Sabtu, 06/09/2014 02:09 WIB
RUU Pilkada
PDIP: Sosok Jokowi, Risma, dan Emil Tak Muncul Bila Pilkada di DPRD
Danu Damarjati - detikNews
Jakarta - Panitia Kerja (Panja) RUU Pilkada menghasilkan polemik soal mekanisme Pilkada selanjutnya, diselenggarakan secara langsung seperti biasanya atau diselenggarakan tak langsung alias lewat DPRD. Kubu koalisi merah putih yang menang jumlah menghendaki Pilkada lewat DPRD.
Kubu Jokowi-JK menatap pesimis kualitas pemimpin daerah di masa mendatang jika benar Pilkada diselenggarakan lewat DPRD. Diprediksi, sosok sekaliber Gubernur DKI Joko Widodo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, atau juga sosok seperti Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) bakal tak muncul lagi.
"Pemimpin-pemimpin daerah seperti Jokowi, Risma, dan Kamil dari Bandung akan sulit kita temukan kembali," kata Wakil Ketua Fraksi PDIP di DPR, Eva Kusuma Sundari, saat dihubungi, Jumat (5/9/2014).
Prognosis ini didasarkan atas catatan kelam indeks korupsi yang marak dilakukan politisi, dari tingkat pusat hingga daerah. Eva menjelaskan, Indonesia belum siap untuk menyelenggarakan Pilkada langsung karena praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) masih sering ditemui, tak terkecuali di tingkat DPRD yang digadang pihak koalisi merah putih bakal menjadi 'eksekutor' Pilkada.
"Indonesia belum saatnya menyelenggarakan Pilkada tak langsung. Indeks korupsi masih buruk. Politisi paling banyak korupnya. Para elite parpol akan cenderung mengutamakan dirinya sendiri," ujar Eva.
Usulan Pilkada tak langsung alias lewat DPRD dinilai prematur lantaran realitas politik masih belum siap. Realitas politik rawan KKN inilah yang mendasari tercetusnya ide penyelenggaraan Pilkada langsung bersamaan dengan gema pekik reformasi belasan tahun lalu.
"Usul tersebut melawan amanat reformasi. Harusnya dilihat catatan mengapa dulu reformasi menghendaki pemilihan langsung, alasan-alasan tersebut masih relevan. KKN juga masih menjadi persoalan serius, partai politik juga belum akuntabel, rakyat masih menginginkan sumber-sumber pemimpin dari luar parpol. Faktanya kandidat-kandidat independen juga banyak yang menang," tutur Eva.