Film yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, Christine Hakim, dan Slamet Rahardjo ini mengambil latar di Gunung Bromo. Daya (Dian Sastro). Daya yang selalu merindukan kehadiran sang ayah (Slamet Rahardjo) selalu menelungkupkan diri ke atas tanah pasir, seolah pasir berbisik kepadanya. Istilah pasir berbisik diberikan karena saat diterpa angin pasir mengeluarkan bunyi tak beraturan seolah sedang berbisik. Pasir berbisik inilah yang akhirnya menjadi ilham bagi film yang berlokasi di lautan pasir Kawah Bromo ini.

Film ini diadaptasi dari kisah nyata anak Papua bernama Janias yang berjuang keras untuk mendapatkan pendidikan. Denias (Albert Fakdawer) berangkat dari desanya dengan bermodalkan peta Indonesia yang dibuatnya bersama Maleo (Ari Sihasale) menuju Kota Jayapura dengan berjalan kaki. Dalam perjalanannya, film ini berlatarkan keindahan alam Papua yang begitu eksotis dan mengagumkan. Terdapat satu adegan yang dianggap paling menarik dari film ini yaitu saat kamera menyorot keindahan Puncak Cartez yang berselimutkan salju berwarna putih.

Siapa yang tidak tahu dengan Laskar Pelangi? Sebagian besar kita pasti tahu dengan film yang dibuat oleh Riri Riza ini. Perjuangan meraih cita-cita oleh sepuluh anak miskin dan Ibu Muslimah di bawah atap sebuah sekolah reyot berhasil merebut hati banyak orang. Ditambah lagi dengan hiasan alam Belitung yang begitu indah. Adegan para laskar pelangi yang berlari di antara bebatuan granit besar di Pantai Tanjung Kelayang sangat mempesona.

Film King mengisahkan anak desa bernama Guntur yang berjuang keras untuk meraih cita-citanya sebagai pemain badminton dunia. Sepanjang film berlangsung, kamu bisa menyaksikan keindahan Kawah Ijen yang dipenuhi belerang, penambangan belerang tradisional, dan eksotisnya rusa-rusa di Taman Nasional Baluran. Pengambilan gambar yang dilakukan dengan helicopter membuat film ini dipenuhi oleh pemandangan indah dengan view hamparan pegunungan yang membentang luas.

Film 5 CM berhasil merebut hati banyak orang dan mendorong mereka untuk mendaki gunung. Dengan berlatarkan Gunung Semeru, film ini menampilkan keindahan Ranu Kumbolo (salah satu danau yang ada di Gunung Semeru), padang rumput, dan Puncak Mahameru saat pengibaran Sang Saka Merah Putih. Film yang dibintangi oleh Herjunot Ali, Fedi Nuril, dan Raline Shah ini berhasil menarik banyak pendaki untuk mengunjungi Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

Film Pendekar Tongkat Emas besutan Mira Lesmana menuai banyak pujian oleh karena keindahan alam Sumba Timur yang mendukung film tersebut. Sambil menyaksikan atraksi silat dari para pendekar Nicholas, Reza, Tara, Eva, dan Christine, film ini akan memanjakan mata kita dengan menampilkan keindahan padang savanna dan pantainya yang masih alami dengan tebing-tebing karst.

Film Hollywood yang dibintangi oleh Ario Bayu, Rio Dewanto, Atiqah Hasiholan, Kellan Lutz, dan Mickey Rourke ini mengambil lokasi di Candi Borobudur. Latar Borobudur dapat kamu lihat saat adegan klimaks dimana Hashim (Ario Bayu) dan Jake (Kellan Lutz) mengejar Malik (Mickey Rourke) hingga ke puncak candi yang dipenuhi stupa induk. Meski tidak berlangsung lama, keindahan suasana malam di puncak Candi Borobudur cukup terwakili. Sang sutradara, Conor Allyn mengaku memiliki kesan mendalam terhadap salah satu keajaiban dunia ini.

Dan yang terakhir film ini, Semenjak beredarnya film Eat, Pray, and Love yang dibintangi Julia Roberts, diakui terjadi peningkatan kunjungan wisatawan di Bali terutama Ubud. Di Ubud, Liz (Julia Roberts) memulai petualangannya dengan bantuan Wayan dan Ketut. Di Ubud juga, akhirnya Liz menemukan kehidupan cintanya. Dengan dikelilingi pemandangan Ubud nan hijau dan warga lokal, Liz belajar menemukan keseimbangan hidup.