- Beranda
- The Lounge
[MASUK GAN] Akreditasi Universitas/Institusi TIDAK SAMA DENGAN kualitas mahasiswa!
...
TS
gembelelits
[MASUK GAN] Akreditasi Universitas/Institusi TIDAK SAMA DENGAN kualitas mahasiswa!
Sebelum baca isi thread ini, disini ane mau tekankan bahwa yang dibahas di thread ini adalah RELEVANSI ANTARA AKREDITASI DAN KUALITAS SETIAP INDIVIDU MAHASISWANYA, inget, SETIAP mahasiswanya, bukan rata-rata mahasiswa. Dan jg bukan masalah proses asesmen,unsur2 yg menjadi penilaian asesmen,materi perkuliahan dll. dan juga bukan menyamakan kualitas setiap prodi/univ/institusi.monggo dibaca sampai habis biar ga salah paham y
Ane yakin agan-agan semua dah pada tau apa itu akreditasi. yah, akreditasi merupakan refleksi "nilai" dari sebuah program studi yang terdapat di Universitas/Institusi. singkatnya sih, AKREDITASI = STANDARISASI.
Jadi ilustrasinya begini, ada 3 negara (Negara A, B, dan C) yang ikut serta dalam sayembara untuk membuat sebuah ponsel sesuai dengan kemampuan dan teknologi masing-masing negara dan semua negara akan diketuai oleh 1 orang bernama Mr. X. terserah apapun bentuk dan fiturnya, yang diwajibkan adalah ponsel tersebut harus memiliki fitur SMS dan panggilan.
kemudian ponsel tersebut akan dinilai dan diujicoba serta akan dipasarkan ke seluruh dunia. lalu apa indikator ponsel tersebut dapat dikategorikan baik, sedang, atau buruk?
1. Proses pembuatan
2. Jumlah pembuat ponsel
3. Kualitas pembuat ponsel
4. Jumlah ponsel yang dapat dihasilkan selama 6 bulan
5. Kualitas ponsel
6. Manajemen pemasaran ponsel
7. Luas lahan pabrik
dan ternyata ponsel yang dihasilkan setiap negara relatif sama baik itu kualitas software maupun hardware, berikut penampakannya
lah kok sama?jd semuanya dikategorikan baik?tunggu dulu,belum tentu semua dikatakan baik. berdasarkan syarat yang sudah diberikan, berikut penilaian dari setiap negara :
itulah analogi sederhana mengenai akreditasi, dimana mahasiswa dianalogikan sebagai ponsel, dosen pengajar sebagai pembuat ponsel, proses belajar mengajar sebagai proses pembuatan, jumlah wisudawan sebagai ponsel yang diproduksi dalam 6 bulan dan pabrik merupakan refleksi dari Universitas/ Institusi.
jika kita melihat dari analogi diatas, apa yang mempengaruhi kualitas sebuah ponsel?apakah prosesnya?si pembuat?jawabannya 100% YA. ane yakin, kualitas dosen yang mengajar di kampus yang terakreditasi apapun (ntah itu swasta atau negeri) relatif sama dan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. sebenarnya yang lebih penting adalah proses belajar mengajarnya. percuma sebuah kampus yang memiliki media belajar mengajar yang canggih tapi tidak diiringi oleh kemauan kuat mahasiswa itu sendiri.
mana yang lebih bermanfaat?SAMA.
Whiteboard VS Power Point, mana yang lebih efektif?SAMA.
case 1 :
terkadang dalam proses belajar mengajar, seorang dosen memberikan materi berupa file yang dapat di copy seluruh mahasiswa dalam waktu singkat, tapi setelah itu?apakah akan dipelajari?boro-boro,dibaca aja sudah bersyukur, ato jangan2 filenya ga sengaja kehapus gara2 ga cukup space buat ngopy film ato game?
case 2 :
seorang dosen menerangkan sesuatu dan menuliskanya di papan tulis serta menyuruh mahasiswanya mencatat (ane yakin jarang bgd ada yg nyatet
), setelah mencatat apa yang terjadi?mungkin tidak dibaca lg atau bahkan jadi bahan contekan saat ujian
akan tetapi, secara tidak sadar, seseorang yang menuliskan kembali, berarti dia sedang membaca,terlepas dia mengerti,paham, ingat atau tidak apa yang sdh ditulis.
setau ane, tim asesor hanya menilai dari sisi universitas/institusinya (Dosen, fasilitas, dll yang bersifat majemuk) saja dan tidak dengan kualitas mahasiswanya satu persatu. Itulah mengapa akreditasi tidak bisa mewakili kualitas seorang mahasiswa.
