Dilema PPG untuk Para Mahasiswa Kependidikan
PPG atau program profesi guru yang merupakan program tambahan untuk para calon guru. Bagi calon guru yang mengikuti PPG akan mendapatkan gelar profesi guru yaitu Gr.

Dulu pernah ada A4 yaitu program dimana lulusan non kependidikan jika mengiginkan menjadi guru harus menempuh program ini. Tetapi jika lulusan kependidikan tidak perlu untuk menempuh program ini untuk mengajar. bedanya dengan PPG adalah semua jurusan kependidikan maupun non kependidikan jika ingin mengajar harus mengikuti program ini. Ini cukup membingungkan terutama mahasiswa kependidikan tentang fungsi dan tujuan dari PPG. Apalagi dalam perkuliahan mereka sudah mendapatkan mata kuliah tentang kependidikan.

PPG memang sudah tidak bisa dihindarkan lagi, tetapi banyak mahasiswa yang masih bigung dalam penerapan PPG dan manfaat dari PPG dikemudain hari. PPG pun menjadikan banyak perbincangan di kalangan mahasiswa sendiri. Bahkan tidak sedikit dari mahasiswa yang merasa terbebani dengan adanya PPG.

Terlebih mahasiswa yang berasal dari program kependidikan, tidak sedikit dari kalangan mahasiswa yang bingung akan melanjutkan pada jalur itu atau pun tidak. Walaupun program tersebut sudah ditetapkan tetapi banayk dari mahasiswa yang merasa ragu untuk menjadi seorang guru jika harus menempuh PPG yang akan menambah waktu belajar sekitar 1 tahun.

Waktu 1 tahun dinilai cukup lama dan akan memperpanjang masa dari mahasiswa untuk dapat berkarya di masyarakat. Bukan hanya itu banyak dari mahasiswa yang merasa akan lebih lama membebani orang tua jika harus menambah PPG 1 tahun.

Bukan hanya dari segi waktu banyak juga yang mengeluh tentang adanya biaya yang harus dikeluarkan jika mengikuti PPG. Biaya tersebut cukup menjadi suatu beban tersendiri. Biaya yang bisa dibilang mahal membuat para mahasiswa harus berpikir 2 sampai 3 kali untuk mengikuti program tersebut.

Dengan banyaknya hal yang membebani tersebut terlebih mahasiswa juga masih bingung dalam memahami manfaat dan tujuan dari program tersebut.

Dilema PPG untuk Para Mahasiswa Kependidikan

Mulai wisuda periode Juni 2014 dan seterusnya Perguruan Tinggi tidak mengeluarkan Akta Mengajar (Akta IV) bagi lulusan FKIP, sehingga mulai wisuda perioden ini semua lulusan S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta sudah tidak mendapatkan Akta Mengajar (Akta IV) lagi, keputusan ini diambil atas dasar surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor : 127 / E. E4 / MI / 2014. tentang Sertifikat Pendidik tertanggal 10 Pebruari 2014. Sehingga persyaratan untuk perekrutan calon guru wajib disesuaikan dengan ketentuan undang-undang yaitu memiliki Sertifikat Pendidik dan bukan Akta Mengajar (Akta IV), detail surat tersebut bisa diunduh disini