xplace
TS
xplace
Jokowi, Anda Tidak Berpihak Kepada Buruh Outsourcing!
Thread Pertama Ane Gan. jangan ditimpuk ya Gan...emoticon-Malu (S)

Ane maaf kalau Copas.. Secara ane Juga Outsourcing BUMN ( Ane S2 Gan ) Cuman nasibnya ane emoticon-Turut Berduka
Ingin tanya Pendapat Agan2 dan Sista sekalian... Soal OUTSOURCING dan Presiden

Ane Ngambil link , Dibawah ini dari
Sumber ini gan
http://politik.kompasiana.com/2014/0...ng-653287.html

'Jokowi seharusnya dapat lebih bersikap cerdas, karena beliau ini kan seorang calon presiden untuk dapat terpilih 9 Juli nanti. Sepatutnya setiap komentar, tanggapan atau apapun yang dilakukan oleh seorang Jokowi saat-saat ini hingga hari pemilihan nanti semua bermuara atas dasar kesejahteraan rakyat terutama kaum marginal, jangan malah sebaliknya menyakiti hati mereka.

Saat Hari Buruh, Kamis (1/5/2014), jika Jokowi memang cerdas, seharusnya membuat statement yang menyejukkan hati para buruh yang sedang melakukan aksi unjuk rasa, buat saja statement bahwa pro buruh, akan memperjuangkan nasib buruh, malah tambahkan saja bumbu manis penyedap seperti nanti Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan akan ditinjau ulang terutama untuk pasal 64, 65 dan 66 akan dihapus.

Kenapa sih Jokowi tidak bisa belajar dari calon presiden tetangga sebelah kanan, bicara atau berjanji nanti jika terpilih, desa-desa di seluruh Indonesia akan ‘diguyur’ dana bantuan desa sebesar 1 (satu) milyard setiap tahunnya, berjanji kepada petani dan nelayan untuk membantu modal kerja setiap bulannya, berjanji akan melenyapkan semua jenis suap di lapisan jenderal, hakim, jaksa, dan seluruh lapisan birokrasi lain di negeri ini.

Kenapa sih juga Jokowi tidak bisa belajar dari calon presiden tetangga sebelah kiri, bicara atau berjanji nanti jika terpilih, tidak boleh ada lagi anak-anak petani, nelayan, tukang becak, buruh pabrik, orang-orang miskin, yang tidak jadi sarjana. Berjanji akan menghapus semua biaya sekolah dari SD hingga SMA, berjanji jika orang miskin sakit maka akan dapat berobat seperti orang kaya.

Apa susahnya untuk berjanji, bukankah malah Jokowi sudah dianggap mengingkari janji karena akan meninggalkan Jakarta karena belum 5 tahun menjabat sebagai Gubernur, jadi kalau sekarang untuk kepentingan pemilihan 9 Juli nanti berjanji yang manis-manis lagi kan tidak ada masalah, malah dampaknya akan positif jika rakyat terbuai dengan janji-janji tersebut, kesempatan menang terpilih sebagai presiden akan semakin besar.

Contoh calon presiden tetangga sebelah kanan, Kamis (1/5/2014) saat menghadiri aksi unjuk rasa para buruh di Gelora Bung Karno (GBK), dihadiri oleh sekitar 100.000 buruh, sambil memegang kertas berisi catatan 10 tuntutan dari buruh, berorasi berapi-api sambil terus mengacung-acungkan kertas tersebut berdiri di atas podium dan berkata sangat semangat.

“ini (10 tuntutan buruh) harus diperjuangkan!”, “ini akan saya perjuangkan!”, “ini adalah permintaan yang lumrah dari buruh yang harus kita perjuangkan!”, berulang-ulang dikatakan. Bahkan calon presiden tetangga sebelah kanan tersebut juga berjanji jika terpilih, akan membelikan parfum untuk buruh agar ketiak para buruh jangan sampai bau karena keringat.

Walau jika melihat isi daripada 10 tuntutan buruh tersebut, adalah tidak mudah untuk dilaksanakan, karena tuntutannya adalah;

1. Naikkan upah minimum 2015 sebesar 30 persen dan Revisi KHL menjadi 84 item,
2. Tolak penangguhan upah minimum,
3. Jalankan Jaminan Pensiun Wajib bagi buruh pada Juli 2015,
4. Jalankan Jaminan Kesehatan seluruh rakyat dengan cara cabut Permenkes 69/2013 tentang tarif, serta ganti INA CBG’s dengan Fee For Service, audit BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan,
5. Hapus outsourcing, khususnya outsourcing di BUMN dan pengangkatan sebagai pekerja tetap seluruh pekerja outsourcing,
6. Sahkan RUU PRT dan Revisi UU Perlindungan TKI No 39/2004,
7. Cabut UU Ormas ganti dengan RUU Perkumpulan,
8. Angkat pegawai dan guru honorer menjadi PNS, serta subsidi Rp 1 juta per orang per bulan dari APBN untuk guru honorer,
9. Sediakan transportasi publik dan perumahan murah untuk buruh,
10. Jalankan Wajib Belajar 12 Tahun dan beasiswa untuk anak buruh hingga perguruan tinggi.

