- Beranda
- The Lounge
Satu kalimat terbaik untuk tawa di masa depan
...


TS
bayuarea
Satu kalimat terbaik untuk tawa di masa depan
Quote:



Thread ini ane buat untuk mengingatkan ane kembali tentang ucapan ibunda ane, entah kenapa dulu pas ane beranjak remaja ibu ane selalu mengingatkan hal ini. Ibu ane seringkali menasehati ane seperti ini,
" selalu ambil waktu sebelum berbicara, jangan sampai menyakiti perasaan teman kamu. Jangan pernah sekalipun berbicara kasar.."
Ane sih dulu gak terlalu menghiraukan tapi ternyata baru terasa ketika SMA dan sampai sekarang. Ane selalu lebih banyak diam, diam karena mempertimbangkan setiap ucapan yang akan ane ucapkan kepada orang lain.
Jujur aja gan Ane gak bisa berkata kasar kepada orang lain ataupun Mengutuknya dengan sebutan binatang - binatang atau alat reproduksi manusia yang seperti dilakukan orang lain disaat mereka sedang kesal. Itu hal yang hampir tidak pernah ane bisa lakukan, ane beberapa kali pernah melakukannya dan lidah ane seharian gak enak.
Pertimbangan Nurani dan akal ane selalu mengarahkan ane ke nasihat ibunda dan menjadikannya template pola pikir ane sampai saat ini.
Nah dibawah ini adalah sedikit pandangan dan pemaparan ane terhadap pentingnya hal tersebut. Cekidot gan...
Quote:

Quote:

Seringkali hal yang kita ungkapkan sebagai sebuah ekspresi, ucapan, saran ataupun rekomendasi kepada lawan bicara kita menjadi acuan pula bagi penilaian seseorang terhadap gambaran diri kita secara keseluruhan.
Hal yang dalam pandangan kita terasa sangat benar akan menjadi sebuah kesalahan dan kosong apabila tercermin dalam sebuah ucapan atau pernyataan yang bahkan jauh dari yang dikuasai dan belum pernah kita alami sebelumnya.
Sekalipun kita mengucapkannya dengan sangat baik, sangat lembut dan tidak menentang fakta dan rasionalitas pada umumnya. Namun tanpa pemaknaan atau pengalaman yang sesungguhnya. Semuanya hanya akan bemuara dalam sebuah kekosongan.
Bahkan parahnya adalah ketika hal yang terucap justru memiliki arti berkebalikan dari hal yang sebenarnya terjadi, berkebalikan dari hal yang kita lakukan. Bukankah kita sering mengistilahkan hal tersebut sebagai suatu kemunafikan. Itu adalah momok penghancur dari sebuah penilaian akan Citra pribadi seseorang dimata orang lain. Dan itu adalah kunci dari segala penolakan terhadap argumen, wacana, pandangan dan saran yang akan kita berikan.
Ada orang tua yang sibuk mengomeli anaknya, menasehati anaknya dengan sangat keras , lalu memukulnya. Dan bertanya kebingungan mengapa anaknya begitu nakal layaknya berandalan disekolah dan juga sangat senang mem-Bully teman - temannya. Tak sadarkah bahwa anak itu hanya menangkap gambaran nasihat kosong dari orang tuanya dan sebatas merefleksikan kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya kepada dirinya.
Bagaimana pandangan dan pemaparan seorang dosen akan seringkali terlihat lebih tepat ketimbang sebuah argumen mahasiswanya. Bukan dalam arti setiap pernyataannya selalu benar, tapi cenderung akan terlihat benar . Itu terjadi karena ucapan dan pengalaman yang saling beriringan. Tidak seperti pandangan mahasiswanya yang terlihat prematur, seakan tergesa - gesa walau syarat teori namun minim pengalaman.
Quote:

