AkuCintaNaneaAvatar border
TS
AkuCintaNanea
Jokowi ke Hashim: "Eloe Jangan Berfikir kayak Pedagang aja. Berfikirlah Negarawan!"
Soal Pernyataan Hashim "Ada Harga yang Harus Dibayar", Ini Tanggapan Jokowi
Kamis, 9 Oktober 2014 | 17:15 WIB


Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum PB Percasi, Hashim Djojohadikusumo saat membuka turnamen catur cepat antar penggali kubur tempat pemakaman umum (TPU) se-DKI Jakarta di Wisma Catur KONI DKI Jakarta, Jumat (2/11/2012). Sebanyak 40 TPU mengikuti turnamen ini.KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo menilai, pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo bukan pernyataan seorang negarawan. Dalam pernyataannya, Hashim menyebut ada harga yang harus dibayar oleh Jokowi karena meninggalkan jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta dan maju sebagai calon presiden. (Baca: Hashim Sebut Ada Harga yang Harus Dibayar Jokowi atas Pencapresannya)

"Harusnya berpikir kenegarawananlah. Jangan berpikir urusannya dagang saja. Kalau kamu transfer ke soal uang, ya repot," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Kamis (9/10/2014) sore.

Jokowi mengaku tidak habis pikir mengapa Hashim melontarkan pernyataan tersebut. Dia mengatakan, Hashim dan Prabowo Subianto memang berpengaruh terhadap kemenangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama pada Pilgub DKI Jakarta 2012. "Kalau membantu, iya membantu, tetapi kan ini jumlahnya saya ndak ngerti berapa," ujar dia.

Secara personal, Jokowi mengaku tidak ada masalah dengan Hashim. Terakhir bertemu, saat pelantikan DPR RI, beberapa waktu lalu, keduanya saling menyapa dan menanyakan kabar.

Hashim beri "warning" Jokowi

Sebelumnya, Hashim mengatakan, ada harga yang harus dibayar oleh presiden terpilih Joko Widodo atas langkahnya "meninggalkan Jakarta" dan mencalonkan diri dalam pilpres yang lalu. Hashim, dalam artikel yang ditayangkan The Wall Street Journal versi online, menganggap langkah Jokowi itu sebagai "personal betrayal".

"Ada harga yang harus dibayar," kata Hashim.

Ia menyatakan, Koalisi Merah Putih yang menguasai parlemen akan menjadi oposisi yang aktif dan konstruktif dalam mengawal pemerintahan Joko Widodo.

Ia mengatakan, Prabowo kini aktif terlibat dalam membangun dan memimpin koalisi di parlemen. Koalisi Merah Putih, lanjut Hashim, memiliki otoritas yang cukup untuk mengawasi pemerintahan Jokowi, termasuk penentuan sejumlah jabatan di pemerintahan dan lembaga, seperti kepala polri, panglima TNI, hakim agung, dan anggota Mahkamah Konstitusi.

"Prabowo dan para pemimpin partai koalisi akan memimpin sebuah oposisi yang aktif. Kami akan mampu mengontrol agenda legislatif," katanya.
http://indonesiasatu.kompas.com/read...campaign=Khlwp


Hashim: Jokowi Telah Membohongi Saya
Senin, 2 Juni 2014 | 18:45 WIB


INILAHCOM, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo membongkar rahasia hubungan yang pernah dilakukan dengan Calon Presiden (Capres) Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi.

Hashim yang juga saudara kandung dari Capres Prabowo Subianto itu mengungkapkan bahwa dirinya telah menjadi korban kebohongan dari Jokowi ketika kampanye Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) lalu.

"Saya sudah dibohongi oleh Jokowi, 1,5 tahun. Yang biayai dana kampanye Jokowi itu saya," ujarnya saat berada di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Menteng, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2014).

Bahkan Jokowi ketika itu kerap mendatangi Hashim dua kali sepekan dalam waktu tiga bulan. "Dia bilang tidak dapat dukungan biaya, saya keluarkan Rp52,5 miliar (untuk kampanye)," tambahnya.

Mendengar pengakuan Hashim itu, sontak kubu dari Jokowi yang ada di tempat itu merasa keberatan dan meneriakkan untuk menghentikan ucapan-ucapannya. Teriakan itupun dibalas oleh pendukung Prabowo untuk tetap terus meneruskan pengakuan Hashim.

Akibatnya, aula GKI yang dipenuhi ratusan orang itu menjadi gaduh. Saling meneriakkan dukungannya masing-masing. Diketahui, pada Pilkada lalu Jokowi bertarung dengan Fauzi Bowo untuk memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta. Padahal ketika itu dirinya masih menjabat sebagai Walikota Solo.
[url]http://web.inilah..com/read/detail/2105894/hashim-jokowi-telah-membohongi-saya#.VDcY0qhi5RI[/url]


Hashim Bongkar Soal Pendanaan Kampanye Jokowi
Senin, 2 Juni 2014 17:48 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo bereaksi ketika mantan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Luhut Panjaitan, mengkritik soal kakaknya yang juga merupakan Calon Presiden (Capres), Prabowo Subianto yang disebut temperamental.

Dalam acara "Diskusi Publik Gereda Mendengarkan Visi-Misi Capres," di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ), Jakarta Pusat, Senin (2/6/2014), Hashim mengingatkan bahwa dalam pemaparan visi-misi pasangan Prabowo - Hatta Rajasa, ia mengaku sama sekali tidak mengkritik lawan politiknya. Namun Luhut yang mewakili capres Joko Widodo (Jokowi), menyinggung soal pribadi Prabowo.

"Acara ini adalah acara visi-misi, bukan kritik karakter orang, bukan kritik partai lawan, saya tidak pernah kritik seseorang, kritik partai lawan, sekali sudah dibuka, saya akan bicara," katanya.

Ia menyebut Prabowo temperamental, namun Prabowo adalah seseorang yang cepat minta maaf. Ia sebagai adik laki-laki mantan Danjend Kopassus TNI AD itu mengaku sebagai seseorang yang sering dimarahi.
Dalam kesempatan itu ia juga menegaskan bahwa Prabowo tidak pernah dipecat, dan terbukti hingga kini Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra itu masih menerima pensiunnya.

"Yang ditemukan adalah harta Kopassus dan Kostrad bertambah, kalau dia tidak curi belasan tahun lalu, dia juga tidak akan curi pada Oktober mendatang," kata Hashim.

Hashim juga menyinggung insiden di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) kemarin, Minggu (1/5), saat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Sukarnoputri, yang tidak berdiri saat disambangi Prabowo. "Saya kira kita bisa lihat Prabowo datang ke ruangan, langsung ke ibu Mega, berikan hormat, ibu Mega terus duduk," katanya.

"Dan maaf ya, saya buka saja, saya sudah dibohongi Jokowi satu setengah tahun. Saya kenal Jokowi sejak 2008, yang biayai Jokowi kampanye (pilgub) itu saya, sembilan puluh persen. Saya habis lima puluh dua miliar rupiah," katanya.
http://www.tribunnews.com/pemilu-201...ampanye-jokowi


Jokowi Terbukti Menipu Hashim Sedikitnya 3 Kali
Selasa, 03 Juni 2014 | 13.44

GebrakNews - Hashim Djojohadikusumo Wakil Ketua Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra ternyata sering dikibulin Joko Widodo. Sedikitnya mantan walikota Solo itu sudah menipu Hashim, adik Prabowo Subianto sebanyak 3 (tiga) kali.

Pengakuan terkait penipuan oleh Jokowi itu disampaikan oleh Hashim sendiri. Ia merasa dirinya selalu dibohongi Joko Widodo (Jokowi) selama satu setengah tahun berjalan.

Hashim, adik capres Prabowo Subianto, mengatakan, tidak benar jika selama ini Jokowi mengaku tidak dapat dukungan biaya selama pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.

"Maaf ya, saya buka saja, saya sudah dibohongi Jokowi satu setengah tahun. Saya kenal Jokowi sejak 2008, yang biayai Jokowi kampanye (pilgub) itu saya, sembilan puluh persen. Saya habis Rp 52 miliar," kata Hashim dalam acara bertajuk "Diskusi Publik Gereja Mendengarkan Visi-Misi Capres" di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ), Senin (2/6), seperti ditulis Kompas.com.

Pernyataan tersebut tentu mengejutkan. Selama ini Hashim dikenal bukan merupakan sosok yang senang menyerang pribadi orang. Dan memang, pernyataan Hashim itu pun bukan tanpa pemicu. Sebelumnya, Hasim pernah mengaku telah dibohongi Jokowi saat dia menanyakan rencana Jokowi akan maju jadi capres.

Hashim pernah menanyakan langsung kepada Jokowi di kediaman resmi gubernur DKI Jakarta pada tanggal 7 Maret 2014 lalu, untuk memastikan kabar beredar bahwa Jokowi akan maju jadi capres dari PDIP. Ketika itu, Jokowi menjawab kabar tersebut tidak benar.

Ternyata, hanya seminggu berselang, tepatnya pada 14 Maret 2014, Jokowi tiba - tiba dicapreskan oleh PDIP dan telah menyatakan persetujuannya.

Penipuan oleh Jokowi terhadap Hashim yang paling awal terjadi pada saat Jokowi memohon kesediaan Partai Gerindra agar mengajukan dirinya sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta. Ketika itu, Jokowi sama sekali membantah ada pihak lain yang sebelumnya telah mendukung dirinya. Jokowi juga menipu Hashim, dan juga Prabowo Subanto, dengan mengatakan dirinya bukan siapa - siapa dan tidak pihak lain berada di balik Jokowi.
http://www.gebraknews.com/2014/06/jo...pu-hashim.html

--------------------------

Terus yang negarawan itu, siapa?
Emang negarawan kagak boleh dagang, tapi boleh bohong?



emoticon-Ngakak
0
4.1K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.