Jokowi, bukannya meniru calon presiden tetangga sebelah kanan tersebut, Kamis (1/5/2014), malah hanya berkunjung ke rumah seorang buruh yang sedang sakit, Jokowi-pun hanya membantu buruh tersebut dengan uang sebesar Rp 50.000,- yang dikumpulkan bersama-sama yang hadir saat itu. Kemudian Jokowi berkomentar; “Daripada buruh berdemo, lebih baik ongkos berdemo dikumpulkan untuk membeli mobil ambulan, ada gunanya bagi teman-teman buruh yang membutuhkan”.

Lebih parah lagi saat ada wartawan menanyakan tentang pekerja alih daya (outsourcing), yang menjadi tuntutan terbesar buruh untuk dihapuskan, tanggapan Jokowi malah mengatakan; “Kembali kepada undang-undangnya, kita harus menghormati undang-undang. Jika saya terpilih nanti menjadi presiden, saya memimpin berlandaskan undang-undang dan konstitusi yang berlaku”.

Wajar saja, karena Jokowi tidak mau berjanji manis-manis, bahkan komentar-komentarnya seakan tidak berpihak kepada tuntutan para buruh, maka saat unjuk rasa Hari Buruh, Kamis (1/5/2014), ratusan ribu buruh di GBK, bersama dengan ‘presiden’-nya Said Iqbal, bersama dengan calon presiden tetangga sebelah kanan, berteriak nyaring mengatakan berulang-ulang; “Jangan pilih Jokowi pada Pilpres 2014″, wajarlah karena Jokowi tidak mau berjanji manis kepada mereka.

Calon presiden tetangga sebelah kanan sudah banyak berjanji, walau rasanya janji-janji tersebut tidak masuk akal, tetapi masih saja nekat berjanji. Bagaimana nanti merealisasikan janji-janji tersebut ya? Apakah berencana melakukan sistem pemerintahan yang otoriter supaya janji-janji tersebut dapat terealisasi? Atau misalkan janji-janji tersebut tidak dapat direalisasikan, dengan sistem pemerintahan yang otoriter, tidak mungkin para buruh berani menagihnya kan?

Calon presiden tetangga sebelah kiri juga sudah banyak berjanji, janjinya masuk akal karena saat inipun beberapa janji-janji tersebut sudah mulai direalisasikan oleh pemerintahan saat ini yang akan ’selesai’ bulan Oktober nanti. Yang menjadi masalah adalah apakah benar calon presiden tetangga sebelah kiri ini akan mau merealisasikan janji-janjinya sementara janji-janji kepada rakyat di Porong Sidoarjo, Surabaya, hingga saat ini saja masih angan-angan tanpa kejelasan.

Calon presiden Jokowi sendiri bagaimana dengan janji-janjinya? Sayangnya Jokowi tidak banyak berjanji, apalagi yang manis-manis. Lihat saja, mau mengajak berkoalisasi tapi tidak mau bagi-bagi kursi kekuasaan, Jokowi maunya bekerja sama untuk kemajuan negeri. Ditanya tentang undang-undang ketenagakerjaan tentang outsourcing, malah mengatakan jika beliau terpilih akan memerintah berlandaskan undang-undang dan konstitusi yang berlaku, bahkan katanya akan me-“revolusi mental” seluruh rakyat Indonesia!

Susahnya lagi, Jokowi tidak mau banyak bicara, jadi susah juga berharap beliau untuk berjanji, lalu kita sebagai pemilih harus bagaimana? Ya tanyakan saja kepada hati kita sendiri, apakah ingin memilih calon pemimpin yang janjinya tidak masuk akal, terlihat arogan dan terkesan otoriter? Atau calon pemimpin yang berjanji tetapi membuat harapan rakyat terkatung-katung hingga kini?

Atau Jokowi, yang walaupun janjinya irit, berkomentar kadang terkesan tidak memihak, tetapi kenyataan membuktikan sangat peduli dan perhatian kepada rakyat dan negeri ini dengan kerja dan nyata. Lebih baik tanyakan lagi ke dalam hati, karena biasanya hati tidak mau berbohong, bisa saja pikiran dan mulut kita mengatakan lain tetapi hati akan berkata jujur siapa sebenarnya calon presiden yang layak kita pilih di 9 Juli 2014 nanti. Tidak percaya? Tanyakan saja hati anda.
0
6.3K
145
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & Caleg
icon
22.5KThread3.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.