JAKARTA (voa-islam.com) - Dua hari lalu (24/7) koran Harian Kompas menurunkan berita utama dengan judul yang bombastis: "Dunia Menyambut Jokowi-JK". Isi beritanya diracik sedemikian rupa untuk meyakinkan pembaca tentang sederet nama pemimpin tersohor dunia telah mengakui kemenangan Jokowi-JK.

Di awal ulasan berita, kompas menulis: Joko Widodo mengatakan telah menerima ucapan selamat secara langsung dari sejumlah pemimpin negara asing.

“Tadi pagi, Perdana Menteri Singapura menelepon langsung. Perdana Menteri Australia juga menelepon saya. Kami ingin memperkuat lagi hubungan Indonesia dengan negara-negara tersebut,” kata dia.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pernyataan resminya menyatakan, “Melalui pemilu yang bebas dan adil ini, rakyat Indonesia sekali lagi memperlihatkan komitmen terhadap demokrasi...”

Sebagai pembaca setia Kompas, tentu akan bertanya: Mengapa Jokowi membutuhkan pengaruh berupa pengakuan pemimpin dunia untuk menegaskan dirinya telah terpilih sebagai presiden...?

Tapi rasanya sulit untuk dipercaya bahwa orang nomor satu di Gedung Putih dan para pemimpin dunia terkait telah menyampaikan dukungan kepada Jokowi. Apalagi yang memberitakan hal itu adalah kompas yang jelas-jelas merupakan corong utama pendukung capres boneka alias Jokowi.

Selain itu, sampai sejauh ini berbagai pihak telah meminta kompas dan Jokowi untuk membuktikan tentang klaim mereka tersebut. Desakan atas perlunya kejujuran berita adalah hal yang wajar agar pembaca tidak menjadi korban penipuan opini yang menyesatkan.

Maklum, Jokowi terlancur di kenal sebagai figur pembohong dan Kompas tak lebih adalah bagian dari perpanjangan kepentingan asing. Tegasnya, keduanya sulit untuk dipercaya !

Jadi sekali lagi, opini yang digulirkan oleh kompas dan Jokowi tidak lebih merupakan bentuk kepanikan mereka dalam menghadapi suara mayoritas rakyat yang kian menolak Capres Boneka hasil pemilu curang. Demikian rilis Faizal Assegaf, Ketua Progres 98 kepada voa-islam.com.