pertanyaanya,bagaimana sistem penilaian tim asesor?bagaimana bisa asesor menilai proses pembelajaran di suatu institusi dan menjadi landasan penilaian?apakah kualitas setiap mahasiswa di Universitas tsb hanya dapat diwakilkan oleh satu orang mahasiswa saja?apa hubungan antara jumlah mahasiswa dan akreditasi?apakah kualitas alumni mempengaruhi akreditasi dan mencerminkan seorang yg masih berstatus mahasiswa?lalu apakah fungsi akreditasi di dunia kerja?silahkan ditelaah sendiri y
lalu apa hubungan antara akreditasi dan kualitas mahasiswa?ane rasa itu adalah 2 hal yang berbeda akan tetapi terdapat dalam 1 alur. akreditasi hanya sebuah produk yang sangat kolot dan pemerintah harus membenahi mengenai akreditasi ini. akreditasi harus memiliki standar yang bisa diterima oleh semua pihak dan tidak menggabungkan antara sesuatu yang bersifat personal dan sesuatu yang bersifat majemuk. cukuplah IPK dan skill yang mencerminkani seorang mahasiswa, tidak perlu mencampurkan dengan akreditasi.
ada yg menanyakan ke ane knp buat thread begini, apakah untuk menyemangati dan menjadi pelipur lara buat mahasiswa yg kuliah di akreditasi (maaf) rendah?atau untuk mengkritik SOP HR?atau thread ini merupakan curahan hati ane?maaf, curhat kok di media sosial
jadi tujuan thread ini adalah untuk membakar semangat SELURUH mahasiswa (khususnya) agar pendidikan di Indonesia semakin maju.
trus kenapa masih ada yang memilih kampus terakreditasi C?kl merasa mumpuni harusnya pilih kampus yang terakreditasi B atau A sekalian dong. yah lagi2 itu statement yg mengeneralkan suatu masalah. banyak alasan mengapa seseorang memilih itu, dan ane yakin alasannya pun rasional.
segitu aja dari ane, semoga dunia pendidikan kita semakin maju. #INDONESIABANGKIT
ane ga berharap apa-apa,ane cm berharap kontribusi pemikirannya dari agan2 melalui komen.makasih jg buat yg dah ngasih abu gosok, ijo-ijo dan batanya.
buat yg pengen memberi kontribusinya di bidang pemerintahan, silahkan baca PNS, PNS, PNS
UPDATE & COMMENT DI BAWAH GAN post #5
Quote:
Ane yakin agan-agan semua dah pada tau apa itu akreditasi. yah, akreditasi merupakan refleksi "nilai" dari sebuah program studi yang terdapat di Universitas/Institusi. singkatnya sih, AKREDITASI = STANDARISASI.
Jadi ilustrasinya begini, ada 3 negara (Negara A, B, dan C) yang ikut serta dalam sayembara untuk membuat sebuah ponsel sesuai dengan kemampuan dan teknologi masing-masing negara dan semua negara akan diketuai oleh 1 orang bernama Mr. X. terserah apapun bentuk dan fiturnya, yang diwajibkan adalah ponsel tersebut harus memiliki fitur SMS dan panggilan.
kemudian ponsel tersebut akan dinilai dan diujicoba serta akan dipasarkan ke seluruh dunia. lalu apa indikator ponsel tersebut dapat dikategorikan baik, sedang, atau buruk?
1. Proses pembuatan
2. Jumlah pembuat ponsel
3. Kualitas pembuat ponsel
4. Jumlah ponsel yang dapat dihasilkan selama 6 bulan
5. Kualitas ponsel
6. Manajemen pemasaran ponsel
7. Luas lahan pabrik
dan ternyata ponsel yang dihasilkan setiap negara relatif sama baik itu kualitas software maupun hardware, berikut penampakannya
Spoiler for Ponsel:
lah kok sama?jd semuanya dikategorikan baik?tunggu dulu,belum tentu semua dikatakan baik. berdasarkan syarat yang sudah diberikan, berikut penilaian dari setiap negara :
Spoiler for Negara A:
Spoiler for Negara B:
Spoiler for Negara C:
Spoiler for Pemenang:
itulah analogi sederhana mengenai akreditasi, dimana mahasiswa dianalogikan sebagai ponsel, dosen pengajar sebagai pembuat ponsel, proses belajar mengajar sebagai proses pembuatan, jumlah wisudawan sebagai ponsel yang diproduksi dalam 6 bulan dan pabrik merupakan refleksi dari Universitas/ Institusi.
jika kita melihat dari analogi diatas, apa yang mempengaruhi kualitas sebuah ponsel?apakah prosesnya?si pembuat?jawabannya 100% YA. ane yakin, kualitas dosen yang mengajar di kampus yang terakreditasi apapun (ntah itu swasta atau negeri) relatif sama dan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. sebenarnya yang lebih penting adalah proses belajar mengajarnya. percuma sebuah kampus yang memiliki media belajar mengajar yang canggih tapi tidak diiringi oleh kemauan kuat mahasiswa itu sendiri.
