Asumsi Politik by me + sumber

1. Apakah sebenarnya tujuan KMP, apakah mereka semua terbutakan oleh namanya kekuasaan? Kenapa para kader partai yang berada di DPR lebih memilih aman (dalam partai) dibandingkan melihat sisi lain pada pandangan masyarakat.

2. Padahal dari ketua ataupun kader yang di calonkan sebenar nya tidak kompeten. Contoh :
-a. Ketua DPR terpilih Setya
Novanto dengan kasus korupsinya ^ http://nasional.kompas.com/read/2014/10/02/17464751/ICW.Beberkan.Sejumlah.Kasus.Ketua.DPR.Setya.Novanto
-b. Wakil Ketua Fadli Zon yang suka menghina dan memprofokasi, contoh "tangkap Ketua KPU" ^ http://m.tempo.co/read/news/2014/08/12/078598888/Fadli-Zon-Juga-Ingin-Ketua-KPU-Ditangkap
-c. Dan Wakil Ketua DPR yang Lain
-d. Ketua MPR terpilih Zulkifli Hasan, sekaligus mantan mentri Kehutanan, apa pendidikan nya? Kenapa saat berdialog (kena semprot) tidak berkomunikasi dengan bahasa inggris (karena tidak bis ^a) http://m.youtube.com/watch?v=CaVMXqgJ35E

3. Pak Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat Presiden RI selama 2 periode kenapa sekarang memilih ke KMP, padahal di KMP adalah sarang masalah (Prabowo, Abu Rizal Bakrie, Partai Korupsi Sapi/ Partai soK Suci, ketua PAN)

4. Mengenai Pak SBY dengan Ibu Megawati, sebenarnya President terpilih kan Pak Jokowi kenapa harus Pak SBY menunggu untuk ketemi Ibu Megawati. Untuk pengambilan keputusan kan harus nya Pak Jokowi sebagai pimpinan Koalisi Indonesia Hebat.

5. Apakah anggota DPR terpilih dan MPR benar memihak Rakyat atau lebih memihak koalisi?

6. Apakah anggota DPR sebagai penyuara Perwakilan Rakyat tidak bisa mengikuti dan menentukan suara nya sendiri atau yang di wakilkan (rakyat)

7. Kenapa beberapa organisasi contoh FPI selalu mengatakan atas nama islam menyerang, tapi faktanya warga jakarta yg beragama islam di Jakarta YANG SAYA TANYA menjawab puas dengan Pak AHOK.

8. Organisasi Rasis dan Anarkis masih dibela oleh beberapa anggota DPR, Anggota DPR itu sebenarnya apakah punya mata?

Dari poin 1 - poin 8, ada rasa kecewa kepada KMP dan KIB.

Inilah yang saya lihat dan rasakan pada situasi politik di Indonesia, yang seperti mata pisau (lancip dan bisa merobek demokrasi)

Mohon maaf jika ada yang salah