zigitperzibAvatar border
TS
zigitperzib
Gowes Bandung Jogjakarta
sebelumnya ane mohon maaf kalo ane posting trit berbau sport di lonje, tapi ane rasa wajar lah daripada trit trit yang jualan alat pembesar anu ato permen anu emoticon-Blue Guy Peace


Berawal dari obrolan iseng, kami yang menamakan diri kami Trio ASI ( Adul, Sigit, Ilham ) berencana melakukan gowes nekad Bandung-Jogjakarta jarak tempuh kurang lebih 450km dari rumah kami di Gegerkalong bandung ke tempat tujuan dusun Sumberkidul Kalitirto kecamatan Brebah kabupaten Sleman Jogjakarta, kenapa kami sebut nekad, karena selain kami jarang gowes, juga karena postur kami yang tidak ideal bagi seorang goweser, ane tinggi 175 berat 95kg, Ilham 168cm 87kg hanya Adul lah yg berpostur rada ideal diusianya yang hampir setengah abad.

Kamis 19 Februari 2015, jam 05:30 kami berangkat dari rumah kami, rasa kantuk sangat terasa karena malamnya ane baru bisa tidur jam 02:00, begitupula Adul yang baru pulang kerja jam 01:30.
singkat cerita sekitar jam 07:00 kami tiba di kawasan Rancaekek, macet parah gan.....setelah beberapa hari diguyur hujan, rancaekek banjir, kamipun menerobos banjir dan kemacetan yang luar biasa.
Setelah lolos dari kemacetan kami bertiga memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu,soto madura menjadi menu incaran kami, akhirnya tepat depan kantor BASARNAS JABAR, kami berhenti untuk sarapan, jujur aja gan seumur hidup ane makan soto di pinggir jalan, soto cak Syahrul inilah soto yg paling enak yg pernah ane rasakan, harganya murah gan cuma rp.12.ooo untuk sepiring nasi dan soto ayam plus telor satu biji dan ati ampela.
Spoiler for soto cak syahrul:

setelah makan, ane ganti sepatu yang basah dengan sandal gunung, sambil melumasi rantai sepeda kami yang kering karena menerjang banjir, jam 09:00 kami melanjutkan perjalanan.

Jam 10:30 kami bertiga sampai di pasar Limbangan, beristirahat sejenak untuk mempersiapkan diri melewati tanjakan Malangbong yang legendaris itu, setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan kembali, kayuihan demi kayuhan ane nikmati, tanpa terasa tanjakan malangbong telah berhasil ane lewati, jam 11:30 ane istirahat sebentar untuk memotret sepeda ane di gapura "Selamat Datang Di Kota Tasikmalaya"
Spoiler for selamat datang di tasikmalaya:

dijalanan sebelum turunan Gentong, adul sudah menunggu, ane pun berhenti untuk istirahat, lalu tak lama berselang Ilham datang.
setelah istirahat, kami lanjutkan perjalanan menuruni turunan Gentong, sepeda kami pacu dengan ngebut ya iyalahhh bisa ngebut, lawong jalanan tuurun curam banget.
Jam 12:15 kami sampai di daerah Ciawi, kami putuskan untuk ISHOMA ( istirahat sholat makan ) sayur sop sepertinya nikmat, lalu kami mencari warung yang menjual sayur sop, dan binggo kami pun mendapatkan apa yang kami cari.
entah karena lapar atau karena cuaca yang panas saat itu kami rasa sayur sop yang kami makan nikmat sekali.

Setelah ISHOMA, jam 13:30 kami lanjutkan perjalanan kami, tak terasa jam 15:30 kami tiba di kota Ciamis, hujan deras dan petir yang menggelegar memaksa kami untuk beristirahat menunggu hujan reda.
Kami pun menepi beristirahat di Al##mart sebelum alun alun ciamis.
Ada hal yang menggelikan bagi ane saat beristirahat di situ, ada seorang cewek yang bohay gan, tapi lucunya, tuh cewek mukanya putih banget, tapi leher dan lengannya rada item, dan ajaibnya dari lutut kebawah item bangett gan, dalam hati ane berkata, itu cewek apa rainbow cake emoticon-Ngakak (S)emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Ngakak (S)
bagi yang penasaran maaf ane gabisa liatin fotonya gan, menjaga privasi yang bersangkutan.