Pernahkah anda mengalami sebuah percakapan atau interaksi yang didalamnya anda sangat yakin dengan pernyataan atau argumen anda. Pertanyaan yang muncul adalah kenapa anda yakin, apa karena anda mengetahuinya? Menguasainya? Mengalaminya?.
Atau mungkin ketiganya, ya benar Ketiga pertanyaan itulah yang membuat bobot pernyataan kita menjadi lebih diperhitungkan dan berkualitas. Membuat komunikasi yang kita lakukan lebih efektif dan kuat.
Saat kita berbicara melalui suara yang bergetar dari dalam pita suara lalu mengarahkan irama dan intonasi melalui gerakan bibir, mulut serta lidah kita. Menerjemahkan ekspresi verbal yang terkonsep dengan baik didalam benak kita. Kita acap kali melupakan hal yang paling penting. Yaitu getaran unsur etika, nurani dan hati kita.
Saya pernah membaca di salah satu artikel yang bercerita tentang pengalaman seseorang yang sangat sederhana namun ternyata syarat pembelajaran. Tentang kisahnya di masa Sekolah dasar di Amerika serikat, saat itu usianya 10 tahun.
Saat disekolah ia tidak menyangka akan menerima pesan yang sangat berharga dari sebuah proses belajar di dalam kelas. Pada suatu hari Gurunya meminta dia dan murid yang lain membawa sebuah pasta gigi dari rumah. Beberapa murid mungkin berpikir bahwa akan ada praktek tentang kebersihan diri atau yang semacamnya. Namun ternyata tebakan mereka salah besar.
Saat di sekolah Sang Guru malah meminta semua murid tadi menumpahkan isi pasta gigi tersebut kedalam sebuah wadah yang berwarna warni ada hijau,biru, merah, kuning dan berbagai warna lainnya. Tanpa menelaah lebih lanjut maksud si Guru, Dengan mudah semua murid dapat melakukannya, mereka menguras habis isi pasta giginya masing - masing hingga kemasan yang terbuat dari campuran aluminium dan plastik tersebut tidak berbentuk dan isi didalamnya tidak tersisa lagi.
Setelah mereka semua selesai menumpahkan semua isi pasta gigi tersebut, dengan mengejutkan sang guru meminta semua muridnya untuk memasukan kembali semua isi pasta gigi yang telah dikuras tadi kedalam tempatnya semula. Serentak semua murid berkata,
"Hah, apa Pak.Guru bercanda? bagaimana caranya ?".
Ada siswa yang yang tetap mencobanya dengan gigih namun tetap saja gagal. Sang guru dengan sedikit tertawa berkata
" Bagaimana? Apa ada yang berhasil? Apakah sulit? ".
Muridnya menjawab,
" bukan sulit Pak, tapi ini tidak mungkin. Tidak mungkin kami memasukan kembali semua isi pasta gigi yang telah kami kuras habis. Tempatnya saja sudah pipih, tidak berbentuk, lagipula lubangnya kecil sekali".
Pak guru tersebut terdiam dan tersenyum lalu berkata.
" hmm ...bapak tidak meminta kalian untuk mengeluarkan semua isinya kan? Itu artinya sedikitpun tidak masalah. Jika sudah habis terkuras seperti itu lalu bagaimana cara kita untuk memasukannya kembali ? Sulit sekali bukan? "
Lalu pak.Guru mulai menjelaskan maksudnya
" baik..sekarang coba kalian analogikan pasta gigi itu seperti ucapan kalian, lalu wadah yang berawarna - warni itu adalah gambaran hati dari seseorang yang menjadi lawan bicara kalian. "
" lihat apa yang sudah kalian lakukan terhadap wadah yang ceria itu. Kalian merusak kecerian warnanya. Tanpa sedikitpun berpikir bahwa kalian tidak seharusnya mengeluarkan seluruh isi pasta gigi tersebut. Itu seperti ucapan kita yang terkadang tanpa pertimbangan akal dan nurani kita terucap dan tersampaikan kepada orang lain. Kita melupakan warna wadah yang cerah itu. Kita melupakan bagaimana respon perasaan dan hati orang tersebut terhadap berbagai hal yang kita sampaikan. Kita tidak lagi menakar dan merasakan apa yang menjadi beban kekhwatiran nurani dan perasaan kita terhadap apa yang kita ucapkan. Kita hanya berbicara melalui ekspresi keegoisan dan ketidak bijakan yang terukir dalam setiap tutur kata kita. Parahnya kita terkadang berucap layaknya sebuah Perusahaan kapitalis. Yang terus mengutamakan kuantitas dan keuntungan, tanpa menghiraukan kualitas dan kesejahteraan para pekerjanya. Terus berbicara kosong tanpa menimbang baik dan buruknya. Seperti jumlah CO2 di udara perkotaan, terlalu pekat dan beracun. Terus bertambah sampai manusia sadar bahwa mereka sangat merindukan O2 dan pepohonan. Apa kalimat kita yang akan merubah Bumi menjadi planet tergelap dan tersuram di Galaksi."
Para murid hanya mengangguk kebingungan, wajar saja mungkin dalam usia 10 tahun mereka tidak akan berpikir sedalam itu. Namun siapa sangka suatu hati nanti hal tersebut menjadi sebuah pembelajaran tiada tara. Seperti si penulis artikel itu yang menuangkan kisahnya kembali.
Seperti sepenggal kisah tentang pasta gigi tadi,Kita menguras habis isi pasta gigi tersebut hanya karena terasa benar dan menyenangkan namun tidak pernah berpikir bahwa pasta gigi tadi dapat mengotori wadah. Parahnya kita tidak bisa memasukannya kembali kedalam tempatnya.
Quote:

