Joko.Wi
TS
Joko.Wi
[Tegas & Nasionalis] Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk Singapura?
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk Singapura?



Menteri perhubungan Ignasius Jonan sidak di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 5 November 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Pangkalan Bun—Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan pengawasan izin rute kerap dianggap remeh. Ia mengambil contoh kasus AirAsia QZ8501 yang dibekukakan sementara. “Izin terbang periode Winter yang dikeluarkan resmi dari Dirjen Perhubungan Udara justru dilanggar,” ujarnya sesudah meninjau posko pencari AirAsia QZ8501 di Pangkalan Bun, Rabu, 7 Januari 2015

Dirjen Perhubungan Udara hanya memberi izin terbang AirAsia rute Surabaya-Singapura pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu. Namun, AirAsia QZ 8501 justru terbang pada Senin, Rabu, Juma’t, dan Ahad. Hanya Hari Senin yang sama. Masalah ini terungkap setelah AirAsia QZ8501 mengalami kecelakaan di perairan Selat Karimata pada Ahad, 28 Desember 2014.

Beberapa waktu lalu, Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) menyatakan AirAsia mendapatkan izin rute pada Hari Senin, Rabu, Juma’t, dan Ahad.

Namun, menurut Jonan, seharusnya AirAsia tunduk pada regulasi negara keberangkatan, bukan negara tujuan saja. "Airline-nya harus mengurus ke Singapura dan Kementerian Perhubungan Indonesia. Di sana mungkin sudah dapat izin, di saya mengizinkan terbang pada hari itu. Kenapa saya harus tunduk pada Singapura?" kata dia.

Sebelumnya, Jonan juga mengatakan Kementerian Perhubungan akan mengumumkan hasil investigasi izin rute AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura paling lambat, Juma’t, 9 Januari nanti. Tim investigasi, kata dia, akan membeberkan semua pihak yang bertanggung jawab atas izin rute pesawat yang jatuh di perairan Selat Karimata tersebut. "Kami akan konsisten,” ujarnya di kantornya, 6 Januari 2015.

Kementerian juga akan memperketat peraturan angkutan udara yang dianggapnya penuh distorsi akibat pertumbuhannya yang pesat, sekitar 20 persen per tahun dalam 10 tahun terakhir. ”Tidak boleh lagi ada kelonggaran. Lebih baik tidak berangkat, daripada tidak pernah tiba,” ujar bekas Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia itu.

http://www.tempo.co/read/news/2015/0...nduk-Singapura

Ketegasan (Pak Jonan) harus kita apreasiasi. Kita (hidup) berdampingan dengan bangsa dan negara lain, tapi (itu) bukan berarti membuat kita (merasa) inferior. (Negara) kita punya aturan, dan itu harus dijalankan. Kita (semua) patuh pada aturan (dan hukum) yang berlaku (di negara kita), itu poin pentingnya.

Silakan saja (jika ada orang yang mau "tunduk" dengan hukum negara lain)..., misalnya ada satu atau dua orang (kader/simpatisan Partai KS) mau "patuh" dengan hukum negara Mesir atau Suriah, ndak masalah (bagi kita), biasa biasa aja..., ndak ada yang istimewa. Itu hak mereka.
0
23.9K
333
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.