Spoiler for Book VS Ebook:
mana yang lebih bermanfaat?SAMA.
Spoiler for Whiteboard VS Power Point:
Whiteboard VS Power Point, mana yang lebih efektif?SAMA.
Spoiler for Notebook VS Notepad:
case 1 :
terkadang dalam proses belajar mengajar, seorang dosen memberikan materi berupa file yang dapat di copy seluruh mahasiswa dalam waktu singkat, tapi setelah itu?apakah akan dipelajari?boro-boro,dibaca aja sudah bersyukur, ato jangan2 filenya ga sengaja kehapus gara2 ga cukup space buat ngopy film ato game?
case 2 :
seorang dosen menerangkan sesuatu dan menuliskanya di papan tulis serta menyuruh mahasiswanya mencatat (ane yakin jarang bgd ada yg nyatet
), setelah mencatat apa yang terjadi?mungkin tidak dibaca lg atau bahkan jadi bahan contekan saat ujian akan tetapi, secara tidak sadar, seseorang yang menuliskan kembali, berarti dia sedang membaca,terlepas dia mengerti,paham, ingat atau tidak apa yang sdh ditulis.
setau ane, tim asesor hanya menilai dari sisi universitas/institusinya (Dosen, fasilitas, dll yang bersifat majemuk) saja dan tidak dengan kualitas mahasiswanya satu persatu. Itulah mengapa akreditasi tidak bisa mewakili kualitas seorang mahasiswa.
pertanyaanya,bagaimana sistem penilaian tim asesor?bagaimana bisa asesor menilai proses pembelajaran di suatu institusi dan menjadi landasan penilaian?apakah kualitas setiap mahasiswa di Universitas tsb hanya dapat diwakilkan oleh satu orang mahasiswa saja?apa hubungan antara jumlah mahasiswa dan akreditasi?apakah kualitas alumni mempengaruhi akreditasi dan mencerminkan seorang yg masih berstatus mahasiswa?lalu apakah fungsi akreditasi di dunia kerja?silahkan ditelaah sendiri y
lalu apa hubungan antara akreditasi dan kualitas mahasiswa?ane rasa itu adalah 2 hal yang berbeda akan tetapi terdapat dalam 1 alur. akreditasi hanya sebuah produk yang sangat kolot dan pemerintah harus membenahi mengenai akreditasi ini. akreditasi harus memiliki standar yang bisa diterima oleh semua pihak dan tidak menggabungkan antara sesuatu yang bersifat personal dan sesuatu yang bersifat majemuk. cukuplah IPK dan skill yang mencerminkani seorang mahasiswa, tidak perlu mencampurkan dengan akreditasi.
Quote:
ada yg menanyakan ke ane knp buat thread begini, apakah untuk menyemangati dan menjadi pelipur lara buat mahasiswa yg kuliah di akreditasi (maaf) rendah?atau untuk mengkritik SOP HR?atau thread ini merupakan curahan hati ane?maaf, curhat kok di media sosial
jadi tujuan thread ini adalah untuk membakar semangat SELURUH mahasiswa (khususnya) agar pendidikan di Indonesia semakin maju.
Quote:
trus kenapa masih ada yang memilih kampus terakreditasi C?kl merasa mumpuni harusnya pilih kampus yang terakreditasi B atau A sekalian dong. yah lagi2 itu statement yg mengeneralkan suatu masalah. banyak alasan mengapa seseorang memilih itu, dan ane yakin alasannya pun rasional.
segitu aja dari ane, semoga dunia pendidikan kita semakin maju. #INDONESIABANGKIT
ane ga berharap apa-apa,ane cm berharap kontribusi pemikirannya dari agan2 melalui komen.makasih jg buat yg dah ngasih abu gosok, ijo-ijo dan batanya.
KOMEN KASKUSER
Spoiler for komeng:
Quote:
Quote:
Original Posted By fidelite►Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (Sumber).
