsidi BBM dari yang konsumtif kepada yang produktif coba, semuanya demo. Padahal, jelas Jokowi, pemerintah ingin mengalihkan subsidi dari konsumtif kepada produktif.
Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun menikmati subsidi itu tanpa terasa. Setahun subsidi BBM Rp 300 triliiun dibakar dan hilang. Kalau 10 tahun menjadi Rp 3.000 triliun.
Setelah dicek, yang menikmati subsidi Rp 300 triliun per tahun itu, 82 persen adalah mereka yang punya mobil. Ia mempertanyakan hal itu, karena yang punya mobil disubsidi, yang lain malah tidak.
Padahal, lanjut Jokowi, sesuai dengan hitungan yang dimilikinya, untuk membangun jalur kereta api di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara sampai di Papua itu hanya butuh duit Rp 360 triliun. Tapi sampai saat ini pemerintah tidak bisa membangun karena tiap hari bakar yang namanya BBM itu dengan subsidi.
Kenapa pemerintahan yang dulu tidak berani memotong mengalihkan ke yang produktif, menurut Jokowi, karena masalah popularitas.
Quote:
Presiden Jokowi nilai masyarakat saat ini maunya serba instan
Ini yang kami rasakan, padahal segala sesuatu pasti membutuhkan tahapan, segala sesuatu pasti membutuhkan proses dan waktu
- Joko Widodo
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menilai sebagian masyarakat saat ini inginnya semua serba cepat dan instan. Menurut presiden, program pemerintah membutuhkan proses untuk mencapai hasil.
Pernyataan presiden ini mengacu pada program pemerintah, seperti pengalihan subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) ke sektor produktif. Jokowi menilai mengubah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan memerlukan sebuah proses edukasi tidak dalam waktu singkat.
"Ini yang kami rasakan, padahal segala sesuatu pasti membutuhkan tahapan, segala sesuatu pasti membutuhkan proses dan waktu," kata Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat dan keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah, di kawasan Siwalan Kerto, Surabaya, dilansir dari laman Setkab.go.id, akhir pekan ini.
Terkait pengalihan subsidi BBM, Presiden Jokowi mengatakan, setiap tahun Rp 300 triliun hanya dibakar dan hilang. Praktik ini sudah berpuluh tahun terjadi. Sesuai data pemerintah, lanjut Jokowi, subsidi BBM 82 persen penikmatnya adalah pemilik mobil.
Kepala Negara menegaskan, mestinya subsidi itu diberikan kepada yang tidak mampu, kepada yang belum sejahtera. "Tetapi itu sebuah putusan yang memang baik. Kami meyakini insya Allah dengan pengalihan subsidi itu, dalam jangka yang sedikit agak menengah, paling tidak insya Allah dalam 2-3 tahun akan kelihatan," papar Jokowi.
Kalau pemerintahan Jokowi mau "aman" saja, yaa dia ga akan cabut subsidi spt sby
Dia akan tetap berlakukan subsidi (jaga rakyat tetap senang) sambil membengkakkan utang (bodo amat dengan generasi mendatang).toh rakyat juga yg nanggung.cepat atau lambat akan meledak.yg sekarang sudah meledak.5th nanti kl dia ga terpiih lagi bukan urusan dia lagi.yg pusing presiden berikutnya.kl presiden berikutnya juga mau "aman" dia ga cabut subsidi juga dst dst dst.sampai akhirnya utang numpuk ga bisa bayar, default seperti yunani.pada saat itulah indonesia di nyatakan bangkrut.ekonomi ambruk n sulit bangkit lagi.ga ada yg mau invest, semua persh2 asing n orang2 kaya kabur ke ln.yang menderita akhirnya rakyat juga.mau seperti yunani ?.
mengubah nasib tidak bisa 1 malam, butuh kerja keras.apalagi mengubah nasib 1 bangsa.jepang, china n korea selatan butuh berapa puluh tahun ?.gimana mau maju kl rakyat mau hidup enak n sejahtera tapi ga mau kerja keras, hobi demo, manja, ngeluh terus, dikit2 minta ganti presiden, kapan majunya ?.
tidak ada yg bisa mengubah nasib seseorang/bangsa kalau bukan orang itu sendiri/bangsa itu sendiri yg mengubahnya.
sifat org indonesia maunya cepat kaya.makanya dukun laku, pesugihan n kuburan rame, banyak orang datang minta jimat, tuyul, jin supaya cepat kaya.mlm money game juga subur di indonesia.cocok dengan tipikal orang indonesia .
Quote:
Hapus subsidi BBM, Jokowi sebut bisa bangun jalur kereta Aceh-Papua
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menyindir pemerintahan sebelumnya yang enggan segera mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan mengalihkannya ke sektor produktif. Menurut Jokowi, dana subsidi Rp 3.000 triliun bisa digunakan untuk pembangunan besar-besaran.
Jokowi mengasumsikan tiap tahunnya Indonesia menghamburkan Rp 300 triliun untuk subsidi BBM. Maka semisal 10 tahun itu sudah menjadi Rp 3.000 triliun, lebih besar dari anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jalur kereta seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua sebesar Rp 360 triliun.
"Berpuluh tahun tidak bisa kita bangun karena kita memberikan subsidi yang Rp 3.000 triliun tadi itu. Kalau hanya dihitung 10 tahun, kalau 20 tahun sudah menjadi Rp 6.000 triliun.Betapa sudah kita hambur-hamburkan itu, dan kita tidak sadar inilah yang ingin kita hentikan untuk dilarikan ke sektor produksi," terang Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat dan keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah, di kawasan Siwalan Kerto, Surabaya, dilansir dari laman Setkab.go.id, akhir pekan ini.
Ditambahkan Presiden, kalau untuk membangun jalan tol, uang subsidi BBM Rp 3.000 triliun itu bisa untuk membangun jalan tol di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara. Pasalnya, per 1 kilometer (Km) jalan tol itu hanya membutuhkan dana kurang lebih Rp 80 miliar. Adapun kalau dibuat pelabuhan, lanjut Presiden Jokowi, rampung semua target pembangunan pelabuhan di seluruh Tanah Air ini.
"Inilah yang tidak kita sadari sejak dari dulu sehingga kita selalu memberikan subsidi. Belum kalau itu kita berikan subsidi itu diberikan subsidi benih atau pupuk pada petani, atau traktor kepada petani atau kapal kepada nelayan," ujar Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, itulah tantangan pemerintah dalam merubah pola pikir seperti itu, baik dalam pemerintah sendiri maupun apa yang sudah dinikmati masyarakat selama ini.
"Setiap tahun hilang, setiap tahun hilang setiap tahun hilang tanpa ada bekasnya karena memang kita bakar," tegasnya.
tahun ini 70 th indonesia merdeka tapi kondisi di luar jawa sama seperti di th 1945/lebih parah dari th 1945
jalan rusak di kalimantan
jalan rusak di sulawesi
jalan rusak d papua
krn jalan rusak biaya angkut mahal, harga sembako n barang2 jd mahal, petani susah menjual hasil panen, daerah ga berkembang, rakyat jadi miskin, terisolir, pendidikan susah , rs ga ada, jalur telekomunikasi putus.
kenapa ?.krn uang habis buat subsidi bbm jadi asap knalpot
Gimana ?.masih nyalahin jokowi ?.
dr awal soeharto menjabat sampe akhir sby berkuasa udah brp ribu trilyun subsidi bbm abis jadi asap knalpot?.
kl buat bangun jalan2, jalan kereta , jln tol dapat berapa km ?
kl buat bangun sekolah, rs, bandara, pelabuhan, dapat berapa banyak ?
kl buat bangun desa n kota dpt berapa desa n kota ?
kl buat bikin sawah dpt brp juta ha ?
kl buat beasiswa mahasiswa ke ln brp juta mahasiswa bisa belajar ke ln ?
kl buat beli kapal perang, kapal selam, tank dapat berapa banyak ?
kl buat bikin pembangkit listrik dapat berapa banyak ?
bbm bersubsidi ga mendidik rakyat hidup hemat
itu yg ga pernah di ajarkan presiden2 sebelumnya
krn takut ga populer, ga mau di demo, ,memanjakan rakyat dengan subsidi n kemajuan semu
dr jaman soeharto -sby rakyat di nina bobo oleh bbm murah.akhirnya infrastruktur ancur2an.ga usah jauh ke kalimantan, sumatra , sulawesi, papua.lihat aja di pinggiran jkt byk jalan2 rusak .
kita hidup di jaman instan, segala hal mau instan,
semua butuh proses, kita mau jd sarjana, dokter, insiyur dll harus belajar dari tk-universitas.berapa tahun?.
apalagi memajukan negara.
bukan tugas negara aja semua rakyat harus mendukung
caranya ;
1.kerja keras
2.tolak korupsi
gw yakin kl ga ada korupsi indonesia bisa lebih hebat dr singapura
makanya negara tetangga takut kl indonesia jd maju makanya di obok2 trs
heran deh, bbm naik pada protes n ngamuk2.rokok naik ga ada yg ngamuk. rokok harga belasan ribu/bungkus di beli juga.kl sehari abis 1 bungkus @13000 x 30 = 490rb /bulan pengeluaran buat rokok .kok bisa ya ?.ga komplen tuh ?.katanya gaji pas2an kok bisa beli rokok ?
harga rokok naik ga ada yg demo ke pabrik rokok.tetap di beli.semua pada mampu beli rokok dr tkg ojek, supir angkot, kuli bangunan, tkg sampah, pemulung, pengemis, buruh2 dll
semua pada teriak harga sembako naik terus.pada ngomel biaya hidup mahal, beras mahal, sayur mahal, gula mahal, ongkos angkot mahal, tarif listrik mahal, bensin mahal dll
tapi kenapa ga ada yg teriak, marah2 harga rokok mahal, naik terus ?.ga ada yg demo krn rokok mahal.buktinya bisa tuh beli rokok tiap hari.coba aja lihat sekeliling banyakan mana yg merokok vs ga merokok ?
aneh tapi nyata, justru perokok kebanyakan kalangan menengah ke bawah.katanya hidup susah, anak2 kurang gizi, anak2 ga bisa sekolah, ga bisa beli susu buat anak tapi bisa beli rokok.ktnya ga mampu bayar uang sekolah anak tapi pengeluaran rokok 500ran/bln.
coba googling berapa trilyun omzet pabrik2 rokok di indonesia ?.tiap tahun naik terus.
lho katanya kondisi ekonomi menurun, penghasilan menurun, gaji pas2an, biaya hidup mahal tp omzet pabrik2 rokok naik terus ?.buat pabrik2 rokok ga ada istilah krisis .tiap tahun untung besar terus.kok bisa ?.padahal pada bilang hidup susah sekarang ?
apa yg salah di indonesia ?.
Quote:
KOMEN BAGUS
Quote:
Zoo-hadie Logandu Jombor ·
Follow · Top Commenter · Jakarta, Indonesia
Kalau saya sih sudah bosan dengan popularitas dll lah.
Semakin pejabat menjaga popularitas makin penakut dia menentukan kebijakan.
Satu lagi saya juga sudah bosan dengan merengek2 minta sang pemimpin merubah negara dengan cepat.
Mulai dari habibie,gusdur,megawati,sby dan jokowi semua dianggap gagal memimpin negri ini.
Karena apa...? Karena kita menuntut perubahan jangka pendek yg pasti pemimpin akan mengusahakan jangka pendek juga.
Seorang pemimpin yg negarawan tidak akan berpikir jangka pendek melainkan jangka panjang.
Infrastruktur,hukum,keamanan serta kestabilan politik adaalah kebijakan jangka panjang.
Kalau infrastruktur bagus baik udara laut atau pun darat hukum jelas kemanan terjamin politik stabil sudah dengan sendirinya investor akan berbondong2 menanamkan duitnya di indonesia. Dan akan dengan sendirinya rakyat akan sejahtera karena lapangan pekerjaan banyaj tersedia.
Kenapa mesti investor asing jadi andalan... karena investor dalam negri pun takut menanamkan modal di negri sendiri apalagi org asing.
Kalau ga mau tergantung asing buatlah produk yg nilai jualnya tinggi.
Banyakin ekspornya maka devisa akan meningkat,klu meningkat rupiah akan naik dan daya beli akan naik juga.
Itu hanya bisa di capai dengan kebijakan jangka panjang yg tak bisa di dapat dalam waktu 5 tahun sekalipun.
Karena pembangunan infrastruktur makan waktu belasan tahun kalau di kerjakan serentak di seluruh indonesia.
Quote:
cuman.numpang
Newbie Today 17:09 #3
ane gak bodoh gak, semua butuh proses dan lama. hanya orang bodoh yang ngira 6 bulan bisa beres,tapi lebih bodoh lagi yang ngira
BUAT YG SURUH JOKOWI TURUN GW MAU NANYA : "EMANG LU BISA MENGUBAH NASIB LU SENDIRI DALAM WAKTU 6 BULAN ?.COBA UBAH DULU NASIB LU SENDIRI DEH.JANGAN PAKE NGEPET, JIN N TUYUL.MENGUBAH NASIB SENDIRI AJA BUTUH WAKTU BERTAHUN2 APALAGI MENGUBAH NASIB NEGARA .
yang lempar bata berarti otaknya belum sampe.bisanya cuma caci maki n lempar bata
bukti kalau di indonesia ga menerima perbedaan pendapat.
cuma gara2 gw menyampaikan opini id gw jadi abu2 ...gpp lah
setidaknya gw membukakan mata hati n pikiran banyak orang.
jangan mudah di hasut media yg di tunggangi "kepentingan" partai politik n negara asing
BACA JUGA
(PENCERAHAN)INI JAWABAN BUAT LU YG MASIH BELUM PAHAM APA YANG TERJADI DI NEGARA INI
LINK
LINK
LINK
LINK