Manusia lahir sebagai mahluk paling sempurna yang Tuhan ciptakan, Kita adalah spesies yang terkuat bertahan hidup di bumi. Setiap jengkal anatomi tubuh kita adalah perwujudan dari sebuah sistem pertahanan hidup yang sempurna, namun siapa sangka hati kita begitu sensitif dan lemah. Bahkan beberapa susunan huruf yang berdiri beriringan menjadi kata dan kalimat, dapat membunuh seseorang dengan cepat ketimbang sebuah peluru yang melesat menembus kepala manusia. Beberapa centimeter huruf yang berbaris indah bersimponi dengan luapan emosi mampu menghancurkan hati dan perasaan manusia.
Pertimbangan, akal dan sensitifitas nurani kita adalah anugrah tebesar yang kita miliki. Adakah kita pernah berpikir untuk menggunakannya dengan baik, mengkolaborasikan hal tersebut menjadi satu kesatuan yang membuat segala ucapan kita lebih berarti dan jauh dari penyesalan. Akal dan nurani kita haruslah berdiri sama tinggi. Berbicara dan berkomunikasi kepada orang lain bukan seperti memecahkan persoalan eksak yang jawabannya tunggal dan pasti.
Perasaan manusia layaknya sebuah karya seni, seperti sebuah lukisan. Setiap jengkal keindahan warna yang dihasilkan dari corak guratan kuas diatas kanvas memiliki pesan dan maksud tersendiri yang merupakan hasil ekspresi si pelukis. Sekalipun kita coba menafsirkan maksud dari sebuah gambar yang terlihat di atas sebuah kanvas, makna dan pesan sesungguhnya dari sebuah lukisan adalah Sepenuhnya hanya si pelukis dan Tuhan yang tahu. Ekspresi yang tervisualisasi dari corak diatas media kanvas yang kita tafsirkan hanya sejengkal dari dalamnya laut di tengah samudra.
Akankah akhir dunia ini berakhir dengan versi meteor besar yang menabrak bumi, atau Perang besar senjata pemusnah masal, Bencana besar yang terjadi diseluruh dunia atau Perang yang melibatkan Dualisme arah pandangan tatanan dunia baru.
Ataukah dunia akan hancur oleh sebuah kalimat dan keburukan yang terucap oleh manusia disetiap hari sepanjang usianya. Hancur oleh kebencian dan kekosongan pemaknaan dari sebuah kehidupan dan ucapan tanpa pemaknaan. Lengang dari kualitas pemahaman sebuah perkataan yang seharusnya menjadi harapan dan kasih sayang kepada orang lain.
Belum terlambat untuk memahami semuanya, waktu adalah satu- satunya hal yang tidak akan pernah kita miliki. Namun selama nafas kita masih menghirup udara yang sama di muka bumi. Mari kita mulai untuk menggaris bawahi nurani dan hati kita untuk senantiasa mengoreksi segala ekpresi dan rangkaian kalimat yang akan kita sampaikan kepada orang lain. Jadikan satu orang yang berarti dalam hidupmu bahagia karena satu kalimat yang kamu ucapkan setiap harinya.
Apapun yang kita ucapkan hari ini adalah proyeksi kehidupan kita di masa yang akan datang. Jadikan itu selalu baik dan bermakna untuk semua orang yang kita temui di dalam timeline kehidupan kita.
Jadikan kalimat diakhir paragraf buku kisah kehidupan kita adalah sebuah cinta, harapan, tawa dan kebahagiaan semua orang.
Diam penuh pertimbangan, lenyapkan kekosongan.
Satu kalimat terbaik untuk setiap tawa di masa depan.
Quote:

Created By :
Bayu rahmansyah

Quote:
Segala konten diatas adalah hasil perpaduan dari :
1. rangkuman pengalaman pribadi ane
2. Nasihat ibu ane, dan
3. kisah pasta gigi yang ane baca di tumblr. (Ane terjemahkan dan sedikit perbaiki agar lebih sesuai)
Sekian dan mohon maaf bila ada kalimat atau pernyataan yang tidak kontekstual atau melenceng dari fakta. Itu bukti keterbatasan referensi dan pemahaman ane sebagai manusia. Mohon dimaafkan
Terima kasih sudah mau mampir gan

Ane gak terlalu mengharapkan:



Terima kasih bila agan berkenan memberikan rate:



Cukup dengan agan semua bisa dapet sesuatu dari tulisan ini, Ane sudah sangat bersyukur 



0
3.3K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

The Lounge
925.6KThread•92.3KAnggota
Urutkan
Terlama


Komentar yang asik ya