Melihat kutipan di atas, akreditasi dapat digunakan oleh masyarakat menilai akuntabilitas suatu satuan pendidikan dengan standar yang sama, sehingga dapat melindungi masyarakat dari penyelenggaraan program studi yang tidak standar.
Dalam akreditasi, ada banyak hal yang dinilai, sebagai contoh, standar yang dinilai dalam akreditasi program sarjana adalah:
Jika melihat pada standar Mahasiswa dan Lulusan, yang dinilai adalah
IMHO, melihat elemen penilaian di atas, memang yang dinilai secara 'universal',
jadi memang tidak ada hubungan antara akreditasi kampus terhadap kualitas mahasiswa secara individual. Namun, akreditasi tetap diperlukan untuk menjamin akuntabilitas suatu satuan pendidikan.
Mengenai melamar pekerjaan, saya pernah mendengar ungkapan Anies Baswedan begini 'IPK bagus hanya mengantarmu sampai meja wawancara saja'. Jadi, sisanya memang kita yang harus bertanggung jawab Gan
.
Melihat kutipan di atas, akreditasi dapat digunakan oleh masyarakat menilai akuntabilitas suatu satuan pendidikan dengan standar yang sama, sehingga dapat melindungi masyarakat dari penyelenggaraan program studi yang tidak standar.
Dalam akreditasi, ada banyak hal yang dinilai, sebagai contoh, standar yang dinilai dalam akreditasi program sarjana adalah:
Spoiler for Standar:
SumberJika melihat pada standar Mahasiswa dan Lulusan, yang dinilai adalah
Quote:
IMHO, melihat elemen penilaian di atas, memang yang dinilai secara 'universal',
jadi memang tidak ada hubungan antara akreditasi kampus terhadap kualitas mahasiswa secara individual. Namun, akreditasi tetap diperlukan untuk menjamin akuntabilitas suatu satuan pendidikan.
Mengenai melamar pekerjaan, saya pernah mendengar ungkapan Anies Baswedan begini 'IPK bagus hanya mengantarmu sampai meja wawancara saja'. Jadi, sisanya memang kita yang harus bertanggung jawab Gan
.Quote:
Quote:
Original Posted By anger29►setuju banget sama TS mengenai hal ini
v
KESIMPULAN : faktor terbesar yang mempengaruhi dari kualitas seorang mahasiswa adalah proses, seleksi penerimaan merupakan langkah awal yang harus dipertanggung jawabkan
tapi klo mengenai pertanyaan agan mengapa setiap perusahaan menetapkan sebuah standar dengan standar yg majemuk/heterogen seperti halnya akreditasi fakultas atau universitas mungkin gini gan pemikiran ane "
"
iyap kenapa perusahaan menetapkan sebuah standar yg majemuk seperti hal nya akreditasi dalam proses penerimaan calon pegawai nya yg padahal dijalani oleh setiap individu adalah karena dalam proses screening perusahaan, HRD tidak mungkin mengakomodasi keinginan calon pelamar yg jumlahnya sangat banyak gan, dengan kata lain penetapan standar seperti ini adalah cara termudah bagi perusahaan atau instansi untuk bisa mendeskripsikan apakah lulusan tersebut berasal dari universitas dengan citra yg baik atau tidak sehingga setidaknya resiko untuk meloloskan kandidat yg tidak kompeten menjadi semakin kecil (walaupun tetep relatif seperti kata TS), atau secara tidak langsung penetapan standar akreditasi sebagai suatu bagian dalam proses penerimaan calon pegawai didasarkan pada pengetahuan perusahaan tentang pihak "BAN-PT" sebagai lembaga yang kredibel dalam menilai baik atau tidaknya sebuah fakultas atau universitas dengan indikator2 yg telah ditetapkan berdasarkan pada catatan historical atau track record penerimaan calon pegawai yg sudah2 memberikan impact positif bagi perusahaan (entah pegawainya kerjanya bagus, cekatan, pintar, dll pokoknya), tapi bisa juga lho gan apabila misal pegawai2 disebuah perusahaan tsb berawal dari beberapa almamater yg sama dan kebetulan almamaternya ber akreditasi "A", berarti secara tidak langsung mereka juga mengamati proses perkuliahan mereka masalalu di kampus bagaimana cara kampus ber akreditasi "A" tsb memproduksi mahasiswa2 yg kompeten, dan akhirnya hal tersebut mereka jadikan tolok ukur deh untuk proses penerimaan calon pegawai perusahaan mereka di tahap administrasi....
