asrulsaniAvatar border
TS
asrulsani
Kuliner Khas Betawi yang akan (telah) Punah
Bagi generasi 90 an yang lahir dan tinggal di jakarta, mungkin gak akan pernah lagi melihat apalagi merasakan Kuliner Khas Betawi yang sudah punah, sedangkan yang lahir antara 1970 an sampai 1980an pastinya pernah tahu Kuliner Khas Betawi asli ini, Saya sendiri lahir dan besar di daerah Karet Kuningan yang dahulu merupakan perkampungan Betawi, kini menjadi daerah Kuningan yang jadi pusat bisnis, perkantoran, dan kedutaan di Kuningan, Jakarta Selatan. Sebagian dari orang Betawi digusur dan pindah ke Mampang, Pondok Rangon, Depok dan Cinere.

Saya perhatikan ada 3 kuliner Khas Betawi yang hampir / sudah punah,

Pertama Kuliner Gabus Pucung dan Gabus Pecak.

Dahulu di Jakarta masih banyak Sungai, sawah, dan rawa. Sebagian besar sumber makanan, termasuk gabus, diambil dari sana. Istilah tinggal mancing,nyerok, dan ngerogoh sangat sering dibilang oleh orang Betawi yang artinya begitu mudahnya memperoleh ikan di sungai.

Saking akrabnya dengan ikan liar itu, orang Betawi membedakan nama gabus berdasarkan ukurannya. Gabus ukuran sejari tangan disebut anak boncel, besaran sedikit disebut boncelan, gabus dengan panjang 20-an sentimeter disebut kocolan, lebih besar dari itu disebut gabus.

Menu Gabus Pucung itu adalah Ikan Gabus digoreng lalu di guyur dengan bumbu racikan khas Betawi yang telah dimasak, ditambahkan irisan bawang daun dan bawang goreng, Jadilah gabus pucung yang citarasanya berat.

Sedang kan Gabus Pecak itu pertama Bumbunya terdiri dari Cabai merah, Bawang merah, Jahe, Laos, dan temu kunci, semua diulek kasar jadi satu. Bumbu itu diseduh dengan air panas, diberi garam dan gula, serta air jeruk limau, lalu diguyurkan bumbu ke gabus dan tawes goreng. Jadilah pecak yang rasanya segar. Lantas semua dimakan sama nasi yang masih hangat ditambah irisan Jengkol.

Tapi Pembangunan Jakarta telah merubah semuanya, kini hampir tidak ada lagi Sawah dan rawa, tetapi hutan beton—tempat beragam manusia tinggal. Pusat-pusat bisnis, apartemen, permukiman mewah, mal, ataupun jalan tol boleh jadi berdiri di atas bekas rawa atau sawah milik sejumlah orang Betawi.
Orang Betawi makin ke pinggir Jakarta, makanannya pun ikut minggir. Menu gabus pucung dan gabus pecak, sudah sangat sulit ditemukan bahkan di wilayah Betawi pinggir yang menjadi ”habitat” menu tersebut. Mengapa? Sebab, sawah dan rawa yang menjadi habitat gabus telah berubah jadi perumahan mewah, pabrik, atau mal. Sementara itu, sungai yang dulu berair coklat kini jadi comberan.

Kedua Semur kerbau andil.

Menu yang jadi hidangan andalan saat Lebaran itu lenyap seiring dengan lenyapnya tradisi patungan atau andilan membeli kerbau untuk disembelih satu-dua hari menjelang Lebaran. Daging kerbau itu dibagi rata sesuai uang andil yang disetorkan. Biasanya uang andil itu dicicil enam bulan. Sekarang tradisi udah enggak ada lagi. Orang Betawinya udah pada enggak ada, tercerai berai ke beberapa daerah.
Karena dengan banyaknya supermarket yang menjual daging sapi olahan yang harganya terjangkau, orang Betawi sekarang lebih pilih beli disana.

dan Ketiga Menu Betawi lain yang tampaknya benar-benar lenyap dalam daftar menu Betawi adalah sayur bebanci.

Menu itu mirip ini mirip lontong sayur, tetapi tanpa lontong ataupun ketupat. Isi sayur ini adalah terubuk, kentang, soun, petai, dan ebi. Terubuk atau telur tebu sejenis sayur-sayuran mirip tebu yang sudah langka.

Saya pun coba iseng cari lokasi rumah makan di situs kuliner Qraved yang punya data lengkap Kuliner di Jakarta, tapi kebanyakan lokasinya untuk kelas menengah ke atas. Tapi saya malah ketemu lokasinya di daerah Karang tengah, didapat dari website LapakMakan.com dengan menggunakan kata kunci Gabus Pucung di kotak pencariannya.

Setelah tahu lokasinya saya pun mampir ke sana buat cobain lagi rasanya Gabus Pucung sama Gabus Pecak, Sewaktu saya tanya di rumah makan itu dari mana dapat ikan gabus dan ikan sungai, pemilik warung, mengaku tidak tahu sampai kapan bisa menyediakan menu gabus dan ikan sungai lain. Pasalnya, dari tahun ke tahun pasokan ikan gabus dan tawes semakin seret. ”Tukang gabus langganan kita paling hanya setor 5 kilogram. Dulu bisa puluhan kilogram,” katanya.

Rasanya tinggal menunggu waktu saja untuk bilang Selamat Tinggal Kuliner Khas Betawi..emoticon-Cape d... (S)
Diubah oleh asrulsani 17-03-2015 06:33
tata604
tata604 memberi reputasi
1
4.8K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Selera Nusantara (Indonesian Food)
Selera Nusantara (Indonesian Food)
icon
9KThread6.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.