16:30 hujan tak kunjung reda, akhirnya kami memutuskan untuk menerjang hujan, akhirnya jam 18:15 kami tiba di Kota Banjar, kami makan nasi goreng pete, sambil berdiskusi mau nginep dimana, tadinya kami mau nginep di kantor PMI Banjar yang terkenal sangat wellcome bagi para goweser, saat sedang diskusi, tiba tiba Rio ketua SINBAD ( sindang sirna adventure bike ) telpon kami, menyarankan untuk menemui Mang Ade agar nanti bisa bantu untuk cari penginapan.
Setelah makan kami menuju rumah Mang Ade yang letaknya sebelum kantor SAMSAT Banjar, rupanya mang Ade sudah standbye diteras rumah, menghentikan laju sepeda kami dengan teriakannya.
Kami beristirahat sejenak, ngobrol sama mang Ade sambil menikmati teh manis panas yg teerasa nikmat sekali saat kami kedinginan setelah hujan hujanan.
Beberapa saat kemudian Mang ade membawa kami ke penginapan Putra Galuh.
terimakasih mang Ade atas bantuan dan keramahannya.
Setelah check in, kami mandi lalu nongkrong di teras kamar sambil menikmati kopi, tetangga kamar yg melihat kami ngobrol ikut larut dalam obrolan kami, bagi orang awam dalam dunia bersepeda, apa yang kami lakukan dianggap hal yang gila, padahal bagi yang tau bike touring, kami tuh belum ada apa apanya gan, apalagi bila dibandingkan dengan sang legenda Paimo alias Bambang Hertadi Mas, tentunya kami adalah nothing.
setelah lelah menempuh perjalanan 165km kami pun tertidur dengan pulas.

Hari jumat 20 Februari 2015 Jam 05:30 kami bangun, mandi dll, kemudian mengecek kondisi sepeda, cek tekanan ban dan melumasi rantai, setelah sarapan jam 07:00 kami meninggalkan penginapan
Spoiler for struk pembayaran hotel:

kami berjalan ke arah timur, dipersimpangan jalan dilapangan golf, kami bertanya pada tukang ojeg arah menuju bendungan Manganti.
Oya gan, rute yang kami ambil adalah jalur alternatif, bukan jalur utama via majenang dikarenakan saran dari rekan goweser kjami di Bandung, katanya via majenang jalannya jelek banyak lubang, selain itu banyak truk dan kendaraan besar lainnya,
makanya kami coba lewat jalur alternatif via Sidareja.
Setelah dapat petunjuk dari mas mas tukang ojeg, kami lanjutkan perjalanan kembali, sebenarnya kami tidak akan ke Bendungan Manganti, hanya saja jalur yang ditempuh arahnya sama.
Spoiler for Adul n Ilham narsis di Citanduy:


Disepanjang jalan kami disuguhi pemandangan yg cukup indah dipandang mata, sawah hijau terhampar disepanjang jalan, kontur jalan cenderung datar, tetapi ane merasa kayuhan sepeda ane berat banget, akhirnya kami berhenti cek sepeda, dan ternyata kampas rem belakang sepeda ane habis gan, otak atik bentar lalu perjalanan dilanjutkan, 30 menit kemudian tibalah kami di penyebrangan yang kami tuju, kami naik rakit melintasi sungai Citanduy yang membentang memisahkan provinsi JABAR-JATENG.
Spoiler for penampakan plang penyebrangan 24 jam:


Spoiler for naik rakit menyebrangi sungai Citanduy:


ongkos naik rakitnya murah gan hanya seribu per orang itu sudah include sepeda, kurang lebih 5 menit naik rakit ane tiba di Cipari, ini sudah masuk Jawa Tengah gan, masuk ke wilayah kabupaten Cilacap.
Memasuki Cipari kontur jalan variatif gan, ada datar, ada tanjakan, ada juga turunan, dan aspalnya mulus gan.

Spoiler for kebun jati cipari:


Spoiler for ane di kebon jati cipari:


Spoiler for adul n ilham di kebon jati Cipari:


setelah menyempatkan diri foto foto bernarsis ria di perkebunan jati, kami lanjutkan perjalanan, kurang lebih 20 menit kemudian, kami tiba di stasiun Cipari, dekat dengan pemandian air panas Cipari, disitu kami istirahat sejenak disebuah warung untuk ngopi.
disini kami mulai merasakan keramahan warga sekitar yang nyaris tidak kami temui di kota besar, diwarung tersebut ane dan adul pesen kopi item, sedangkan Ilham pesen es campur, si empunya warung menawarkan kami beberapa sisir pisang ambon, terasa nikmat sekali gan, dan ketika kami hendak pamit untuk bayar, Pak Haji pemilik warung memberikan dengan cuma cuma pisang yang beliau sajikan tadi ( gratisan ) alhamdulilah... rejeki anak saleh.
Perjalanan pun kami lanjutkan kembali, menyusuri jalanan aspal Karangpucung-sidareja, keramah tamahan warga sekitar kami rasakan kembali disepanjang jalan, saat kami berpapasan dengan mbah-mbah yang bersepeda, mereka selalu memberikan senyuman yang ramah kepada kami, harum rokok kretek khas daerah Jawa Tengah yang aromanya menyengat seperti aroma bau kemenyan sering kami dapati disepanjang perjalanan.
Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 11:15 WIB. kami mencari tempat untuk ISHOMA, karena saat itu bertepatan dengan hari Jumat, maka kami mencari warung nasi yang dekat dengan masjid, pilihan kami tertuju pada sebuah rumah makan padang di jalan raya Gandrungmangu yang letaknya tak jauh dari masjid.

Jam 13:15 seleasi ISHOMA, kami lanjutkan perjalanan.
Perjalanan kali ini terasa lebih berat jika dibabndingkan dengan hari kemarin, selain karena stamina yang sudah terkuras dihari pertama, juga karena cuaca yang jauh lebih panas dibandingkan hari kemarin.
Diperjalanan kami tak lupa bertanya pada warga sekitar untuk meyakinkan bahwa kami tidak salah jalur walaupun kami sudah berkali kali cek via google map, tapi tak afdol rasanya jika kami tidak bertanya pada orang yang kami temui, kami bertanya letak padang golf Tritih, menurut warga sekitar jaraknya kurang lebih sekitar 50km lagi via jalan Jeruk Legi.
Sepeda kami kayuh dengan kecepatan rata rata 20 km per jam . Jam 14:27 kami tiba disebuah daerah yang bernama Kubang Kangkung,
Tepat disini terdapat perkebunan karet dan jati yang dikelola oleh PTPN IX Kubang Kangkung, lokasinya yang sejuk menjadikan daya tarik bagi kami untuk beristirahat sejenak sambil menikmati kelapa muda yang banyak dijual di warung disepanjang Kubang Kangkung ini.
oya gan, disini terdapat Waduk kubang kangkung, yang konon ceritanya dibangun pada masa penjajahan Belanda untuk menampung air bersih, karena pada musim kemarau saat itu sering terjadi kekeringan di daerah ini.

Spoiler for menikmati kelapa muda di kubang kangkung:


Spoiler for segarnya kelapa muda kubang kangkung:


Spoiler for jalan aspal mulus sepanjang jalan kubang kangkung, ane nyomot gambar dari gugel:


Spoiler for TS n Adul di kubang kangkung:


setelah menikmati segarnya kelapa muda, sepeda kami kayuh kembali, selang beberapa menit kemudian, kami tiba di padang golf Tritih Cilacap, jalanan tidak semulus aspal di Kubang kangkung, aspal yang kasar serta lubang yang lumayan dalam banyak kami jumpai, memaksa kami untuk memperlambat kayuhan sepeda kami.
Jam 15:20 kami tiba di bunderan Kota Cilacap, beristirahat sejenak di bengkel motor sambil bertanya pada petugas bengkel arah menuju Pantai Ayah, setelah mendapatkan petunjuk arah, kami lanjutkan perjalanan, belum lama kami kayuh sepedah, Adul yang berjalan lebih dulu tiba tiba menghentikan laju sepedanya, ane tanya kenapa, dia menjawab "ada tukang mie ayam nih" jawab dia dengan ekspresi wajah yang memelas layaknya orang yang sudah tiga hari tidak makan, kami sepakat berhenti makan mie ayam sambil melaksanakan shalat Ashar.
Ngobrol ngobrol sama yg jualan mie ayam, katanya jarak ke pantai ayah masih sekitar 60km, dengan kondisi kami yang sudah mulai lelah, prediksi waktu tempuh ke pantai Ayah kurang lebih 4 jam perjalanan.

Setelah isi perut dan solat asar, kami kayuh lagi pedal sepeda kami, jalanan disini cenderung lurus panjang jarang belokan.
Jalanan datar nyaris tidak ada tanjakan, seharusnya kami bisa kayuh sepeda dengan kecepatan tinggi, tapi apa daya, otot betis dan otot paha kami sudah tidak bisa diajak high speed, ditambah maaf "bokong" yang terasa panas dan lecet karena terlalu lama duduk diatas sadel memaksa kami untuk berjalan pelan diselingi beberapa kali istirahat kecil sekedar melemaskan otot dan minum air mineral.
Jam 18:15 kami tiba disebuah daerah kalau tidak salah nama daerahnya Kesugihan, kami berhenti untuk melaksanakan shalat maghrib, lalu nongkrong sebentar disebuah toko disamping masjid.
Saat itu keadaan sedang mati lampu, Ngobrol ngobrol sama orang disekitar toko, katanya kalo pake motor, perjalanan ke pantai ayah kurang lebih 30 menit, kami mulai senang gan, dengan estimasi motor = 30 menit, kalo sepeda dengan kondisi yang mulai capek paling 30x4=120 menit alias 2 jam.
Oke cabut, semangat mulai tumbuh kembali, karena ingin rasanya segera sampai ke penginapan untuk mengistirahatkan tubuh yang terasa sangat lelah ini.
Jalanan sangat gelap gan, karena mati lampu, menurut orang orang ditoko tadi ada kabel listrik yang putus karena tertimpa pohon yang roboh akibat terpaan angin yang cukup kencang tadi sore, sumber penerangan saat itu hanya lampu sepeda yang menempel di masing masing sepeda kami, kendaraan lain pun sangat jarang kami temui di jalanan, baik itu motor ataupun mobil, jalanan sangat sepi sekali, di kiri-kanan jalan hanya hamparan sawah yang sangat luas, sesekali diselingi kompleks pemakaman yang luas, aroma harum bunga kamboja dan suara binatang malam mengiringi perjalanan kami, suasananya rada rada horor gan hehehehe, wajar saja, kami bertiga yang terbiasa denga hingar bingar kota, kini harus menempuh perjalanan yang sangat sunyi dan gelap.

90 menit berlalu sejak kami istirahat terakhir tadi, tapi belum kami lihat tanda tanda akan segera tiba di pantai Ayah. jalanan sudah mulai terang dan tidak terlalu sepi dan yang pasti suasana sudah tidak angker lagi, kiri kanan banyak kami temui pemukiman warga, jarum jam saat itu menuinjukan pikul 20:05, kami beristirahat disebuah toko sambil mengisi ulang perbekalan air mineral kami.
Pemilik toko dengan keramahannya mengajak kami berbincang hanya saja dia hanya bisa berbicara bahasa daerah setempat ( bahsa jawa banyumasan ) ane yang kebetulan orangtua berasal dari daerah JATENG bisa menangkap apa yang dia sampaikan walau rada rada sedikit bingung, sedangkan Adul n Ilham nampak kebingungan, kepala mereka hanya manggut manggut seolah olah paham apa yang saya dan pemilik toko perbincangkan, padahal saya yakin seyakin yakinnya bahwa mereka tidak ngerti hehehehehe.
Untuk yang kesekian kalinya orang yang ngobrol dengan kami menganggap kami "gila" padahal seperti apa yang ane kemukanan di awal, petualangan kami belumlah seberapa bila dibandingkan dengan para senior bike touring lainnya.
Ane sempat kaget, ketika si pemilik toko berkata bahwa di pantai Ayah tidak ada penginapan, dia menyarankan kami untuk pergi ke goa Jatijajar, goa yang terkenal akan keindahannya, letaknya sekitar 20km arah utara pantai Ayah.
Masa sih di tempat wisata ga ada penginapan, gumam ane dalam hati.

Singkat cerita kami lanjutkan perjalanan, dengan rasa frustasi yang sudah menyelimuti diri kami karena sudah kelelahan, medan yang kami lalui sama dengan sebelumnya, jalanan datar yang lurus memanjang puluhan kilometer membuat perjalanan menjadi sedikit terasa membosankan,
Satu jam berlalu, akhirnya aroma laut mulai kami rasakan, saat dipersimpangan, kami sempat bertanya pada pengendara sepeda motor, lagi lagi dia bilang bahwa di pantai Ayah tidak ada penginapan, dia pun menyarankan pada kami untuk mencari penginapan di goa Jatijajar, saran yang sama dengan pemilik toko tadi.
Dengan kebaikan hatinya, pengendara motor tersebut bersedia mengantarkan ( mengawal ) ke pantai Ayah, 15 menit berlalu kami masuk ke kawasan pantai Ayah, dan si pengendara motor yang baik hati pamit pada kami untuk melanjutkan perjalanannya, terimakasih Mas, semoga Alloh SWT. membalas kebaikan anda.
Suasana sangat ramai disini, nampak puluhan orang berdiri diatas jembatan untuk memancing ikan, jembatan inilah yang menjadi perbatasan antara Kabupaten Cilacap dengan Kabupaten Kebumen.
Kondisi kami sudah sangat lelah, stamina yang tersisa tinggal 5 persen lagi, kami sempat berpikir untuk bermalam di masjid, karena perjalanan menuju goa Jatijajar masih membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan laggi.
Tapi karena kami ingin beristirahat yang berkualitas ditempat yang nyaman, walau lelah, terpaksa kami lanjutkan perjalanan menuju Goa Jatijajar, sambil berjalan ane usulkan untuk mengisi perut terlebih dahulu, karena hari semakin malam, ane khawatir di penginapan tidak ada yang jual makanan, saat kami sedang mencari penjual makanan, kami mendengar teriakan dari dalam toko yang menjual pulsa ( counter HP ) seorang ibu muda dan seorang pria berusia 40 tahunan dengan perawakannya yang tegap mirip seorang tentara menghampiri kami.
Dia memberi tahu pada kami bahwa di pantai Ayah ada sebuah wisma milik Perhutani yang bisa kami sewa untuk bermalam, Subhanalah baik sekali orang itu, setelah berterimakasih, kami lanjutkan perjalanan menuju Wisma tersebut.
jalanan sangat gelap, karena sama sekali tidak ada lampu penerangan jalan ditambah dengan pepohonan besar dipinggir jalan yang membuat suasana menjadi terasa mencekam.
Setelah 5 menit kami berjalan, tiba tiba ada sepeda motor yang mendekati kami, sempat berfikiran negativ pada orang tersebut, dalam hati ane berkata " wah jangan jangan dia seorang preman atau begal yang sedang marak diberitakan di media masa " kami pun semakin waspada terhadap orang tersebut, dan ternyata dia adalah seseorang yang menyimak perbincangan kami di counter HP tadi, lalu dia berkata " ayo bos ikutin saya, nanti saya anterin sampai wisma "
Alhamdulillah, ternyata kami sudah salah sangka terhadap orang tersebut yang ternyata mempinyai niat baik terhadap kami.
beberapa menit berlalu, tibalah kami di wisma Perhutani yang kami tuju, wisma tersebut nampak sepi, dan pintu pagarnya pun sudah digembok, lalu orang yang mengantarkan kami menelpon si penjaga wisma yang bernama ibu Saripah, tak lama berselang datang ibu Saripah, kemudian orang yang memandu perjalanan kami ke wisma ikut pamit untuk pulang, tak lupa kami mengucapkan terimakasih akan kebaikan beliau sambil memberikan beberapa lembar rupiah sebagai rasa terimakasih kami, walaupun sempat ditolak setelah kami paksa akhirnya dia menerima juga.

Kami diajak masuk oleh ibu Saripah, dipersilahkan melihat lihat kondisi kamar, ruangan kami asa sangat nyaman sekali gan, setelah tanya harga, ternyata cukup mahal, untuk kamar yang besar tarifnya 500.000 sedangkan kamar yang lebih kecil tarifnya 350.000 rupiah itupun seharusnya satu kamar maksimal untuk dua orang saja.
Kami nego dulu dengannya, tapi dia tetep teguh pendirian ga mau nurunin harga.
akhirnya ane mengeluarkan jurus andalan SSI, dengan wajah yang sangat memelas diselingi rayuan dan doa agar semoga kalo Ibu Saripah mau menolong kami ane doakan Ibu Saripah panjang umur, murah rejeki, diberikan kebahagiaan serta kesehatan, juga Ibu Saripah bisa segera menunaikan ibadah haji, dan apa yang terjadi sodara sodara..... ternyata ibu Saripah luluh juga hatinya, dan memberikan harga yang sangat jauh lebih murah dari yang ia tawarkan tadi, Alhamdullilah,,,,, rejeki anak soleh lagi nih.

Sepeda kami masukan kedalam garasi, lalu kami melepas pannier ( tas sepeda ) untuk dibawa kedalam kamar, sebelum beristirahat kami sempatkan untuk makan terlebih dahulu, masuk ke lokasi pantai Ayah ( nama lainnya Pantai Logending ) ternyata tidak ada yang menjual nasi gan,hanya ada yang jual mie ayam, mau tidak mau, untuk kedua kalinya di hari ini kamipun makan mie ayam lagi.
Cerita dengan pemilik warung, katanya di pantai ini tidak ada penginapan karena sekitar lokasi ini tanah nya milik perhutani gan, jadi hanya perhutani lah yang punya wewenang untuk mendirikan pemukiman, si pemilik warung pun berkata kalo misalkan di wisma perhutani penuh
bisa memanfaatkan ( numpang tidur ) di posko TNI AL yang letaknya disebelah masjid di pantai Ayah, tidak dikenakan tarif katanya, tergantung keikhlasan dan pengertian kita terhadap para Tentara yang sedang piket di posko tersebut.

CERITA BERSAMBUNG KEBAWAH YA GAN
Diubah oleh zigitperzib 20-04-2015 22:02
0
15.1K
140
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.