yup mungkin seperti itu gan seperti yang ane jelasin diatas, itu menurut ane aja sih, knp perusahaan membuat standar akreditasi seperti itu pada penerimaan calon pegawai pada tahap administrasi karena itu semua bermuara pada apa yg perusahaan yakini gan, terlebih kita juga perlu tau essensi dari seleksi adminsitrasi adalah untuk menyeleksi kandidat agar pada tahapan seleksi selanjutnya didapatkan kandidat2 yg berkualitas sehingga gak memakan waktu dan anggaran lebih, tentunya pendapat ane tadi gak bermaksud mendiskriminasi fakultas atau universitas yang berakreditasi dibawah A.
lagi pula masih banyak jg kok gan perusahaan yg gak melihat akreditasi sebagai syarat awal penerimaan calon pegawai perusahaannya
.
v
KESIMPULAN : faktor terbesar yang mempengaruhi dari kualitas seorang mahasiswa adalah proses, seleksi penerimaan merupakan langkah awal yang harus dipertanggung jawabkan
tapi klo mengenai pertanyaan agan mengapa setiap perusahaan menetapkan sebuah standar dengan standar yg majemuk/heterogen seperti halnya akreditasi fakultas atau universitas mungkin gini gan pemikiran ane "
"iyap kenapa perusahaan menetapkan sebuah standar yg majemuk seperti hal nya akreditasi dalam proses penerimaan calon pegawai nya yg padahal dijalani oleh setiap individu adalah karena dalam proses screening perusahaan, HRD tidak mungkin mengakomodasi keinginan calon pelamar yg jumlahnya sangat banyak gan, dengan kata lain penetapan standar seperti ini adalah cara termudah bagi perusahaan atau instansi untuk bisa mendeskripsikan apakah lulusan tersebut berasal dari universitas dengan citra yg baik atau tidak sehingga setidaknya resiko untuk meloloskan kandidat yg tidak kompeten menjadi semakin kecil (walaupun tetep relatif seperti kata TS), atau secara tidak langsung penetapan standar akreditasi sebagai suatu bagian dalam proses penerimaan calon pegawai didasarkan pada pengetahuan perusahaan tentang pihak "BAN-PT" sebagai lembaga yang kredibel dalam menilai baik atau tidaknya sebuah fakultas atau universitas dengan indikator2 yg telah ditetapkan berdasarkan pada catatan historical atau track record penerimaan calon pegawai yg sudah2 memberikan impact positif bagi perusahaan (entah pegawainya kerjanya bagus, cekatan, pintar, dll pokoknya), tapi bisa juga lho gan apabila misal pegawai2 disebuah perusahaan tsb berawal dari beberapa almamater yg sama dan kebetulan almamaternya ber akreditasi "A", berarti secara tidak langsung mereka juga mengamati proses perkuliahan mereka masalalu di kampus bagaimana cara kampus ber akreditasi "A" tsb memproduksi mahasiswa2 yg kompeten, dan akhirnya hal tersebut mereka jadikan tolok ukur deh untuk proses penerimaan calon pegawai perusahaan mereka di tahap administrasi....
yup mungkin seperti itu gan seperti yang ane jelasin diatas, itu menurut ane aja sih, knp perusahaan membuat standar akreditasi seperti itu pada penerimaan calon pegawai pada tahap administrasi karena itu semua bermuara pada apa yg perusahaan yakini gan
, terlebih kita juga perlu tau essensi dari seleksi adminsitrasi adalah untuk menyeleksi kandidat agar pada tahapan seleksi selanjutnya didapatkan kandidat2 yg berkualitas sehingga gak memakan waktu dan anggaran lebih, tentunya pendapat ane tadi gak bermaksud mendiskriminasi fakultas atau universitas yang berakreditasi dibawah A.lagi pula masih banyak jg kok gan perusahaan yg gak melihat akreditasi sebagai syarat awal penerimaan calon pegawai perusahaannya
.Quote:
Original Posted By tiketstore►Tambahan dari ane gan : Mahasiswa di Indonesia mesti banyakan praktek dibandingkan Teori, karena Dunia Kerja selain Nilai Akademis yg diperlukan, tp Skill jg diperhitungkan.. 
Quote:
Quote:
Quote:
buat yg pengen memberi kontribusinya di bidang pemerintahan, silahkan baca PNS, PNS, PNS
Quote:
UPDATE & COMMENT DI BAWAH GAN post #5
Diubah oleh gembelelits 21-08-2014 10:54
tien212700 memberi reputasi
1
130.3K
994
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.7KThread•82.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru